Topswara.com -- Tingginya uang kuliah tunggal (UKT) menjadi problem setiap awal tahun pembelajaran. Sebab, tiap tahun akan banyak pelajar yang akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. UKT menjadi salah satu batu sandungan yang merintangi para calon mahasiswa untuk mengenyam pendidikan.
Permendikbud Nomor 2 tahun 2024 menjadi salah satu penyebab UKT semakin mahal, di mana Kemendikbud dalam Pasal 7 memberikan kewenangan ke masing-masing universitas untuk menerapkan tarif UKT lebih besar dari biaya kuliah tunggal (BKT).
Beberapa perguruan tinggi menaikkan UKT, di antaranya: UNS (Universitas Sebelas Maret), UB (Universitas Brawijaya), UNY (Universitas Negeri Yogyakarta), dan ITS (Institut Teknologi Sepuluh November). Kenaikan UKT tak ayal membuat sebagain mahasiswa pesimis untuk bisa menuntaskan pendidikannya.
Universitas Sebelas Maret di Fakultas Kedokteran, UKT tertinggi sebelumnya adalah Rp 21.815.000 (golongan 8), sedangkan tahun ini menjadi Rp Rp 30 juta (golongan 9). UKT tertinggi di Fakultas Kedokteran UB tahun 2023 adalah sebesar Rp 23.450.000 (golongan 6).
Tahun ini, UKT tertinggi di Fakultas Kedokteran UB adalah Rp 33.500.000 (golongan 12). Universitas Negeri Yogyakarta, UKT tertinggi tahun 2023 adalah golongan 10 yaitu Rp 7.515.000,00-Rp 9.655.000,00. Akan tetapi tahun 2024 terjadi kenaikan menjadi 14 juta. UKT tertinggi di ITS awalnya 6 juta, namun tahun ini menjadi 7 juta (detik.com, 23/05/2024).
Memang pemerintah telah meluncurkan beasiswa untuk mahasiswa perguruan tinggi. Berdasarkan data Kemendikbud, sejak 2020 hingga 2024, pemerintah telah merealisasikan program KIP-K (Kartu Indonesia Pintar Kuliah) sebesar Rp 46,8 triliun yang telah menjangkau 3.906.120 mahasiswa berprestasi dan kurang mampu di tingkat perguruan tinggi agar dapat melanjutkan kuliahnya tanpa perlu memikirkan biaya perkuliahan atau UKT lagi (detiknews, 21/05/2024).
Pemerintah mengklaim telah mengcover 30 persen mahasiswa negeri ini untuk bisa kuliah lewat KIP-K. Itu berarti masih ada PR terhadap 70 persen mahasiswa lagi. Ini adalah jumlah yang banyak. Lebih dari itu mahasiswa yang mendapat beasiswa sejatinya tetap tidak cukup untuk biaya makan, kos dan transportasi.
Sebenarnya tingginya UKT disebabkan mindset sekuler kapitalis dalam pengaturan negara. Di mana sistem sekuler dengan good governance-nya memastikan pemerintah sebagai regulator dan swasta sebagai fasilitator dalam semua hajat hidup rakyat.
Adanya Perjanjian GATS tahun 1994 (General Agreement on Trade in Services) pendidikan menjadi salah satu dari 12 sektor jasa yang diperdagangkan termasuk kesehatan, keuangan, transportasi, lingkungan, dan lain-lain. Tak ayal pendidikan menjadi komoditas bisnis untuk meraup keuntungan bukan wujud pelayanan rakyat.
Sehingga wajar mindset kapitalis semakin kaya seseorang maka beban biaya kuliah, biaya pajak, dan asuransi kesehatannya makin besar.
Hal ini berbeda total dengan konsep Islam bahwa negara adalah pengatur urusan rakyat secara mendasar dan menyeluruh. Negara yang bertanggung jawab atas pemenuhan sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan dan keamanan rakyat.
Pelayanan ini diberikan kepada rakyat secara gratis, baik kaya maupun miskin. Islam tidak membedakan kaya dan miskin dalam pelayanan fasilitas pendidikan sebab mereka semua adalah warga negara yang wajib diriayah dengan aturan Islam.
Rasulullah SAW bersabda: "Imam/khalifah adalah pengurus dan ia bertanggung jawab terhadap rakyat diurusnya" (HR. Muslim dan Ahmad)
Dalam bukunya, Sumbangan peradaban Islam untuk Dunia karangan Prof.Dr. Raghib As-Sirjani, beliau menuliskan bahwa islam menjadikan ilmu sebagai asas kehidupan. Islam memerintahkan mereka untuk memuliakan para ilmuwan (dan orang yang mencari ilmu) sampai pada derajat yang disabdakan Nabi: "Siapa yang memilih jalan menuntut ilmu, niscaya Allah akan membuka jalan baginya menuju surga" (HR.Abu Dawud).
Wajar pada masa Islam para khalifah memberikan perhatian penuh dalam bidang ini. Pendidikan diberikan gratis dan para pengajarnya dimuliakan dan mendapat gaji yang besar. Di masa kekhilafahan Abbasiyah, gaji pengajar dan ulama setara dengan gaji muadzin yaitu 1000 dinar pertahun.
Jika dikurskan maka nilainya setara dengan 5,5 Miliar per tahun atau 460-an juta rupiah per bulan. Sungguh ini nominal yang sangat fantastis.Tidak sampai disitu gaji para pelajar selain mendapatkan pendidikan gratis mereka juga mendapatkan beasiswa.
Islam mampu memberikan pelayanan terbaik terhadap rakyat termasuk dalam pendidikan karena keuangan negara ditopang oleh siswa ekonomi yang kuat. Islam memastikan bahwa kekayaan alam milik umat dan negara mengelolanya untuk kepentingan umat.
Sumber daya alam yang melimpah menjadikan negara selalu memiliki harta dalam mengurus umat termasuk menyejahterakan rakyat. []
Oleh: Nurjanah Sitanggang
(Aktivis Muslimah)
0 Komentar