Topswara.com -- Stunting masih menjadi masalah yang penting untuk segera diatasi. Anak-anak yang kekurangan gizi masih banyak jumlahnya di negeri ini. Butuh penanganan yang tepat agar stunting benar-benar bisa nihil.
Stunting juga masih menjadi masalah di Kota Madiun. Ratusan anak di kita ini mengalami kekurangan gizi. Sungguh miris, di tengah maraknya pembangunan di kota yang kini terkenal dengan berbagai ikon dunianya ini masih banyak anak yang kurang gizi.
Pemerintah Kota Madiun terus berupaya untuk mengatasi stunting. Meski angkanya telah turun sejak Februari lalu, tetapi jumlah kasusnya masih tinggi. Menurut data, angka stunting di Kota Madiun turun sekitar 4-5 persen, yakni dari 360 kasus menjadi 320 kasus.
Karena itu, penanganan kasus stunting di Kota Madiun akan diklasterkan atau dikelompokkan menurut data. Dinkes setempat juga berupaya mendorong adanya kolaborasi antara organisasi perangkat daerah. Rencananya pemberian kudapan bergizi selama 120 hari kepada sasaran akan dilaksanakan oleh puskesmas. (radarmadiun.jawapos.com, 19/8/2024)
Stunting dan Kemiskinan
Upaya ini bisa saja dilakukan, tetapi perlu diingat bahwa masalah stunting adalah masalah yang disebabkan oleh faktor multidimensi. Artinya, stunting tidak hanya berkaitan dengan masalah gizi buruk, tetapi juga masalah kemiskinan, pengasuhan, pendidikan, dan akses kepada layanan kesehatan dan air bersih yang terbatas.
Bisa dikatakan bila stunting erat dengan kemiskinan. Dalam banyak kasus, kondisi ekonomi keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan lebih rentan dan berisiko mengalami stunting. Keluarga yang berada dalam kemiskinan kesulitan dalam memenuhi gizi dan nutrisi seimbang bagi ibu dan bayi.
Kemiskinan juga membuat mereka sulit menjangkau layanan kesehatan, sanitasi yang layak, dan air bersih. Oleh karena itu, berbicara penurunan stunting, maka kita harus mencermati akar munculnya gizi buruk, buruknya sanitasi, infrastruktur kesehatan yang kurang memadai, pendidikan atau literasi rendah, dan sebagainya. Ketika dicermati, ternyata semua itu bermuara pada peran negara sebagai pelayan rakyat.
Buruknya Pengurusan Negara
Stunting sejatinya merupakan gambaran atau hasil dari buruknya pengurusan negara terhadap rakyat. Penerapan sistem kapitalisme menyebabkan negara salah membuat kebijakan sehingga justru menghasilkan kemiskinan, kelaparan, dan buruknya kesehatan generasi.
Dalam sistem kapitalisme saat ini, peran negara sangat diminimalisir. Banyak tanggung jawab negara yang kemudian dialihkan ke swasta yang bermindset bisnis. Akibatnya, segala aspek dihitung untung rugi. Negara seperti berbisnis dengan rakyatnya. Tidak heran bila kesehatan dan pendidikan menjadi mahal. Kalau mau menikmatinya, rakyat harus punya duit yang banyak.
Selain itu, pembangunan yang bersifat kapitalistik juga sangat merugikan rakyat. Di mana pembangunan ini sejatinya hanya untuk kemaslahatan pemilik modal, bukan untuk rakyat. Pembangunan didanai oleh investor atau swasta sehingga tentu saja harus memberi keuntungan kepada pemilik modal tersebut. Rakyat harus membayar bila ingin menikmati berbagai fasilitas yang ada, bahkan dengan harga yang mahal.
Jangan heran bila pembangunan marak di mana-mana, tetapi perekonomian rakyat tetap begitu-begitu saja. Ini karena pembangunan tidak berparadigma untuk memudahkan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Justru, rakyat makin sulit dengan berbagai ongkos yang makin mahal dan kebutuhan makin meningkat, tetapi penghasilan tetap.
Dengan penghasilan yang minimalis, tentu sulit bagi rakyat untuk memenuhi kebutuhannya secara layak sehingga muncul masalah seperti kekurangan gizi pada anak.
Solusi Islam atasi Stunting
Karena itu, untuk menuntaskan stunting dibutuhkan paradigma yang tepat bagi pemegang kekuasaan dan pemangku kebijakan. Jalankan tugas sebagai pelayan rakyat dengan sungguh-sungguh.
Pelayan rakyat artinya ia bertanggung jawab menyelenggarakan segala urusan rakyat. Tanggung jawab pemerintah adalah menjamin kebutuhan pokok dan mendasar setiap orang bisa terpenuhi secara layak.
Dengan penerapan Islam secara kaffah, hal tersebut akan terwujud. Negara sebagai pengurus rakyat akan benar-benar menjalankan tugasnya. Negara akan me-riayah rakyat dengan baik, termasuk memastikan layanan pemenuhan kebutuhan hidup yang cukup, makanan yang halal dan bergizi, serta layanan kesehatan dan pendidikan yang berkualitas.
Bila ada rakyat yang miskin, negara akan memberikan zakat sampai ia mampu memenuhi kebutuhannya. Dengan begitu, pemenuhan makanan yang bergizi bagi ibu hamil dan anak akan tercukupi.
Negara akan memerintahkan setiap laki-laki yang sudah dewasa untuk bekerja. Untuk itu, negara juga akan menyediakan lapangan pekerjaan yang cukup sehingga para ayah bisa bekerja untuk menafkahi keluarganya.
Negara juga akan memberikan modal usaha tanpa riba sehingga dengan begitu bisa mendapat penghasilan untuk mencukupi kebutuhan keluarga secara makruf.
Jika tidak ada yang mencari nafkah untuk keluarga, maka tanggung jawab ada pada sanak saudaranya. Jika mereka tidak mampu, maka tanggung jawab diambil alih oleh negara. Semua pembiayaan tersebut berasal dari baitul mal.
Inilah cara Islam menyelesaikan masalah stunting. Hanya dengan penerapan Islam secara kaffah, masalah akan diselesaikan secara tepat dan tuntas.
Wallahu a’lam bishshawwab.
Oleh: Nurcahyani
Aktivis Muslimah
0 Komentar