Topswara.com -- Setelah merdeka 79 tahun yang lalu masih terngiang
Pahlawan yang telah berjuang rela nyawa meregang
Merdeka...! Merdeka...! Kata ajaib pembakar gelora
Hidup mulia atau mati syahid tercatat sebagai syuhada
Setelah merdeka pekerjaan rumah berserakan di mana-mana
Betul penjajah Belanda, Inggris, Jepang, dan Portugis sudah pulang ke kampung halamannya
Hanya penjajah tidak ridha negeri kaya ini merdeka tanpa kontrolnya
Dipasanglah penguasa boneka dan diterapkan hukum warisan penjajah
Setelah merdeka jangan lupa cara menikmatinya
Lepaskan kebodohan berpikir dengan terus update diri dengan informasi benar lagi positif
Urai keruwetan berpikir dengan mengkaji tsaqafah yang membentuk ilmiah
Aplikasikan yang dikaji dengan tindak tanduk dalam kehidupannya
Setelah merdeka menjaganya perlu tenaga ekstra
Salah arah kemerdekaan telah terkudeta jiwa
Bukan orang yang prima dan kapabel tampil di depan rakyatnya
Rakyat salah pilih orang ditopang sistem demokrasi yang membingungkan
Setelah merdeka warna merah memudar di bendera
Sikap berani berubah pengecut lebih menyintai dunia yang kecut
Darah merah berubah pink dan lebih luwes kurang tegas
Kondisi terpojok di sudut gelap yang pengap
Setelah merdeka warna putih berubah kusam
Janji suci yang terucap atas nama Tuhan dalam sumpah jabatan terlupakan
Putih tulang kini tinggal belulang yang daging telah disantap binatang buas
Kondisi terkontaminasi tidak lagi berapi-api jujur dan adilnya
Setelah merdeka pelajaran hidup bertukar tidak lagi mengakar
Pendidikan penjajah diwarisi dengan pemisahan agama dari kehidupan
Agama ditaruh di ruang kotak-kotak phobia akut
Barangkali bangga tanpa agama lupa dunia ini milik dan ciptaan siapa?
Setelah merdeka kiblat negara bersilih
Berawal mengadopsi campur saripati agama, nasionalisme, dan komunisme
Di tengah memungut kapitalisme, demokrasi diktator, dan liberalisme kroninya
Di pucuk tiba mengangkat komunisme dan cenderung anti syariah diterapkan di dunia
Setelah merdeka
Sikap biasa saja
Yang penting hidup
Hidup yang penting setelah maut
Setelah merdeka
Dalam diam seribu peribahasa menggambarkan negeri ini
Tuhan bolehkah mengadu dan menengadah tangan pada-Mu?
Apakah berpangku tangan menunggu bercakap dua mata atau bersuara lantang mengurangi ketidakadilan?
Oleh: Hanif Kristianto
Analis Politik dan Media
0 Komentar