Topswara.com -- Anakku, putra-putri muslimah kami yang salehah, semoga Allah mengampunimu karena terpaksa melepas hijab. Kami tidak bisa berbuat banyak. Kami sungguh menangis pilu, kalian diperlakukan seperti itu. Kami hanya bisa menumpahkan amarah di beranda. Mengelus dada.
Hijab yang kau banggakan sejak masa kecilmu, dilucuti oleh segerombolan oknum yang mengaku paling Pancasila. Mungkin menyamakan selembar kain identitas itu, seperti jepit rambut yang bisa lepas pasang tanpa perasaan. Na’udzubillah. Kami tidak bisa melukiskan pedihnya hatimu, ketika nuranimu menolak diperlakukan semena-mena begitu.
Ini PR kami, para ibu, dan juga ayahmu, untuk lebih menguatkan lagi keimananmu. Aqidahmu. Ternyata sangat berat mempertahankan keyakinan, di negeri yang mayoritas pemeluknya muslim ini. Negeri yang katanya Bhinneka Tunggal Ika dan ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, tetapi hijab dinistakan. Yang katanya punya falsafah keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Mana keadilan untuk kalian?
Inilah bukti bahwa mempertahankan keimanan tidak cukup mengandalkan ketakwaan individu. Juga, tidak cukup dari didikan ayah dan ibu. Kekuatan iman, juga butuh dukungan sistem hidup berstandar sama, yaitu mabda Islam.
Kami tahu, kalian semua adalah korban sistem. Kami tahu, hati kecil kalian pasti menolak. Semoga tidak kejadian lagi ya, Dek. Jangan lagi mau mengorbankan aqidahmu, hanya untuk kebanggaan sesaat di mata manusia.
Kami dan kalian semua, pasti sangat rindu hidup dalam naungan Islam. Rindu hidup dalam suasana keimanan, saat kita semua memiliki kebebasan untuk taat syariat. Taat pada Allah Sang Maha Pencipta.
Kita semua merindukan perisai yang bisa melindungi kalian, putra-putri muslimah kami, dengan perlindungan yang paripurna. Pemimpin yang memiliki karakteristik seperti Rasulullah SAW yang demikian mencintai dan melindungi umatnya. Beliau yang sangat memuliakan dan meninggikan kehormatan muslimah.
Tahukah Shalihah, bagaimana dahulu Rasulullah Saw melindungi hijab muslimah. Saat beliau hidup, para begal hijab redup. Menciut tidak berkutik. Inilah kisah heroik yang hendaknya menjadi penguat iman kalian. Iman kita semua.
Suatu ketika, seorang muslimah belanja di pasar. Oknum-oknum Yahudi iseng, menyuruh muslimah ini menyingkap hijabnya. Tentu saja permintaan itu ditolak mentah-mentah. Lalu, ada yang mengikat ujung pakaian Muslimah itu tanpa dia ketahui. Saat ia berdiri, seketika tersingkaplah auratnya. Gerombolan Yahudi tertawa cekikikan.
Wanita itu berseru minta tolong. Seorang sahabat yang dirahmati Allah, menyambut seruannya. Tidak tanggung-tanggung, demi membela kehormatan seorang muslimah yang tersingkap auratnya, ia langsung membunuh pelakunya. Namun, orang-orang Yahudi mengeroyoknya hingga meninggal.
Peristiwa itu sampai ke telinga Rasulullah SAW. Beliau segera mengumpulkan tentaranya. Diserahkanlah bendera ke tangan pamannya, Hamzah bin Abdul Muththalib. Bersama pasukannya, Rasulullah SAW bergegas meluncur ke kampung Yahudi, Bani Qainuqa'. Orang-orang Yahudi gemetar. Segera bersembunyi di balik benteng-benteng mereka.
Pasukan Rasulullah SAW pun mengepung mereka 15 hari lamanya. Kejadian ini berlangsung selama bulan Syawal hingga awal Dzul Qa'idah tahun ke-2 Hijriyah. Akhirnya Bani Qainuqa menyerah.
Pentolan munafiqun bermuka dua, Abdullah bin Ubay bin Salul, membujuk Rasulullah SAW agar tidak membunuh mereka. Rasulullah SAW akhirnya mengusir mereka dari Madinah. Tidak rela begal-begal hijab itu hidup berdampingan dengan umat Islam.
Demikianlah, Rasulullah tidak segan-segan bertindak tegas jika itu menyangkut kehormatan kaum muslimin.
Wahai muslimah di manapun berada, bersabarlah dalam berhijab. Pertahankan kehormatanmu. Kuatkan hatimu. Siapkan mentalmu. Janganlah tunduk pada manusia.
Mari kita berjuang dan berdoa, semoga Allah SWT segera turunkan pertolongannya.
Oleh: Kholda Najiyah
Founder Salehah Institute
0 Komentar