Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Problem Gaza dan Abainya Negeri-Negeri Muslim

Topswara.com -- Pasukan Israel mengubah "zona kemanusiaan aman" di jalur Gaza menjadi tumpukan puing-puing dan abu, menyisakan hanya 9,5 persen wilayah yang disebut "zona aman" bagi warga sipil yang mengungsi, kata Pertahanan Sipil Palestina di Gaza, Sabtu (Antaranews, 25/08/2024)

Awalnya, zona tersebut meliputi 230 kilometer persegi atau 63 persen dari total wilayah Gaza, termasuk lahan pertanian dan fasilitas komersial, ekonomi, dan layanan yang tersebar di wilayah seluas 120 kilometer persegi.

Ketika serangan militer Israel berlanjut, ukuran zona aman tersebut menyusut drastis. Belum lagi menurut Kementerian Kesehatan Gaza sekitar 60 persen obat-obatan esensial dan 83 persen pasokan medis di Gaza yang terkepung telah habis akibat perang yang terus berkecamuk serta kontrol dan penutupan perbatasan oleh Israel.

Abainya Penguasa Negeri Muslim

Juru bicara kelompok Dakwah Islam Ideologis di Palestina menuturkan bahwa "Bagaimana mungkin musuh tidak terus-menerus mengulangi kejahatannya ketika para penguasa muslim melakukan pengkhianatan secara berulang kepada kaum muslim?”

Ya, problem Gaza sejak puluhan tahun yang lalu tentu saja tidak akan pernah tuntas sebab diamnya atau abainya negeri-negeri muslim yang tidak bisa berkutik atas kezaliman, kebiadaban, dan kekejian Zionis Israel yang telah mereka perlihatkan pada dunia. 

Entitas Zionis Yahudi bahkan tidak pernah lelah melakukan kebrutalan dan tidak ada kejahatan yang tidak mereka ulangi, baik sekali, dua kali, ataupun berkali-kali. 

Mereka melakukan pengeboman terhadap puluhan sekolah dan ribuan korban syahid dengan gambaran dan cara yang sama. Namun, bagaimana mungkin musuh tidak melakukan kebiadaban ketika mereka melihat para penguasa negeri muslim sibuk membangun kekuatan rezim mereka dan berkhianat kepada muslim di Palestina. Dan menjadi antek para penjajah. 

Mereka tidak berdaya dalam mewujudkan pembelaan terhadap genosida di Gaza, sedangkan para penguasa di negeri-negeri muslim saja disibukkan dengan kekuasaan dan materi yang mengalihkan dunia mereka untuk tidak mengirim tentara yang mereka punya demi merebut kembali tanah Palestina.

Negeri-negeri muslim telah disekat oleh ikatan nasionalisme bukan lagi ikatan akidah Islam. Padahal umat Islam adalah satu tubuh, namun pepatah tersebut seolah tidak berlaku atas kejahatan genosida yang terjadi di Gaza. 

Seharusnya para penguasa negeri muslim mampu tegas dalam mengatasi problem di Gaza misalkan memboikot produk-produk Israel dan para sekutunya, selain itu mengirimkan bala tentaranya sebagai wujud pembelaannya, tidak hanya mengecam dan mengutuk. 

Penerapan Ideologi

Saat ini dunia menggunakan ideologi sekularisme kapitalisme untuk mengatur kehidupan. Sebuah ideologi yang syarat akan penjajahan sehingga menjadi akar masalah yang serius dibelahan dunia manapun. 

Sebab ideologi tersebut terbukti telah rusak dan menimbulkan banyak problem, terutama di negeri muslim. Cengkramannya sangat kuat sehingga seolah tidak memberikan celah sedikitpun bagi Ideologi Islam untuk bertumbuh dan berkembamg di negeri-negeri muslim sebab hanya Ideologi Islam lah yang menjadi musuh terberat bagi kapitalisme, yang mengganggu akan kepentingan visi misi imperialismenya. 

Sehingga yang kita lihat saat ini, banyak negeri-negeri muslim melalui penguasa yang menjadi anteknya hanya bisa tunduk dengan ideologi tersebut. Ideologi yang telah diemban oleh Amerika dan para sekutunya. Ideologi paling jahat dimuka bumi yang memalingkan penguasa terhadap kejahatan genosida di Gaza. 
Inilah bukti lemahnya kepemimpinan dunia Islam.

Solusi Islam

Genosida terhadap Gaza adalah persoalan kaum muslim dan hanya bisa diselesaikan dengan Islam. Caranya adalah melancarkan jihad fi sabilillah dengan mengerahkan pasukan muslim untuk menolong warga Gaza dan mengusir entitas Zionis Yahudi selamanya dari tanah Palestina. 

Solusi ini hanya bisa dilakukan ketika kaum muslim bersatu di bawah institusi Khilafah Islamiah. Inilah solusi yang harus dipikirkan dan diperjuangkan umat. Tidak ada yang lain. Hanya itu satu-satunya.


Illa Kusuma N.
Aktivis Muslimah dan Penulis
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar