Topswara.com -- Mengenal Irfan Hakim sebagai artis populer dengan kemampuan komunikasi membawa namanya melambung seiring dengan aviary yang dikembangkannya.
Bukan semata selebritas, aviary yang dikembangkan menunjukkan usaha replika dunia hewan dalam kehidupan manusia secara nyata. Hewan-hewan berbagai jenis bisa didapat di kawasan aviary menjadi dekat dengan manusia khususnya dalam suasana perkotaan.
Aviary bukan sekedar pemeliharaan hewan dari alam liar ke replika hutan. Pelestarian hewan berikut beberapa jenis tumbuhan ala aviary merupakan bentuk imitasi hutan dengan hewan-hewan di dalamnya.
Seperti ungkapan oleh Irfan Hakim, penyediaan aviary sebenarnya tidak merusak hutan dan populasi hewan liar, mekanisme yang diterapkan dalam sistem berjalan pada aviary. Pemeliharaan dan kemudian beberapa di antaranya dapat dilepaskan kembali pada waktu dan tempat yang dirasa tepat.
Namun sesungguhnya ilmu yang diterapkan dalam kalkulasi aviary selamanya tidak menyamai kehidupan hewan dan tumbuhan. Sesungguhnya terdapat perbedaan.
Terkait asupan makanan, cara hidup khas hewan liar serta pemeliharaan dalam sistem yang terdapat di alam tidak tergantikan dengan tenaga paling ahli sekalipun. Perbedaannya berupa kehidupan alam bebas dan alam tidak bebas.
Mengapa Irfan Hakim? Sebagai referensi dalam pengadaan aviary oleh artis terkenal menjadi alasan utama. Beliau pernah menyampaikan dalam suatu video vlog bahwa ada aviary lain yang dimiliki oleh selain dia dan beberapa di antara tamu yang mengunjungi alamnya tersebut berencana akan melakukan hal yang sama.
Seberapa ketat dan mutakhir cara manusia dalam memperlakukan hewan dan tumbuhan sebagai makhluk rumahan menjadi ancaman eksistensi hewan di alam liar. Kehidupan hewan di alam liar dikemas secara sedemikian rupa telah merubah habibat aslinya meski dalih pemeliharaan.
Secara alami, naluri hewan akan terkikis dengan usaha pelestarian ala manusia apa pun jenisnya; aviary, kebun binatang atau penangkaran.
Hobi dan Edukasi
Manfaat yang dapat diambil dari pengadaan aviary selain hiburan adalah hobi dan edukasi terkait tabiat hewan dengan mengenal lebih dekat serta perlakuan terhadap hewan berupa interaksi langsung.
Akibat lain yang juga dapat ditemukan berupa perubahan perilaku hewan untuk dengan kehidupan manusia. Poin terakhir ini lah yang perlu diwaspadai dan mendapat perhatian lebih khususnya terhadap hewan yang akan dilepaskan kembali ke alam bebas.
Hobi dan edukasi yang berorientasi pada kepentingan manusia berakibat pada tabiat asli hewan. Meski tidak mengabaikan kondisi hewan terutama terkait fisiknya, "main oriented for human" sebagai konsekuensi dari mengambil alih pemeliharaan hewan dari alam tempat aslinya. Sebab tersebut menjadikan hewan nyaman dalam keterampasan hidup yang sesungguhnya.
Menjadi jinak dan menuruti kehendak manusia, hewan dalam aviary sesungguhnya bukan dalam arti bersahabat. Sesungguhnya hewan-hewan dan tumbuhan tersebut sedang dalam usaha menundukkan mereka pada manusia. Ancaman sesungguhnya telah muncul.
Manusia tidak lagi disibukkan dengan urusan utama mereka (main bussiness) dalam kehidupan. Terkait interaksi dengan hewan tidak perlu lagi memasuki hutan atau alam liar namun hubungan tersebut terwakilkan dengan eksistensi habitat hewan semisal aviary!
Maka pengawasan berupa izin pembangunan serta kepemilikan hewan dan pengelolaan tanaman/tumbuhan tertentu menjadi penting. Urgensi pengawasan selain didasari pada habibat hewan dan tumbuhan tertentu yang dijadikan bagian dari aviary, utamanya adalah pada manusia berupa kesadaran akan tabiat yang melekat padanya dan tidak tergantikan untuk bersahabat dengan alam berupa hewan dan tumbuhan.
Interaksi langsung dengan alam yang bukan imitasi serta terpengaruh olehnya merupakan bentuk upaya dari pelestarian terhadapnya dan menjaganya dari berbagai bentuk kerusakan sekecil apa pun.
Langkah ini perlu didukung selain oleh pemerintah dan masyarakat umum tidak terkecuali para pesohor yang punya kemampuan dan pengaruh dalam mengusahakannya seperti artis atau selebriti, bukan semata pelestarian ala aviary namun pelestarian alam sejati!
Oleh: Nazwar, S.Fil. I., M. Phil.
Penulis Lepas Lintas Jogja Sumatera
0 Komentar