Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Naluri Keibuan Mati Akibat Himpitan Ekonomi

Topswara.com -- Himpitan ekonomi bisa mengakibatkan hilangnya akal sehat dan mendorong terjadinya tindakan-tindakan nekat seperti yang terjadi baru-baru ini pada seorang ibu di Medan yang begitu teganya menjual bayi yang baru dilahirkannya. Sungguh naluri keibuannya sudah mati. Padahal bayi itu merupakan buah hati yang telah bersemayam dirahimnya selama sembilan bulan. (Kompas.com. 14/08/2024)

Kasus seorang ibu yang menjual bayi ini memang bukan kasus pertama, sebelumnya sudah ada kasus serupa dan alasannya pun sama karena kesulitan ekonomi. 

Umumnya mereka kesulitan ekonomi dan harus menghadapinya sendirian karena tidak ada sistem pendukung (supporting system) berupa keberadaan suami, keluarga dan kerabat. Dan diantara sebabnya juga bisa jadi karena keluarganya sama-sama miskin atau bersikap individualis atau sibuk memikirkan urusan masing masing.

Saat ini gelombang PHK pun terus terjadi, para suami yang sudah punya penghasilan pun akhirnya harus menjadi pengangguran akibat dampak terkena PHK ditambah semua kebutuhan pokok harganya kian melambung. 

Semua ini berdampak bagi masyarakat, sehingga timbulnya pikiran bagaimana caranya untuk bisa bertahan hidup walaupun apa yang diusahakan tidak sesuai dengan syariat.

Selain PHK massal yang membuat himpitan ekonomi, tipisnya keimanan juga membuat hilang akal. Di dukung dengan kondisi sistem yang menjauhkan agama dari kehidupan (sekularisme, kapitalisme) yang membuat orang hari ini keimanannya tipis, tergadai dengan dunia, hingga akhirnya menghilangkan fitrah yang sesungguhnya seorang ibu yang seharusnya menjaga dan merawat anaknya dengan penuh kasih sayang. 

Lain halnya dengan Islam. Di Islam sistem pendidikan yang diterapkan adalah sistem pendidikan yang berbasis akidah Islam yang akan menjadikan generasi yang bertakwa dan membentuk generasi berkepribadian Islam. Media pun menjadi salah satu sarana tontonan bagi generasi ikut mendukung agar terbentuknya keimanan.

Dalam Islam, negara juga mempunyai peran sebagai raa'in. Negara berkewajiban untuk mewujudkan kesejahteraan rakyatnya karena negara memiliki sistem politik ekonomi Islam yaitu jaminan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat (sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan dan keamanan). 

Negara membuka lapangan kerja dan bisa dipastikan setiap laki-laki dewasa yang sehat bisa bekerja untuk menafkahi diri dan keluarganya. Negara juga memastikan jika perempuan tidak memiliki suami maka nafkahnya dipenuhi oleh walinya dan jika walinya tidak ada atau tidak mampu maka kewajiban nafkah jatuh pada Negara. Maka dalam Islam kesejahteraan benar-benar dirasakan oleh rakyatnya.

Mari bersama-sama kita perjuangkan agar secepatnya kembali pada penerapan sistem Islam kaffah karena dalam sistem Islam fungsi keluarga akan optimal. Ayah berperan menjadi pemimpin keluarga dan peran perempuan menjadi ibu dan pengatur rumah tangga.

Sehingga keduanya bisa mendidik anak-anaknya dengan baik berdasarkan syariat Islam. Hanya sistem Islam semua permasalahan kehidupan bisa teratasi.

Wallahu'alam bi ash-shawab


Oleh: Nuni Murtiana 
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar