Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Menjaga dan Mendidik Anak

Topswara.com -- Allah subhanahu wa ta'ala dalam Al-Qur'an menyifati anak-anak dengan tiga hal; sebagai penyejuk mata (qurrata a’yun), sebagai fitnah (cobaan), bahkan sebagai musuh bagi orang tuanya. 

Ketiga sifat itu ditentukan oleh bagaimana perilaku anak. Karena perilaku anak banyak dipengaruhi oleh pendidikan yang diterimanya maka orang tua yang menginginkan anak-anaknya menjadi penyejuk mata dan penolongnya di dunia maupun akhirat perlu memperhatikan pendidikan anak-anaknya.

Allah subhanahu wa ta'ala menjelaskan kewajiban ini dalam surat At Tahrîm ayat 6:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.”

Diriwayatkan bahwa ketika ayat ini turun, Umar bin al-Khaththab radhiyallahu anhu berkata:

يا رسول الله، نقي أنفسنا، فكيف لنا بأهلينا؟

“Wahai Rasulullah, kami sudah menjaga diri kami, bagaimana cara menjaga keluarga kami ?”

Rasulullah ﷺ menjawab:

تنهونهم عما نهاكم الله عنه، وتأمرونهم بما أمركم الله به

“kalian larang mereka mengerjakan apa yang kalian dilarang Allah mengerjakannya dan kalian perintahkan mereka melakukan apa yang Allah perintahkan kalian mengerjakannya.”

Perlu Keteladanan

Bagaimanapun besarnya usaha yang dilakukan untuk mendidik seorang anak, bagaimanapun sucinya fitrahnya, ia tidak akan mampu memenuhi prinsip-prinsip kebaikan dan pokok-pokok pendidikan yang utama, selama ia tidak menemukan keteladanan pada diri orang tua dan pendidik. 

Adalah sesuatu yang mudah bagi orang tua dan pendidik untuk sekadar mengajari anak dengan berbagai materi pendidikan, namun yang tidak mudah adalah melaksanakan dan menjadikan dirinya contoh terbaik dalam melaksanakan apa yang diajarkannya.

Oleh karena itulah ‘Amr bin Utbah berkata kepada guru anaknya:

ليكن أول إصلاحك لولدي إصلاحك نفسك، فإنّ عيونهم معقودة بعينك، فالحسن عندهم ما صنعت، والقبيح عندهم ما تركت…

“Hendaklah yang pertama engkau lakukan dalam memperbaiki anakku adalah memperbaiki dirimu sendiri, karena sesungguhnya pandangan matanya terikat dengan dirimu, yang baik baginya adalah apa yang engkau lakukan dan yang buruk baginya adalah apa yang engkau tinggalkan.”

Keteladanan harusnya bukan hanya diberikan oleh orang tua dan pendidik saja, namun oleh masyarakat terlebih lagi pejabat. Bagaimana mungkin anak diajari teori kesederhanaan jika yang dia saksikan adalah gaya hidup yang mewah? Diajari kejujuran oleh orang-orang yang banyak berbuat kecurangan? Diajari mencintai negara oleh orang-orang yang menggerogoti kekayaan negara? Diajari agar bertakwa namun ajaran Islam justru dianggap membahayakan negara?

Sungguh kontradiksi seperti ini bukan hanya akan merusak negara, namun juga akan merusak pendidikan anak-anak kita jika kita tidak mengantisipasinya. Allaahu A’lam. 


Oleh: Ustaz M. Taufik NT
Ulama Aswaja 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar