Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Marak Mahasiswa Bunuh Diri, Bukti Pendidikan Butuh Perubahan Hakiki

Topswara.com -- Lagi-lagi dunia pendidikan harus menelan berita duka yang sepertinya sudah membudaya. Kabar seorang mahasiswa PPDS Anestesi UNDIP yang melakukan aksi bunuh diri. Penyebab terkuat ia melakukan bunuh diri adalah tidak kuat atas perilaku bullying yang selama ini dialami olehnya. Hal ini tentu saja menambah kasus bunurh diri di dunia pendidikan terutama di semarang selama satu tahun terakhir ini. (Jawapos.com, 17/08/24)

Kasus bunuh diri ini terus berulang bahkan makin banyak terjadi. Yang kita lihat diberita atau media sosial hanyalah beberapa kasus yang sudah terungkap, namun diluar itu masih banyak kasus yang tidak diangkat ke media. 

Salah satunya ialah pihak lembaga pendidikan yang bersangkutan tentu akan menutupi kasus tersebut dengan berbagai dalih, sepertihalnya menjaga nama baik dan perasaan keluarga korban.

Hal ini tentu tak terjadi begitu saja, ada banyak faktor penyebab yang sangat kompleks yang mendorong terjadi aktivitas bunuh diri ini. Beberapa diantaranya:

Pertama, gangguan kesehatan mental yang menyerang mahasiswa. Saat ini isu kesehatan mental sedang mencuat menjadi salah satu faktor penyebab berbagai kasus, tak terkecuali kasus mahasiswa bunuh diri in. 

Banyak sekali bentuk kesehatan mental yang menyerang para mahasiswa, mulai dari gangguan kecemasan, gangguan makan, depresi, insomnia, penyalahgunaan narkoba dan alkohol serta menyakiti diri sendiri.

Gangguan kesehatan mental ini bukan hanya disebabkan oleh individu tersebut, namun merupakan konsekuensi dari penerapan sistem sekuler kapitalisme. Yang mana sisem ini hanya memberikan arah pandang bahwa kehidupan hanya untuk mencari materi dan kenikmatan semata. 

Mengakibatkan ketika hal itu tak tercapai maka gangguan mental menjadi lebih rentan terjadi. Ditambah pemisahan agama dari kehidupan menjadi faktor yang memperparah sebab merasa tak ada tempat untuk bergantung ketika ditimpa sebuah masalah.

Kedua, berbagai tekanan serta tuntutan yang tinggi dari lingkup akademik dan keluarga. Sistem pendidikan saat ini memang membentuk sebuah sistem yang akan menghantarkan mahasiswanya meneriba beban berat saat menempuh pendidikan. 

Sepertihalnya fakta yang terjadi saat ini memberikan berbagai tugas yang berlebihan, belum lagi kasus bullying yang semakin ramai dikalangan mahasiswa. Hal ini menambah deretan beban yang harus dipikul seorang mahasiswa. 

Belum lagi tuntutan harapan orang tua masa kini yang ambisius. Perbedaan keinginan antara orang tua dan ana memang hal biasa. Namun tren pencapaian anak menjadi ajang pamer orang tua, sehingga mendorong seorang anak untuk tidak mengecewakan orang tua walaupun kondisinya tersiksa. 

Ketiga, permasalahan keuangan yang semakin menghawatirkan. Saat ini mahasiswa sedang dihadang dari berbagai segi dalam pendidikan, tidak terkecuali segi keuangan. Mahasiswa sedang menghadapi kenaikan biaya UKT yang semakin mahal. 

Tidak jarang mahasiswa menjadi nekat melakukan berbagai cara seperti halnya melakukan pinjaman online, judi online, bahkan tindak criminal lain. Tentu saja hal ini bukan solusi, namun malah memperburuk keadaan yang nantinya memunculkan masalah baru. 

Masih banyak faktor lain yang menjadi penyebab bunuh diri dikalangan mahasiswa semakin marak. Namun akar permasalah utamanya ialah sistem kapitalis sekuler yang saat ini dianut. Yang memaksa seluruh aspek kehidupan harus berorientasikan materi dan kesenangan. 

Sehingga faktor lain tak pernah diperhatikan, apalagi aturan agama. Sebab memang itu tujuan sistem tersebut diterapkan untuk membodohi generasi dan memperkaya para elit oligarki. Sistem ini pula diterapkan pada aspek pendidikan yang tak bisa dihindari pasti memunculkan berbagai macam permasalahan.

Namun hal ini akan berbeda jika sistem Islam yang diterapkan dalam aspek pendidikan. Kesehatan mental tidak mungkin terus menjangkit sebab pelajar dan mahasiswa akan dipahamkan tujuan ia hidup. 

Materi dan kesenangan bukanlah orientasi, sebab mencari ridha Allahlah tujuan dalam setiap aktivitas. Termasuk dalam menyelesaikan permasalahan tuntutan akademik dan orang tua, standar yang digunakan ialah perintah dan larangan Allah. 

Pendidikan merupakan bagian dari ikhtiar mencari ridha Allah dan kebermanfaat bagi umat. Maka bukan ia yang sukses yang benjadi role model tetapi ia yang paling bermanfaat bagi umat.

Termasuk dalam penyelesaian masalah keuangan dalam pendidikan. Islam memiliki solusi tuntas yakni gratisnya biaya pendidikan bagi seluruh kalangan. 

Sebab Islam memiliki sistem keuangan negara yang sempurna, yang mana sumber utama pendapatan negara bukanlah pajak melaikan pemanfaatan sumber daya yang dikelola oleh negara dan hasilnya digunakan untuk kepentingan umat bersama.

Jika penerapan sistem pendidikan seperti ini, maka sangat kecil kemungkinan pelajar dan mahasiswa mengalami aktivitas bunuh diri. Sebab segala kebutuhannya mulai dari mental sampai financial sudah terpenuhi. 

Namun sayangnya sistem pendidikan Islam ini tidak mungkin berdampingan dengan penerapan sistem kapitalis sekuler dalam sebuah negara. Sistem pendidikan Islam ini hanya akan terwujud ketikan penerapan Islam secara kaffah.

Wallahu’alam Bishawab.


Oleh: Rheiva Putri R. Sanusi, S.E.
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar