Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Karena Kesulitan Ekonomi, Ibu Tega Menjual Anak Sendiri

Topswara.com -- Dulu, seorang ibu identik dengan sebutan malaikat tanpa sayap. Adanya ungkapan kasih ibu sepanjang jalan, menggambarkan betapa secara fitrah seorang ibu akan sangat menyayangi anaknya. Namun kini, seolah kemuliaan hati para ibu banyak yang hilang. Seiring dengan maraknya kasus tindakan kurang tepat ibu kepada anaknya.

Dikutip dari Kompas.com (14/8/2024), menyatakan bahwa seorang ibu rumah tangga berinisial SS (27) ditangkap karena menjual bayinya seharga Rp 20 juta melalui perantara, di jalan Kuningan, kecamatan Medan Area, kota Medan, Sumatera Utara. Kebenaran penangkapan tersebut dinyatakan langsung oleh Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Besar Medan AKP Madya Yustadi.

Himpitan ekonomi mengakibatkan hilangnya akal sehat dan matinya naluri keibuan. Terlebih bila supporting sistem juga tidak berjalan, baik karena sama-sama miskin ataupun individualistis. Masyarakat zaman sekarang berbeda dengan zaman dahulu. 

Pada zaman kakek nenek kita, masyarakat Indonesia terkenal guyup rukun. Bahkan antar tetangga bisa dekat hubungannya seperti keluarga sendiri. Di masa sekarang, gaya hidup barat yang individualis telah banyak mempengaruhi pola hidup masyarakat. Antar tetanggapun saling tidak mengenal satu sama lain. Budaya ta'awun atau saling menolong mulai langka terjadi.

Abainya negara mewujudkan kesejahteraan juga berperan, termasuk dalam penyediaan lapangan kerja bagi suami. Hal ini erat kaitannya dengan sistem ekonomi yang diterapkan saat ini. Tampak jelas dari maraknya kasus yang terjadi. 

Sistem ekonomi kapitalisme menciptakan kesenjangan ekonomi antara orang kaya dan orang miskin. Kesejahteraan rakyat secara merata dalam sistem ini hanya utopis belaka. 

Oligarki menguasai hampir 90 persen kekayaan alam negeri, sementara jutaan rakyat biasa hanya mendapatkan 10 persennya saja. Alhasil, Indonesia ada pada urutan atas dalam jumlah kemiskinan dan pengangguran di wilayah Asean.

Di sisi lain, mencerminkan gagalnya sistem pendidikan membentuk pribadi yang takwa. Islam memiliki sistem pendidikan yang membentuk kepribadian Islam. Kepribadian Islam yang dimiliki oleh seorang muslim sangat khas, akidahnya kuat dan melaksanakan syari'at dalam kehidupan sehari-hari. 

Seorang muslim akan memahami bahwa setiap makhluk ciptaan Allah SWT sudah dijamin rejekinya masing-masing. Sesuai dengan Al-Qur'an, surat Az-Zariyat ayat 56, Allah SWT menciptakan manusia hanya untuk beribadah kepada-Nya. 

Jadi, tujuan penciptaan manusia bukan untuk mencari rejeki, melainkan beribadah. Anak adalah anugerah yang Allah SWT titipkan pada manusia. Selayaknya titipan, harus dijaga dan dirawat dengan sebaik-baiknya. Bukan malah dijual, karena kuatir menyulitkan. 

Seorang ibu akan diminta pertanggung jawabannya oleh Allah SWT di hari akhir nanti, apakah sudah amanah menjaga anaknya atau malah sebaliknya.

Karena datang dari Allah SWT, Sang Pencipta dan pengatur kehidupan, aturan Islam sangat lengkap dan sempurna. Selain mengatur ibadah ritual, syariat-Nya juga mengatur hubungan sosial masyarakat. 

Artinya, Islam mengatur berbagai bidang kehidupan, mulai dari politik sampai pendidikan. Dalam bidang politik, Islam menetapkan peran negara sebagai raa'in, kesejahteraan menjadi kewajiban negara untuk mewujudkannya. 

Islam memiliki sistem ekonomi yang mensejahterakan rakyat melalui berbagai mekanisme, termasuk banyaknya lapangan pekerjaan. 

Berbagai macam Sumber Daya Alam dan Energi (SDAE) yang berlimpah ruah di negara kita, jika dikelola sendiri oleh negara, bisa digunakan untuk mendanai kebutuhan rakyat seperti pendidikan dan kesehatan, pendidikan, kesehatan, keamanan, dll bisa dinikmati secara gratis. Pengelolaan SDAE oleh negara juga akan menyerap banyak tenaga kerja, sehingga angka pengangguran dapat diminimalisir.

Media juga berperan mendukung terbentuknya keimanan. Dalam Islam, media massa memiliki peran penting sebagai sarana informasi dan edukasi bagi masyarakat. Baik media cetak maupun elektronik, digunakan pemerintah untuk menguatkan akidah rakyat dan memahamkan mereka tentang syari'at Islam. 

Penguasa akan melakukan kontrol terhadap media, sehingga media terlindungi dari upaya sekularisme barat yang merusak tatanan kehidupan. Lembaga sensor Islam bertugas untuk menjaga media dari serangan gaya hidup materialisme barat, yang bisa menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kesenangan dunia.

Penerapan Islam secara sempurna akan mewujudkan optimalnya fungsi keluarga. Adanya tiga pilar, yaitu keimanan individu, kontrol masyarakat, dan perlindungan negara bisa menciptakan keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah. 

Keimanan individu, seorang suami akan memahami bahwa tugas utamanya adalah untuk mencari nafkah, sedangkan tugas istri adalah merawat dan mendidik anaknya. Kontrol masyarakat, ketika mengetahui ada tetangga yang membutuhkan bantuan maka dengan ikhlas warga lainnya akan membantu. 

Peran negara, dalam Islam pemerintah bertanggung jawab penuh atas kesejahteraan rakyat, termasuk di dalamnya dengan menyediakan lapangan kerja bagi laki-laki serta menurunkan harga barang. Kondisi yang ideal tersebut telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya, kita tinggal mengikutinya.


Dhevi Firdausi, S.T.
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar