Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kapitalisme Merenggut Fitrah Ibu

Topswara.com -- Kasih ibu sepanjang masa, begitulah fitrah seharusnya. Namun, dalam sistem kapitalisme sekularisme fitrah tersebut telah direnggut paksa diakibatkan beberapa faktor. Hubungan antara ibu dan anak direnggangkan, bahkan terputus. 

Seperti beberapa waktu lalu seorang ibu di Medan tega menjual anak kandungnya sendiri, materi telah membutakan mata hati nya. Tuntutan ekonomi pun menjadi pemicu terjadinya penjualan anak tersebut. Ironisnya, bayi tersebut baru saja dilahirkan nya, tatanan kehidupan yang semakin rancu terjadi pada sistem kapitalisme sekularisme. 

Seolah tiada henti menimbulkan masalah, solusi yang diberikan penguasa pun justru memberikan masalah. Jelas sistem kapitalis sekuler telah berhasil merenggut fitrah keibuan kaum perempuan.

Seperti yang dilansir oleh Tempo.co Medan (16/8/2024) Satreskrim Polrestabes Medan meringkus empat perempuan yang terjadi terlibat jual beli bayi seharga Rp 20 juta di kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. Wakil kepala satuan Reserse kriminal polres Medan Ajun Komisaris madya Yuswadi mengatakan terungkapnya kasus berawal dari informasi warga bahwa adanya transaksi jual beli bayi yang baru dilahirkan di sebuah rumah sakit di Kecamatan Percut sei tuan.

Seorang ibu muda berinisial PNH 18 tahun juga tertangkap menjual bayinya di Labuhanbatu Sumatera Utara. Ibu muda tersebut ditangkap polisi karena terlibat perdagangan anak, ia diketahui menjual bayinya sendiri yang masih berusia 4 bulan kepada KT 30 tahun. 

Perempuan asal aheko kabupaten labuhan Batu Utara saat ini pnh dan KT sama-sama mendekati balik jeruji besi hal tersebut disampaikan kasat Reskrim polres labuhanbatu AKP Madya Yustadi. Kompas.com (29/3/2024)

Himpitan ekonomi mengakibatkan hilangnya akal sehat dan matinya naluri keibuan. Hari hari ini kasus serupa marak sekali terjadi di berbagai wilayah, fitrah ibu telah dikalahkan oleh nafsu dan minimnya keimanan, dan hilangnya akal sehat manusia saat ini. 

Memang sulit mencerna baik dan buruk karena standar baik dan buruk semakin tidak jelas. Realita semakin sulitnya ekonomi dengan beban kehidupan yang semakin berat harga kebutuhan yang melangit, sulitnya lapangan pekerjaan semakin kompleks menjadi penderitaan rakyat.

Dan ini adalah buah dari buruknya sistem pemahaman sekularisme, asas dari ideologi kapitalisme yang ditanamkan sejak sistem demokrasi dianut negeri ini. Hingga saat ini hampir setiap manusia tak pernah lepas dari pemahaman, bahwa kehidupan dunia terpisah dari aturan sang pencipta yaitu Allah subhanahu wa ta'ala, sehingga sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan.

Jika sistem kapitalisme sekularisme dipertahankan maka kerusakan dalam segala lini akan terus terjadi. Padahal di negeri ini penduduknya adalah mayoritas Islam, di mana seharusnya ideologi Islam jauh lebih sempurna dan paripurna dalam menyelesaikan seluruh problematika kehidupan yang selama ini terjadi. 

Islam bukan sekedar agama, melainkan ideologi yang Allah subhanahu wa ta'ala turunkan sebagai pengatur dalam segala aspek kehidupan.

Ketika dalam sistem Islam setiap individu-individu masyarakat, baik laki-laki dan perempuan akan memahami kewajiban masing-masing. Terutama dalam urusan rumah tangga, seorang laki-laki wajib bagaimana ia bertanggung jawab untuk mencari nafkah dan berlaku baik kepada istrinya. 

Perempuan pun harusnya memiliki sikap qana'ah pandai mensyukuri nikmat dan sabar dalam menghadapi setiap ujian.

Dan dari sisi masyarakatnya sendiri sudah abai dengan kondisi kehidupan, masyarakat lingkungan sekitar karena pada dasarnya masyarakat juga korban kapitalisme secara pemikiran. Mereka mengadopsi hak asasi manusia. 

Secara ekonomi semua merasakan kesulitan hidup akibat kapitalisme, negara pun tidak mempunyai referensi solusi untuk mengatasi setiap permasalahan yang ada. Penguasa justru sibuk memperkaya diri dan keluarganya.

Dalam sistem kapitalisme sekularisme, dari individu, masyarakat dan negaranya tidak ada yang memiliki keyakinan akan adanya hari penghisapan, pahala dan dosa, surga dan neraka, kehidupan yang kekal di abaikan. Inilah yang mengakibatkan manusia bertindak sesuka hatinya, bahkan lebih rendah dari hewan. 

Berbeda jauh ketika dalam sistem Islam, negara yang berideologi kan Islam akan mengajak setiap individu dan masyarakatnya untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Negara juga akan memelihara fitrah manusia, termasuk fitrah ibu sebagai ummu warobatul bait dan al-ummu madrasatul ula. 

Individu di dalam sistem Islam akan sangat banyak sekali yang memiliki karakter kepribadian Islam. Sebagaimana hari ini dalam sistem kapitalisme banyak individu yang memiliki pemahaman sekularisme, yaitu memisahkan agama dari kehidupan, karena sesungguhnya dalam menciptakan kebaikan atau keburukan faktor penentu paling dominan adalah pandangan hidup atau ideologi negara yang diterapkan.

Dari sini jelaslah bahwa sistem kapitalisme telah merenggut fitrah ibu sebagai manusia demi menghambat kepada uang dan dunia sebaliknya Islam memelihara fitrah ibu sebagai manusia dan menjadikan mereka memiliki kepribadian Islam sehingga hanya dijumpai ibu seperti ibunda para ulama terdahulu. 

Sebagaimana Ibunda imam Syafi'i yang mendidik anaknya menjadi ulama besar. Seharusnya para ibu mencontoh Ibunda imam Syafi'i dalam mendidik anak-anak mereka.


Ross A.R. 
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar