Topswara.com -- Beberapa hari lalu, sebuah tragedi yang tengah mengguncang dunia terjadi di saat semua orang tidak pernah menyangka bahwa seorang yang memiliki posisi penting di sebuah negeri yang tengah dihancurkan oelh Zionis telah syahid dalam sebuah pegeboman di Iran pada 31 Juli 2024, dia adalah asy syahid Ismail Haniyeh, seorang tokoh pergerakan pemimpin Hamas di Palestina (bbc.com/indonesia, 31 Juli 2024).
Dengan makin memanasnya situasi yang tengah melanda negeri Palestina yang tengah di jajah oleh Zionis Israel saat ini, kematian sang pemimpin Hamas mampu menarik perhatian dunia dan seakan mempengaruhi setiap orang yang berharap banyak dari perjuangannya tersebut.
Seperti kita ketahui, bahwa sosok Ismail Haniyeh adalah seorang ahli politik Palestina, beliau pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Palestina tahun 2006 -2007. Berbagai proses politik dilalui oleh beliau. Pro dan kontra dalam pemerintahan Palestina-Israel membuat posisinya sebagai PM dipecat atas dasar konflik internal yang terjadi di dalam negeri antara Hamas dan Fatah.
Ismail Haniyeh bukan orang sembarangan, beliau pernah mengenyam pendidikan di Universitas Islam Gaza (1989), dan pernah menjabat sbagai Dekan Universitas Islam Gaza. Sebagai seorang yang memiliki pemikiran politis yang kritis dan tokoh keilmuan serta berwawasan luas membuat beliau bergabung dan membentuk partai politik Hamas Palestina yang pernah memenangkan pemilu tahun 2006.
Sepak terjang dan cara berpikir politik Ismail Haniyeh inilah yang membuat Zionis Israel terganggu dan selalu tidak nyaman dengan posisinya sebagai entitas bangsa yang tengah bergerak menuju state nation yang mereka cita-citakan di tanah Palestina. Sehingga, sampai hari ini pertempuran yang terjadi sampai pada sebuah pembantaian (genosida) sipil yang tidak dapat disangkal lagi, bahkan di mata dunia.
Dengan pergolakan aksi damai yang dilakukan seluruh kaum Muslimin dunia hingga orang-orang non-Muslim yang masih memiliki hati nurani sebagai manusia menolak dengan apa yang dilakukan Zionis Israel hingga saat ini. Bahkan menuntut Benyamin Netanyahu untuk ditangkap dan diadili sebagai penjahat perang yang harus dihukum.
Perbuatan keji mereka Allah telah sampaikan dalam QS. Surat Al Isra ayat 4, Allah SWT berfirman:
وَقَضَيْنَا إِلَىٰ بَنِي إِسْرَائِيلَ فِي الْكِتَابِ لَتُفْسِدُنَّ فِي الْأَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيرًا
“Dan kami telah tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.”
Maka, setidaknya kaum Muslimin harus kritis dalam memilah mana yang memang aturan syariat dan mana yang hanya diplomatis aturan manusia, dalam memandang permasalahan yang tengah dihadapi Palestina saat ini.
Siapa sesungguhnya yang berada di belakang Zionis Israel? Siapa negara-negara Islam yang siap membantu konflik ini sebagai sesama Muslim? Bahkan, siapa negeri Muslim yang diam seribu bahasa dengan pembantaian yang dilakukan penjajah tersebut di depan matanya?.
Inilah beberapa hal yang harus dipahami oleh kaum Muslimin dari tragedi serangan di Iran, pada pukul 02.00 waktu Teheran, di mana beliau dalam keadaan tertidur. Peristiwa ini dikonfirmasi oleh otoritas keamanan Iran, dilakukan oleh Israel. Hal-hal tersebut antara lain, sebagai berikut:
Pertama, peristiwa ini menunjukkan kepengecutan entitas Yahudi laknatullah Zionis Israel yang menyerang target dalam kondisi tidur (tanpa senjata, tanpa persiapan tempur).
Kedua, Iran harus mampu mengevaluasi atas lengahnya sistem keamanan negaranya, hingga dengan mudah penjahat internasional ini bisa masuk dan melakukan teror di dalam negerinya.
Ketiga, Iran haram melakukan aksi mengutuk atau meminta perhatian PBB, semestinya Iran harus mengerahkan kemampuan militer terbaiknya untuk menyerang Israel atas peristiwa yang mengancam dalam negerinya sesegera mungkin.
Keempat, menjadi momentum bagi penguasa umat Islam, secara jujur melakukan pembelaan kepada Muslim yang dijajah, terlebih berdekatan wilayahnya.
Kelima, mengambil pelajaran yang sama buat penguasa umat Muslim dengan militernya, menggerakkan posisi tersebut untuk membantu dan mengusir penjajah dari tanah Palestina.
Keenam, PBB sudah jelas tidak mampu membawa perubahan dengan resolusi-resolusinya yang tidak satu pun membawa solusi. Dan Zionis Israel tidak mematuhi setiap resolusi yang dibuat PBB karena backing kekuatan perlindungan yang didapatnya.
Maka, walaupun kematian Ismail Haniyeh membawa duka mendalam seluruh pihak yang mengetahui perjuangan beliau untuk negeri dan bangsanya, namun benarkah bahwa perjuangan kaum Muslimin akan semakin lemah membela Palestina setelah kematian beliau?
Setelah memahami hal-hal tersebut di atas, tentu sebagai umat Islam yang sadar akan syariat sepenuhnya, akan membuat mereka semakin yakin bahwa Islam adalah satu kesatuan universal, dan mampu membawa umat kepada keadilan dan kemaslahatan, yaitu dengan menegakkan syariat, sistem Islam secara kaffah.
Satu hal yang menarik dari sebuah perjuangan beliau, menyadarkan kaum Muslimin dunia bahwa Islam itu ternyata tidak sendiri, nyatanya Islam ada di seluruh belahan dunia. Mereka mulai menunjukkan jati dirinya bahwa Islam harus bersatu untuk menyuarakan keadilan, menyuarakan kezaliman, kerusakan, kebobrokan yang tengah dilakukan penjajah Zionis Israel di negeri Palestina.
Karena dengan kesadaran persatuan umat tersebut, sudah semestinya Islam tidak dapat dibagi-bagi dalam kelompok mana pun. Islam seharusnya adalah sebuah satu kesatuan yang senantiasa terus menjaga umatnya hingga mampu mengusir seluruh penjajahan yanga ada di muka bumi.
Sehingga perjuangan umat Islam tidak akan berhenti sampai di situ saja. Kematian sosok Ismail Haniyeh justru membawa semangat baru bagi kaum Muslimin untuk terus memperjuangkan syariat Islam, bahkan penggerak dakwah pergerakan Islam mana pun tidak akan berhenti untuk menyuarakan keadilan, menolak kezaliman terlebih penjajahan dalam bentuk apa pun.
Jangan pernah berharap pada solusi dan kerjasama negara nation state mana pun yang berada dalam kontrol negara besar lainnya seperti Amerika Serikat dan sekutunya.
Sejatinya, Islam akan selalu dijaga oleh sang Pencipta makhluk bumi dn seisinya dan terjaga dari setiap kerusakan yang dilakukan di muka bumi dengan menerapkan syariat sesuai aturan Allah SWT. []
Oleh: Desi Wulan Sari
(Aktivis Muslimah Bogor)
0 Komentar