Topswara.com -- Presiden Joko Widodo didampingi sejumlah influencer berkunjung ke IKN untuk meresmikan Jembatan Pulau Balang dan meninjau pembangunan jalan tol pada Ahad, 28 Juli 2024.
Sejumlah influencer yang mayoritas selebritas itu antara lain; Raffi Ahmad, Nagita Slavina, Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah, Irwansyah dan Zaskia Sungkar, Ferry Maryadi, Omesh dan Dian Ayu, Gading Marten dan Poppy Sovia, Sintya Marisca, Willie Salim, Meicy Villa, hingga Dian Ayu Lestari. Stafsus Presiden, Grace Natalie, menjelaskan kunjungan ke IKN yang memboyong serta para influencer itu sebagai bentuk keterbukaan pada publik (Tempo.co, 04/08/2024).
Kunjungan yang dilakukan presiden bersama para influencer turut menjadi perbincangan, dikarenakan khalayak tidak melihat tak adanya urgensi untuk mengajak para influencer tersebut.
Hal ini mengingat secara kapasitas influencer yang tidak ada keterkaitannya dengan proses pembangunan IKN yang kabarnya hingga saat ini belum ada 50 persen itu. Terlebih mengingat biaya transportasi dan akomodasi yang juga tidak bisa dibilang murah.
Jika kunjungan bersama influencer tersebut ditujukan sebagai bentuk keterbukaan ke publik, maka sepertinya influencer juga tidak mewakili masyarakat secara penuh. Rakyat pun belum melihat adanya realisasi proyek IKN seperti yang dijanjikan. Hal ini menjadi pertimbangan besar bagi rakyat untuk meninggalkan daerah asal untuk menetap di IKN.
Pasalnya belum ada fasilitas seperti sekolah, rumah sakit, pasar, dan fasilitas umum lain yang menunjang kehidupan masyarakat banyak.
Boleh jadi, kunjungan para influencer ini adalah salah satu upaya untuk menarik investor. Bukan rahasia lagi, dana yang digelontorkan pemerintah untuk mega proyek ini memang ugal-ugalan.
Membangun ibu kota dari nol bukan suatu hal yang mudah, namun sejak awal mega proyek ini sudah mendapat banyak sorotan. Walaupun banyak protes, pemerintah tetap melenggang mengubah kawasan tersebut menjadi smart forest city nantinya.
Begitulah kehidupan kapitalisme yang menjadikan penguasa dekat dengan para pemilik modal. Ketamakan penguasa melihat peluang materi menjadikan mereka menghalalkan cara apapun. Padahal, pengolahan sumber daya bukan seharusnya dilimpahkan pada investor.
Telah tampak letak keberpihakan pemerintah melalui mega proyek ini. Jika berpihak kepada rakyat, tentu penguasa mendengar banyak protes yang menolak pembangunan IKN ini dan melakukan perubahan mendasar untuk memperbaiki kesejahteraan rakyatnya.
Jika triliunan dana pembangunan proyek IKN digunakan untuk sebaik-baiknya kepentingan rakyat, maka akan banyak kepala yang merasakan manfaatnya.
Para penguasa Muslim yang paham Islam tentu menggunakan Hukum Islam sebagai pedoman hidup. Dalam Islam, pengaturan negara tak main-main. Negara bertanggung jawab secara penuh mengurusi masalah rakyatnya mulai dari ketersediaan pangan, sandang, dan papan. Tanggung jawab pada rakyat tentu lebih didahulukan daripada apapun.
Jika sistem Islam diterapkan, tentu pemerintah akan memiliki pola pikir yang bijak. Khalifah atau penguasa akan berperan sebagai ra’in yng memastikan kepentingan dan kemaslahatan umatnya terjamin, sebagai junnah atau pelindung dari segala ancaman dan rasa tidak aman, serta sebagai penjamin kebaikan tidak hanya bagi manusia tetapi juga alam semesta.
Wallahu’alam bishawab.
Hima Dewi, S.Si.,M.Si.
Aktivis Muslimah
0 Komentar