Topswara.com -- Dana Moneter Internasional (IMF) menempatkan tingkat pengangguran di Indonesia sebagai yang tertinggi di antara enam negara anggota ASEAN lainnya yang masuk dalam daftar pada April 2024. Persentase pengangguran di tanah air mencapai 5, 2 persen atau berbeda 0, 1 persen di atas Filipina (Tempo.co, Jumat 19/72024).
Tema serupa juga diangkat CNN Indonesia edisi Jumat (19/7/024). Dalam laman berita tersebut, Dana Moneter Indonesia (IMF) melalui World Economic Outlook pada April 2024 mencatat tingkat pengangguran di Indonesia sebesar 5, 2 persen tertinggi dibandingkan enam negara lain di Asia Tenggara yang ada di daftar. Posisi ini tidak berubah dari tahun lalu, tetapi angkanya lebih rendah yakni 5, 3 persen.
Peringkat pertama kali ini bukanlah sebuah kebanggaan atau prestasi melainkan berkonotasi negatif, yakni Indonesia menjadi juara dengan jumlah pengangguran terbanyak di antara negara ASEAN. Keadaan menyedihkan ini terjadi di sebuah negara yang berlimpah berbagai rupa sumber daya alam membentang di bumi pertiwi dari Sabang sampai Merauke.
Berada di antara dua samudera besar dunia yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik menjadikan Indonesia sebagai negara yang bertabur kekayaan alam hayati baik flora maupun fauna, tetapi semua anugerah Allah tersebut seakan nir manfaat bagi rakyat Indonesia.
Indonesia peringkat tertinggi pengangguran di antara negara ASEAN, kok bisa? pasalnya, negara memilih menggunakan ala kapitalisme dalam pengelolaan sumber daya alam serta kekayaan alam hayati yang terkandung di bumi khatulistiwa ini.
Kepemilikan kekayaan alam diserahkan kepada siapa saja yang memiliki modal besar untuk mengelolanya, dari hulu hingga ke hilir, dari proses eksplorasi hingga distribusi. Sehingga para pemilik modal bebas berkuasa menentukan kebijakan, termasuk dalam hal urusan tenaga kerja.
Tenaga ahli dari luar dan tenaga kerja asing didatangkan ke dalam negeri untuk mengelolanya, mengakibatkan rakyat di negeri sendiri kehilangan kesempatan kerja. Alhasil negara tidak mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyatnya.
Sempitnya kesempatan kerja berdampak banyak yang sampai mencari pekerjaan ke luar negeri menjadi TKI. Mereka meninggalkan keluarga tercinta di tanah air demi bisa memperoleh sumber mata pencaharian.
Sungguh ironis, akibat salah dalam menetapkan kebijakan, rakyat sendiri yang menjadi korban hingga Indonesia dinobatkan menjadi negara teratas dalam urutan kuantitas pengangguran terbanyak seAsia Tenggara. Para pemimpin negeri ini lebih berpihak kepada pemilik modal dan tenaga kerja asing (TKA). Rakyat seakan tidak diberikan kemudahan untuk berhak mendapatkan pekerjaan demi penghidupan yang layak.
Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar serta mayoritas beragama Islam, masalah pengangguran yang jumlahnya kian bertambah tentu bukanlah hal sepele dan remeh. Harus dituntaskan dengan segera. Namun, masalah pengangguran ini akan terselesaikan karena tidak diterapkannya aturan dari sistem Islam.
Sebagai agama dan ideologi hidup manusia, Islam memiliki tuntunan yang mewajibkan negara mengurus rakyat di semua lini kehidupan termasuk menyediakan lapangan pekerjaan yang cukup melalui berbagai kebijakan yang mendukung, pun dalam hal pengelolaan sumber daya alam.
Tidak lagi menggunakan sistem kapitalisme dalam hal kelola sumber daya alam menjadi salah satu solusi ampuh untuk menciptakan lapangan pekerjaan sehingga setiap rakyat akan mudah mendapatkan kesempatan bekerja di dalam negeri sendiri.
Dengan petunjuk Al-Qur'an serta hadis Rasul, menyelesaikan peliknya masalah pengangguran bukanlah hal yang sulit diuraikan, karena Islam mewajibkan negara berpihak kepada rakyatnya sendiri bukan kepada pemilik modal serta pihak asing. Penerapan sistem Islam dalam kebijakan yang diambil oleh negara akan mampu menciptakan lapangan pekerjaan serta mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya.[]
Sandhi Indrati
Anggota Komunitas Muslimah Menulis (KMM) Depok
0 Komentar