Topswara.com -- Merasa resah dan gelisah tatkala meredeka
Senjakala di Agustus yang cuaca kadang buruk kadang bagus
Kondisi kekinian ada gelagat yang tidak sehat
Pada ujungnya di pucuk beringin mudah tertiup angin
Tampaknya rakyat perlu senantiasa menyala pikirnya
Keresahan bersama masih direspon sebagian manusia
Masalah itu muncul dari orang pintar yang berkumpul
Ditambah lagi cara berpikir yang tumpul
Manusia memang semau-maunya hidup di dunia
Tatanan dibuatnya lalu disahkan kemudian dirubahkan
Bingung juga mengikuti orang-orang yang bingung dengan kehidupannya
Sini pusing rakyat bertambah pening
Darurat di masa merdeka
Haru biru tanda yang tidak menentu
Rakyat disenangkan dengan candu permainan receh
Ditekan-tekan hingga rakyat tenggelam dalam ragam persoalan
Darurat di masa merdeka
Sayap-sayap mulai patah satu persatu
Tubuhnya tak lagi gagah
Hingga tangis keluar air mata dari pinggir mata
Darurat di masa merdeka
Informasi kian terbuka dengan menguakkan peristiwa
Dahulu yang dikira merakyat kini diktatorat
Dahulu yang dikira sederhana kini jumawa
Darurat di masa merdeka
Bagaimana rakyat bisa tidur nyenyak saat di atas sudah kalap?
Bagaimana rakyat bisa cengar-cengir saat yang di sana penuh kikir?
Bagaimana rakyat bisa senyum saat situasi gawat kian menguat?
Darurat di masa merdeka
Tiada lagi kata yang bisa diucapkan untuk terus memuja
Manusia dipuja salah arah dalam menentukan loyalitas jiwa
Karma buruk kian menumpuk-numpuk tambah terpuruk
Masa merdeka tambah darurat negara
Gejolak jiwa dalam hati-hati yang lebih menyintai dunia
Jilatan kata-kata dalam lisan yang lebih menyakitkan nurani
Pusaran perubahan tidak lagi ideologis yang cenderung sukai manis-manis
Masa merdeka hanya milik mereka
Rakyat di bawah masih terpenjara dalam lingkup tertelungkup
Mereka merdeka di atas foya-foya dan derita
Rakyat di bawah masih perlu lebih jauh main menemukan solusi yang bukan main
Oleh: Hanif Kristianto
Analis Politik dan Media
0 Komentar