Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Butuh Hukum Tegas untuk Menindak Pelaku Penghina Agama

Topswara.com -- Geram, marah dan sakit hati ini ketika konten yang dibuat oleh Coki Pardede dan Indah G lewat diberanda Facebook. Kok bisa ada manusia yang sebodoh dan serendah itu dalam menghargai nyawa manusia?

Mereka menyindir isu serius yaitu aksi boikot terhadap Israel dan mengolok-olok perjuangan rakyat Palestina yang telah didukung oleh dunia internasional.

Apakah dia sudah tidak punya hati nurani ataukah telah hilang akalnya hingga genosida yang menimpa rakyat Palestina dia jadikan bahan olokan? Selucu itukah penderitaan saudara-saudara di Palestina?

Tidak habis pikir rasanya masih ada orang yang berani membuat konten serendah dan sebodoh ini dalam menyikapi penderitaan saudara kita di Palestina.

Perbuatan Coki ini bukan pertama kali ini saja tetapi dia sering membuat konten-konten yang mengolok-olok agama. Ia pernah membuat kontroversi dengan mengolok-olok agama pada tahun 2018 yang memasak babi dicampur dengan kurma.

Entah apa maksudnya dia kerap membuat konten-konten yang mengundang kontroversi. Kalaulah dia tidak beragama janganlah menjadikan agama sebagai bahan olok-olokan.

Karena hakikatnya yang senang mengolok-olok agama adalah manusia yang bodoh yang tidak bisa memahami siapa yang menciptakan dirinya. Dia sibuk mencari pembenaran atas dirinya dan mencoba mengajak orang lain agar sama-sama bodoh seperti dirinya.

Lalu apa bedanya dengan iblis yang mengolok-olok adam lalu membangkang kepada penciptanya. Ada masalah apa Coki dengan agamanya hingga dia begitu niat untuk selalu mengolok-olok agama?

Tipe manusia seperti ini telah disindir oleh Allah dalam Al-Qur'an surat Al Baqarah ayat 13, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَاِ ذَا قِيْلَ لَهُمْ اٰمِنُوْا كَمَاۤ اٰمَنَ النَّا سُ قَا لُوْاۤ اَنُؤْمِنُ كَمَاۤ اٰمَنَ السُّفَهَآءُ ۗ اَ لَاۤ اِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَآءُ وَلٰـكِنْ لَّا يَعْلَمُوْنَ

"Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Berimanlah kamu sebagaimana orang lain telah beriman!" Mereka menjawab, "Apakah kami akan beriman seperti orang-orang yang kurang akal itu beriman?" Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang kurang akal, tetapi mereka tidak tahu."

Dalam ayat ini Allah SWT dengan tegas menyatakan bahwa orang-orang yang selalu memperolok-olok agama ketika diseru untuk beriman selalu mengolok bahwa yang berimanlah yang tidak berakal alias bodoh padahal justru yang mengolok-olok dan tidak beriman kepada Allah-lah orang yang tidak berakal alias bodoh yang sesungguhnya.

Padahal keberadaan pencipta itu ada di sekitar manusia hatta pada dirinya sendiri seperti halnya jantung yang setiap detik berdenyut, siapakah yang memerintahkan jantung itu berdenyut kalau bukan Allah SWT ?

Sanggupkah seorang Coki yang katanya hebat selalu mengolok-olok agama mampu menghidupkan dan mematikan manusia? Mampukah dia mencari makan jika Allah memberi dia penyakit sehingga tidak bisa lagi berbicara misalnya?

Apakah Allah SWT harus mendatangkan azab dulu baru Coki akan percaya kalau pencipta itu ada? Kalaulah tidak paham agama janganlah mengolok-olok agama tetapi carilah kebenaran dengan mencari orang yang paham agama, jangan sok merasa sudah benar sehingga seenaknya saja membuat konten yang menyakiti hati umat terutama umat Islam (karena dia kerap kali membuat konten yang menyakiti agama mayoritas di negeri ini).

Sangat disayangkan memang di negeri mayoritas muslim tetapi orang seperti Coki ini dibiarkan tanpa ada sanksi tegas. Dengan dalih kebebasan pendapat tetapi ini sudah kebablasan dan diluar nalar.

Inilah jika sekularisme dijadikan patokan dalam kehidupan. Padahal sekularisme bukan paham yang berasal dari Islam. Islam tidak pernah mengenal pemisahan agama dari kehidupan, karena setiap perbuatan seorang muslim harus terikat dengan syari'at Islam.

Sebuah negara yang menerapkan sekularisme padahal mayoritas umatnya beragama Islam kerap kali akan menemukan kasus seperti ini. Dan hal ini tidak hanya dilakukan oleh satu atau dua orang tetapi banyak dan menggejala.

Negara dengan model seperti ini tidak akan bisa menindak orang-orang yang semacam coki karena negara seperti ini tidak memiliki perangkat hukum yang paripurna dan komprehensif dan berasal dari buat pikir manusia yang serba terbatas dalam memahami realita.

Dengan tidak adanya negara yang bisa menerapkan hukum yang tegas terhadap pada pelaku penista agama maka orang-orang semacam Coki ini akan terus bertambah dan makin menggejala.

Oleh karena itu, perlu adanya gerakan yang menyadarkan umat mayoritas muslim ini untuk kembali pada aturan Islam yang komprehensif dan mampu memberikan sanksi yang berefek jera pada para pelaku penista agama ini.

Surat dalam Al-Qur'an berikut menggambarkan bagaimana tipe manusia seperti Coki akan selalu ada karena pada masa Rasul pun orang-orang semacam ini sudah ada dan kebanyakan dilakukan oleh orang-orang yahudi yang selalu membangkang kepada para utusan Allah.

Orang-orang yang selalu mengolok-olok agama selalu menjawab bahwa dia hanya sekadar bercanda dan senda gurau.

وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللهِ وَءَايَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِءُونَ

Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanya bersenda-gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya, kamu selalu berolok-olok?” [at Taubah/9 : 65].

Ayat ini juga menerangkan bahwa sikap memperolok-olok syi’ar agama bertentangan dengan keimanan. Dua sikap ini, dalam diri seseorang, tidak akan bisa bertemu. Oleh karena itu, Allah menyebutkan bahwa pengagungan terhadap syiar-syiar agama berasal dari ketaqwaan hati dan mengolok-olok terhadap syiar-syiar agama merupakan sikap kekafiran.

Wallahu'alam bishawwab.[]


Oleh: Emmy Emmalya 
Analis Mutiara Umat Institute
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar