Topswara.com -- Membiasakan diri untuk berani bicara itu baik. Karena, tidak semua masalah bisa diselesaikan dengan diam. Lebih banyak masalah yang butuh solusi dengan mengkomunikasikannya pada pihak-pihak terkait.
Termasuk para istri yang memiliki masalah dengan suami, sebaiknya bicarakan langsung kepada yang bersangkutan. Jika suami sumber masalahnya, kenapa curhatnya malah ke media sosial? Untuk apa orang sejagat maya tahu masalah rumah tangga kita? Lebih baik sampaikan saja kepada suami, apa yang menjadi unek-unek, agar didengar dan dijadikan bahan evauasi.
Meskipun sekadar curhat, ada hal-hal yang tetap harus diperhatikan adab-adabnya. Jangan sampai tujuan untuk mendiskusikan masalah, malah berujung pada amarah dan bahkan berakhir pisah. Oleh karena itu, sebelum membincangkan suatu masalah dengan suami, sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut ini:
Minta Waktu Khusus
Secara sengaja, mintalah waktu khusus untuk berbicara. Dengan demikian sudah ada persiapan dari pihak istri tentang masalah apa yang akan disampaikan. Di pihak suami, sudah siap untuk menyediakan waktu mendengarkan.
Jika sulit dengan lisan, beritahukan suami dengan tulisan. Misal saat suami di kantor, istri kirim pesan bahwa nanti malam minta waktu untuk berbicara. Jadi, suami sudah siap-siap dan tidak emosi jika tiba-tiba istri nyerocos curhat, padahal dia sedang capek pulang kerja.
Tahan Mental Tanpa Emosional
Namanya punya masalah, istri cenderung emosional. Rasa kesal dan kecewa, mudah menyulut amarah. Bisa membuat emosi meledak. Belum juga mulai bicara, sudah naik darah. Atau saat bicara, sudah nangis duluan. Karena itu, sebelum bicara, ambil nafas, tetap tenang dan kalau bisa tersenyum. Ini agak sulit, tetapi mari kita latih.
Rendah Hati dan Bukan Angkuh
Pertengkaran suami istri, sering dipicu oleh egosentris masing-masing. Merasa yang paling benar dan tidak mau mengalah. Fokus berdebat untuk menjadi pemenang. Tidak mau memikirkan langgengnya hubungan. Karena itu, turunkan ego pribadi dan bersikaplah rendah hati.
Jangan terlihat angkuh, dan tidak mau kalah. Hargai perbedaan pendapat, selama dalam koridor syariat. Menurunkan ego pribadi adalah penting demi terjaganya hubungan.
Menghindari Su’udzon atau Buruk Sangka
Bicarakan pokok masalah tanpa dibarengi dengan asumsi-asumsi, tuduhan, penghakiman dan pelabelan. Tetap terapkan yang namanya praduga tak bersalah. Niatkan untuk meminta penjelasan, klarifikasi dan bukan menuduh lalu menyalahkan.
Misal, ketika suami diduga pelit memberikan uang kepada istri, sementara lebih royal kepada teman-temannya, maka minta penjelasannya. Jangan-jangan, hal itu terjadi karena suami tidak up date dengan harga-harga dan besarnya kebutuhan rumah tangga. Maka, sampaikan unek-unek istri dengan baik.
Budayakan Pillow Talk atau Deep Talk
Istilah ini sangat populer, yaitu bicara sebelum tidur atau berbicara mendalam tentang isi hati masing-masing. Sebenarnya ini baik dilaksanakan suami istri. Bahkan juga mudah. Nyatanya, banyak yang tidak bisa melakukannya.
Yang terjadi adalah: sering kali pulang kerja suami sudah terlalu lelah sehingga tidur duluan. Sementara istri masih sibuk membereskan pekerjaan dapur, atau menidurkan anak, sehingga tidak sempat berbincang. Bahkan seringnya ketiduran bersama anak yang masih balita. Solusinya bagaimana?
Pillow talk atau deep talk, tidak harus dilakukan setiap hari. Toh bahan pembicaraan belum tentu ada setiap saat. Jadi, tetap bisa dilakukan saat suami libur kerja, misalnya. Suami sengaja menyiapkan waktu dan tenaga untuk mendengarkan istri.
Bisa juga di akhir pekan saat family time, misal mengajak anak-anak main ke taman, sementara suami dan istri bisa berbincang berdua sambil mengawasi anak-anak. Bagi yang punya kendaraan lalu piknik di akhir pekan, manfaatkan saling bicara di sepanjang perjalanan.
Couple Time dan Couple Talk
Terkadang, berbincang di rumah tidak efektif. Ada gangguan anak dan pekerjaan rumah yang tidak ada habisnya. Untuk pasangan yang anak-anaknya sudah cukup mandiri, bisa pergi berdua. Istilahnya couple time untuk couple talk.
Walaupun cuma ke warung bakso, belanja ke mal, atau ke restoran, nah, momen berdua itu manfaatkan untuk berbincang. Entah saat boncengan motor, di mobil atau duduk makan berdua di warung atau restoran.
Selain untuk mengembalikan kemesraan dan kedekatan romantis, juga baik untuk membuka komunikasi.
Bagaimana para istri, nomor berapa yang sulit dilakukan? Semoga cara ini bisa kita amalkan Bersama-sama. Kita latih diri kita untuk bersikap terbuka dan komunikatif dengan pasangan, agar setiap masalah bisa kita percahkan bersama-sama dengan baik. Seraya meminta pertolongan dari Allah SWT, agar diberikan kemudahan dan solusi terbaik hingga keluarga semakin harmonis.
Oleh: Kholda Najiyah
Founder Salehah Institute
0 Komentar