Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UFK: Dakwah Risalah Nabi SAW, Tidak Tepat Memberi Tarif dan Meminta Fasilitas Mewah

Topswara.com -- Founder Cinta Qur'an Ustaz Fatih Karim mengatakan karena dakwah itu adalah risalah Nabi SAW maka tidak tepat jika dalam berdakwah memberi tarif dan meminta fasilitas yang mewah.

"Sering kali saya temukan para guru fokus berdakwah tetapi tidak disupport dengan bisnis yang lain sehingga akhirnya membisniskan dakwah, kenapa? Akhirnya dakwah itu menjadi ladang profesi, mentarif dengan tarif yang mahal sehingga tidak semua orang bisa mengakses. Kemudian meminta fasilitas yang luar biasa, business class, untuk mobil juga harus yang mewah. Menurut saya ini tidak tepat karena dakwah inikan adalah risalah Nabi SAW yang harus disampaikan pada siapa pun," ujarnya dalam video Berbisnis Sejak SD, Orang Tua Bercerai, Hidup Serba Susah. Di kanal YouTube Pecah Telur, Rabu (17/1/2024).

Maka dari itu, ungkapnya, selama 25 tahun berdakwah, ia ingin benar-benar komitmen 100 persen berdakwah tanpa meminta bayaran/tarif. Dia membangun bisnis, bisnis yang dari itulah yang kemudian akan menghidupi dan membantunya dalam dakwah.

"Maka saya membangun bisnis bersama teman-teman. Ada yang namanya Alanabi, bisnis Cinta Qur’an learning, pembelajaran Qur’an. Saya juga memiliki bisnis Cinta Qur’an Treading, pembiyayan syariah. Bisnis-bisnis itu alhamdulillah sudah jalan tim dan sistemnya sehingga dia create money dan itu yang menopang dakwah sehingga dakwah dan bisnis 100 persen," ungkapnya.

Sehingga, lanjutnya, ketika mengisi dakwah, dia all out 100 persen, begitu nuga ketika berbisnis juga 100 persen. Ia juga tidak pernah melakukan pembagian 'dakwah saja dan tinggalkan dunia'.

"Jadi ketika saya mengisi pengajian saya 100 persen. Ketika berdakwah juga 100 persen. Ketika saya meeting bisnis saya all out sebagaimana saya mengisi pengajian saya all out. Saya tidak pernah membuat pembagian ‘dakwah aja tinggalkan dunia’ apalagi istilah sekarang ‘ceraikan dunia. Saya kurang setuju ceraikan dunia. Kalau memang ceraikan dunia buat apa Allah ciptakan dunia sedangkan Allah mengirim kita ke dunia untuk beramal shalih membuat kreasi prestasi terbaik untuk dibawa ke akhirat," urainya.

Ia mengutip surat Al Qasas 77 'Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan'

"Wabtagi fīmā ātākallāhud-dāral-ākhirata ingat Allah sebut akhirat dulu, menjadi fokus kita, menjadi visi besar kita, menjadi tujuan itu akhirat, tetapi Allah bilang apa wa lā tansa jangan lupa kamu juga punya hak di dunia artinya dunia juga harus diraih bukan diceraikan, diraih untuk bekal ke akhirat, sehingga kita bisa pulang dengan bahagia kenapa? Karena kita bisa mempersembahkan amal-amal shalih terbaik dibawa pulang menghadap ke Allah sebagai hamba," paparnya.

"Jadi kenapa harus bisnis? Karena Rasulullah pengusaha, 9 dari 10 sahabat yang dijamin masuk surga adalah pengusaha? Kenapa? Karena pengusaha menurut saya itu lebih kuat aspek tawakalnya," sambungnya.

Kemudian, ia merasa merdeka, mempunyai jadwal kajian merdeka. Tidak mentarif kajian juga merdeka.

"Saya punya jadwal yang merdeka, saya ngisi pengajian di mana-mana juga merdeka, karena saya tidak pernah mentarif, saya tida bisa dibeli ‘ustaz tolong tidak boleh ngomong ini ini ini, kalau ngomong itu nanti ustaz tidak dibayar’, maka saya bilang ‘baik saya batalkan kontraknya silahkan undang ustaz yang lain, merdeka menurut saya itu kemerdekaan yang hakiki," pungkasnya. [] Alfia Purwanti
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar