Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Tawuran demi Cuan, di Manakah Generasi Dambaan?

Topswara.com -- Aksi tawuran kembali terjadi di Jalan Basuki Rahmat (Bassura), Cipinang Besar Utara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Dugaan sengaja demi mencari cuan melalui media sosial pun muncul di balik terjadinya aksi tawuran.

Diketahui, tawuran tersebut melibatkan warga RW 01 dan RW 02 pada Kamis (27/6), sekitar pukul 05.30 WIB. Para pelaku tawuran itu bersenjatakan benda berbahaya seperti batu, petasan, dan senjata tajam. 

Lurah Cipinang Besar Utara (CBU), Agung, angkat bicara terkait tawuran yang kerap terjadi di Bassura, Jaktim. Bahwa para pelaku tubir terpengaruh oleh obat-obatan juga, bukan murni sadar, di luar kesadaran mereka sendiri. (Detikcom, 30/06/2024)

Aksi tawuran antara geng motor lagi-lagi pecah di wilayah Ciomas. Sebanyak 8 pelaku yang masih usia remaja itu kini ditangkap Polsek Ciomas. (Radar Bogor, 30/06/2024)

Tawuran atau disebut juga tubir di kalangan anak remaja seperti sudah biasa terjadi. Tidak hanya saling serang hingga menimbulkan luka, bahkan dapat mengundang kematian. Para pelaku tubir bersenjata tajam seperti pedang, celurit dan lainnya. 

Bagaimana pun juga hal seperti itu tidak dapat dibenarkan apapun alasannya. Selain membahayakan para pelaku tawuran, aksi ini dapat membahayakan orang lain dan dapat menimbulkan banyak kerugian.

Selain itu, didapati juga dalam aksi tawuran ternyata para pelaku terpengaruh obat-obatan terlarang dan minuman keras. Mereka dalam kondisi setengah sadar sehingga tidak merasa gentar menyerang. Diduga pula mereka melakukan tawuran ini agar menghasilkan cuan dari kontennya.

Dari realita tersebut terlihat bahwa generasi muda saat ini telah rusak. Jelas sudah bahwa sumber kebahagiaan dan tujuan hidup mereka hanyalah cuan semata. Usaha mereka mendapatkan materi pun tak pandang pahala atau dosa. Asalkan cuan mereka dapatkan semua mudah dikorbankan. Dalam hal seperti ini agama dianggurkan.

Hal tersebut juga membuktikan bahwa sistem pendidikan saat ini ternyata telah gagal dalam mencetak generasi-generasi emas penerus bangsa. Bagaimana mungkin sebuah negara dapat membangun kesejahteraan negrinya jika pemudanya doyan tawuran? Dan ternyata tujuannya ialah cuan semata. Hanya demi materi, tubir mereka jabani. 

Pendidikan kapitalisme sekularisme hanya akan mencetak pribadi-pribadi yang sukses dia atas kertas. Memprioritaskan nilai daripada akhlak. Sekolah-sekolah yang ada diharuskan dapat melahirkan pemuda yang siap bekerja. Namun melalaikan pembentukan akhlak baiknya.

Para pelajar di sekolah dituntut belajar berbagai pelajaran. Tetapi malah menjadikan pelajaran agama sampingan untuk mengerjakan ujian semata. Sehingga terbentuklah manusia yang minim pemahaman agama dan jauh dari akhlak mulia.

Inilah akibatnya jika negara masih saja mengadopsi sistem kapitalisme. Sistem kufur yang berasaskan materi. Serta paham sekularisme yang dianutnya. Paham yang memisahkan agama dari kehidupan. 

Dengan berlakunya sistem ini maka terciptalah manusia-manusia tamak yang tujuannya materi. Segala cara dapat dihalalkan asal cuan mereka dapatkan. Agama pun bagi mereka hanyalah sebagai formalitas, dalam hal duniawi mereka tinggalkan.

Di sisi lain, Islam sebagai agama yang lurus lagi luhur. Yang berasal dari Sang Pencipta (Al-Khaliq) dan Sang Pengatur (Al-Mudabbir). Memiliki sistem pendidikan yang dapat mencetak generasi emas yang berakhlak kariimah. Berlandaskan Al-Qur'an dan As-Sunah pendidikan Islam akan melahirkan manusia-manusia yang bertakwa. Ridha Allah sematalah yang menjadi tujuannya.

Dalam Islam, tawuran merupakan perbuatan saling menzalimi. Dalam Islam perbuatan zalim sangat diharamkan. Sebagaimana dalam Hadis Arba'in, hadis ke-24, dari Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau meriwayatkan dari Allah ‘azza wa Jalla, sesungguhnya Allah SWT telah berfirman:

“Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku menjadikan kezaliman itu haram di antara kalian, maka janganlah kalian saling menzalimi."

Generasi Islami tentu akan memiliki rasa takut untuk melanggar syariat hukum yang ditetapkan Allah SWT. Mereka akan senantiasa berhati-hati dalam berperilaku. Menjadikan syariat sebagai pijakan berbuat. Islam memiliki sanksi tegas pula bagi sesiapapun yang melanggar hukum-hukumnya. Dapat menjerakan pelanggar dan mencegah orang lain yang ingin melanggar.

Negara Islampun akan menyetop pengedaran obat-obat terlarang dan miras yang dapat merusak akal. Dengan menutup pabriknya dan menghukum pemilik usaha serta para pengedarnya. Masyarakat yang islami juga paham bahwa mengkonsumsi atau memproduksinya adalah perbuatan terlarang. Sehingga tak ada lagi celah untuk bermaksiat.

Pemerintahan Islam juga memiliki andil yang besar dalam mengarahkan seluruh masyarakat untuk mencari nafkah secara halal. Khalifah sebagai pemimpin akan menjamin pekerjaan bagi seluruh rakyatnya. Rakyat yang masih berkekurangan akan menjadi tanggungan negara. Sehingga tidak ada lagi rakyat berlaku maksiat sebab mencari pembiayaan hidup.

Demikianlah, Islam menjadi solusi masalah tawuran. Bukan hanya tawuran tetapi juga problematika ummat lainnya, yang disebabkan oleh sistem kufur kapitalisme sekuler. Yang memisahkan agama dari kehidupan. Padahal Allah memerintahkan untuk kita semua menjalankan segala syariatnya di seluruh aspek kehidupan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 208 yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan..."

Waallhua'lamubisshawab.


Oleh: Rosyida Az-Zahro
Aktivis Muslimah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar