Topswara.com -- Hari ulang tahun (ultah) adalah hari yang selalu kita tunggu setiap tahunnnya. Karena pada hari itu usia kita bertambah. Setiap orang berharap mendapatkan hadia atau kejutan ketika hari ulang tahunnya.
Memberi kejutan atau prank ultah adalah hal yang sudah biasa terjadi bahkan sudah menjadi tradisi bagi setiap orang. Bukan hanya pada kalangan anak remaja tetapi juga orang tua sudah sering melakukan hal tersebut. Bahkan sampai ada kejutan atau prank ulang tahun berakhir tragis yang menyebabkan melayangnya nyawa seseorang.
Nasib tragis menimpa Ketua OSIS SMAN 1 Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Ketua OSIS berinisial FN, 18 tahun, meninggal dunia akibat tersengat listrik setelah diceburkan ke kolam di sekolah saat perayaan ulang tahunnya pada Senin, 8 Juli 2024.(TEMPO.CO/16/Juli/2024)
Sangat di sayangkan niat ingin memberikan kejutan agar tidak ketinggalan tren malah justru berujung menghantarkan nyawa temennya sendiri.
Begitulah tren Barat yang di ikuti oleh masyarakat luas saat ini untuk menunjukan akan eksistensinya dalam mengikuti berbagai tren yang sedang viral. Asal senang apapun boleh di lakukan tanpa berpikir hal yang di lakukan merugikan atau menguntungkan.
Prank atau kejutan ulang tahun adalah perilaku remaja yang di lakukan secara spontanitas. Tanpa disertai proses berpikir yang cermat serta mendalam terhadap sesuatu yang akan di lakukan. Apakah berbahaya atau tidak, apakah juga bermanfaat atau tidak.
Semua ini di karenakan oleh ketidak pahaman atas kaidah berpikir dan beramal dalam setiap melakukan perbuatan. Berpikir sebelum betindak ibarat pelita di dalam gelap sedangkan amal adalah arah atau tujuan yang hendak di capai dalam sebuah perbuatan.
Di tambah lagi dengan tidak adanya kesadaran akan pertanggung jawaban atas setiap perbuatan yang di lakuan. Menjadikan pemuda saat ini abai atas resiko yang mungkin terjadi.
Seringkali para pemuda dalam melakukan perbuatan hanya sekedar ingin bersenang-senang dan coba-coba sehingga jauh dari kesan produktif. Banyak meghabikan waktu untuk hal yang sia-sia.
Semua ini adalah buah dari penerapan sistem hidup yang liberal sehingga bebas melakukan apa saja tanpa berpikir dampak apa yang akan di timbulkan kemudian hari.
Kerusakan berpikir saat ini hadir karena kita mencampakan hukum Allah sebagai aturan dalam kehidupan. sungguh berbeda jika kita menggunakan hukum Allah atau hukum islam dalam mengatur dan melakukkan aktifitas kehidupa.
Di dalam Islam ada yang namanya sistem pendidikan Islam. Dimana sistem Pendidikan Islam berlandaskan akidah Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadis. Dengan metode pengajaran membentuk pola pikir dan pola sikap sehingga bersaksia islamiah. Mampu berpikir sebelum bertindak dan paham bahwa aktifitas yang di lakukan menimbulkan pahala atau dosa.
Sebab jika kita belajar kaidah berpikir benar dan mendalam maka akan menghasilkan amal produktif. Sebab di dalam Islam setiap amal perbuatan akan di mintai pertanggung jawabanya kelak di yaumil hisab yang akan mentukan apakah kita akan msuk ke dalam surga atau neraka sebagai balasan atas perbuatan kita.
Sistem pendidikan seperti ini akan terlaksana dengan penerapan syariat Islam secara kaffah dalam bingkai naungan daulah khilafah islamiah. Dimana pemimpin di dalam negara khilafah disebut dengan khalifah yang memiki fungsi sebagai rain atau pelayan umat dan junnah atau sebagai pelindung umat. Ketika syariat Islam di terapkan secara kaffah maka akan tercipta Islam rahmatan Lila’lamin.
Wallahu a'lam Bisshawab.
Oleh: Nurhalimah
Aktivis Muslimah
0 Komentar