Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pinjol Bukan Solusi Pembiayaan Pendidikan Tinggi

Topswara.com -- Biaya pendidikan tinggi masih menjadi problem bagi masyarakat yang kurang mampu dinegeri ini. Berbagai langkah ditempuh namun belum mencapai titik terang. Berkaitan dengan hal tersebut, muncul penyataan viral Menko PMK Muhadjir yang mendukung plafform pinjol (pinjaman online) untuk dimanfaatkan oleh mahasiswa dalam membayar atau melunasi uang kuliah mereka. 

Dengan alasan bahwa pinjol tidak sama dengan judol (judi online) yang terang terangan melanggar hukum, justru pinjol ini memberikan keuntungan dan kemudahan untuk mahasiswa. (tirto.id/31/07/2024) 

Berkaitan dengan pernyataan tersebut, maka tidak heran jika 83 perguruan tinggi dan kampus terkemukan di Indonesia memberikan dukungan terhadap penggunaan pinjol sebagai solusi. (cnnindonesia.com/03/07/2024) 

Lebih dari itu, pinjol juga dianggap sebagai bentuk inovasi teknologi. Sungguh pernyataan tersebut menunjukkan pada kita rusaknya paradigma berpikir mereka sebagai pemimpin. Padahal pinjol (pinjaman online) jelas merupakan perbuatan merusak dan merugikan. 

Namun, dianggap memberikan solusi atas kesulitan mahasiswa membayar uang kuliah. Meskipun solusi tersebut sama sekali tidak menyentuh akar permasalahan nya.

Pendidikan tinggi yang seharusnya menjadi tanggungjawab penguasa dalam penyelenggaraan dan pembiayaan nya. Namun, saat ini justru menjadi tanggungjawab masing-masing individu yang ingin mendapatkan pendidikan tinggi dengan biaya yang fantastis. Beban hidup masyarakat semakin menghimpit. 

Semua ini akibat kapitalisasi dalam bidang pendidikan. Uang kuliah mahal seharusnya dikaji oleh penguasa agar tidak mahal dan bisa dijangkau, justru diberikan solusi yang tidak solutif dengan memberikan dukungan untuk meminjam pinjaman online. 

Hal tersebut juga membuktikan kepada kita lepasnya tanggungjawab negara dalam mencapai tujuan pendidikan. Apalagi pendidikan merupakan kebutuhan pokok masyarakat bukan kebutuhan tersier.

Inilah buah pahit penerapan sistem kapitalisme. Sebab kapitalisme pula yang memberikan akses untuk mendapatkan uang secara mudah. Namun miris, dibalik kemudahan akses tersebut terdapat jerat kenistaan yang akan menyiksa pelakunya dikarenakan sistem yang berlaku adalah ekonomi ribawi. Sudah pasti hal tersebut akan menjadi beban finansial jangka panjang dengan bunga dan denda.

Kondisi ini juga menggambarkan kepada kita rusaknya masyarakat akibat penerapan kapitalisme. Kemiskinan dan gagalnya negara dalam mensejahterakan rakyat. Pada akhirnya masyarakat memanfaatkan segala fasilitas yang tersedia dengan buta dan tuli sebab jauhnya edukasi tentang kebenaran yang hakiki dalam menjalani kehidupan. 

Masyarakat dalam kapitalisme hanya menyibukkan diri bagaimana agar bisa mendapatkan uang tanpa perduli halal haram.

Sungguh miris kehidupan masyarakat dalam tatanan kapitalisme sekularisme.

Sangat jauh berbeda dengan Islam.
Islam menjadikan negara sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas rakyat dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk mewujudkan kesejahteraan dan komitmen dalam mewujudkan tujuan pendidikan. 

Sebab penguasa dalam Islam adalah pelayan umat sehingga penguasa harus paham betul bahwa pendidikan adalah aspek penting dalam kehidupan. Sebagaimana hadist Rasulullah SAW, riwayat Ibnu Majah, " Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim ". Maka penguasa akan memfasilitasi agar terwujudnya kewajiban tersebut. 

Di dalam penerapan Islam secara kaffah yaitu khilafah. Pendidikan memiliki peranan penting. Pembiayaan pendidikan akan diambil dari pos pemasukan di baitul maal. Sehingga masyarakat tidak akan dipungut biaya untuk mendapatkan pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi.

Islam memandang pinjaman online adalah perbuatan haram yang melanggar syariat. Sebab, pada pinjaman online terdapat kelebihan yang harus dibayarkan (bunga). Sebagaimana Allah SWT berfirman, "Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba". (Qs. Al-Baqarah : 275)

Dari sini jelas bahwa menjadikan pinjaman online sebagai solusi atas kesulitan mahasiswa membayar uang kuliah adalah solusi yang tidak tepat. Sebab, ini menunjukkan lepas tangan penguasa sebagai pihak yang bertanggungjawab.

Maka, solusi yang tepat adalah dengan menerapkan sistem Islam secara kaffah. Sebab Islam memiliki solusi hakiki untuk setiap permasalahan yang dihadapi oleh umat saat ini.

Wallahua'lam Bisshawab.


Oleh: Yusniah Tampubolon 
Aktivis Muslimah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar