Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

PETI Telah Banyak Merenggut Nyawa

Topswara.com -- Pertambangan liar kembali membawa bencana. Longsor terjadi di sebuah tambang emas dan dan menyebabkan ratusan orang menjadi korbannya. Emas ditambang, nyawa melayang. Pertambangan tanpa izin (PETI) telah merenggut banyak nyawa.

Inilah yang terjadi di sebuah tambang emas ilegal di Desa Tulabolo Timur, Kecamatan Suwawu, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo pada 7 Juli 20224. Hujan deras di wilayah itu memicu tanah longsor. 

Bukan hanya peralatan tambang yang diterjang longsor, tetapi juga kendaraan dan orang-orang yang ada di lokasi tambang. Lebih dari seribu personel gabungan diterjunkan untuk mencari korban longsor tersebut. 

Pencarian sempat terkendala oleh hujan lebat dan cuaca buruk serta tanah yang labil. Pencarian juga terkendala oleh sulitnya akses menuju lokasi. (mongabay.co.id, 10/7/2024)

Pihak Basarnas pun menghentikan pencarian korban longsor pada Jumat (13/7/2024) sebagaimana SOP. Data terakhir menunjukkan bahwa korban meninggal sebanyak 27 orang, 284 korban selamat, dan 14 orang masih hilang. Pemkab Bone Bolango juga menutup lokasi tambang sementara. (detik.com, 15/7/2024)

Bencana Akibat Salah Kelola

Selain faktor alam, bencana kerap kali dipicu oleh ulah manusia sendiri. Aktivitas ilegal yang dilakukan tanpa kajian mendalam karena hanya mengejar keuntungan telah menimbulkan bahaya bagi lingkungan dan manusia. 

Kegiatan pertambangan yang tidak memperhatikan aspek keselamatan dan lingkungan telah menjadi petaka bagi umat manusia. Semua karena keuntungan materi menjadi hal utama yang dipertimbangkan.

Kejadian di tambang emas Suwawu bukan yang pertama kalinya. Bencana di area pertambangan sudah sering terjadi. Namun, sepertinya tidak ada upaya yang serius dari negara untuk mencegah agar peristiwa serupa terulang. Karena faktanya aktivitas ilegal yang berbahaya seperti halnya pertambangan liar terus terjadi dan berlangsung di banyak tempat. 

Rasanya aneh bila tidak ada pihak berwenang yang mengetahui ada aktivitas pertambangan di daerahnya. Bila memang benar tidak mengetahui adanya tambang liar, maka artinya pemerintah kecolongan atau bisa jadi mengetahui tetapi diam saja karena sudah ada perjanjian dengan perusahaan tambang yang bersangkutan. 

Yang paling diuntungkan dari adanya tambang-tambang liar tentunya adalah pengusaha atau penyandang dananya. Pengusaha inilah yang meraup banyak keuntungan. Adapun para pekerja hanya mendapat bagian kecil, kalau tidak dikatakan remah-remahnya saja.

Inilah realitas dalam kehidupan yang berlandaskan pada kapital. Dalam sistem ini, pemegang kapital alias pengusaha bisa bertindak sesukanya. Kapitalis atau pemilik modal bisa berlaku sebagai penguasa. Kekuatan modalnya bisa menekan pejabat untuk membuat kebijakan yang menguntungkan dirinya. Tidak heran bila kebijakan yang merugikan rakyat banyak dilahirkan dalam negara yang menerapkan sistem kapitalisme.

Karena mindset kapitalismelah, peran negara dipinggirkan. Sebaliknya, pemilik kapital sangat berkuasa dalam hal yang seharusnya dijalankan oleh negara. Tambang yang seharusnya berada dalam pengelolaan negara malah dikuasai segelintir kapitalis. 

Peran negara hanya sebatas membuat kebijakan yang memberi keleluasaan pada swasta atau kapitalis untuk mengambil keuntungan dari tambang-tambang yang ada. Negara menjadi regulator bagi kepentingan pengusaha.

Akibatnya, rakyat tidak bisa merasakan manfaat dari adanya tambang-tambang yang ada di sekitar mereka. Rakyat justru hidup dalam kesusahan karena kekayaan alam yang seharusnya bisa dinikmati malah dikuasai oleh segelintir orang kaya pemilik modal. Hasil pengelolaan tambang yang seharusnya bisa memberikan banyak manfaat bagi rakyat telah dimonopoli oleh pihak-pihak tertentu.

Pertambangan tanpa izin (PETI) marak di negeri ini. Aktivitas tak berizin ini merugikan negara dan rakyat. Bukan hanya pendapatan negara hilang atau berkurang, PETI juga merusak alam dan mengancam keselamatan rakyat. PETI telah membawa mati.

Mengelola Alam dengan Islam

Alam sebagaimana halnya manusia adalah ciptaan Sang Maha Kuasa. Karena itulah, manusia tidak punya kuasa atas alam. Manusia tidak bisa menentang alam. Namun, manusia bisa memanfaatkannya sebagaimana aturan-Nya. Manusia bisa mengelola alam agar mendapat manfaat darinya secara bijak sekaligus menghindarkan dari bahaya.

Di sinilah pentingnya Islam. Dengan pemikiran Islam, manusia akan dituntun untuk bertindak secara benar sebagaimana yang diinginkan Sang Pencipta. Islam sebagai agama dan ideologi yang memiliki seperangkat aturan untuk mengatur seluruh aspek kehidupan. Salah satunya adalah tentang kekayaan alam seperti tambang emas.

Islam memerintahkan negara untuk mengelola tambang yang sejatinya milik rakyat. Negara tidak boleh menyerahkan atau menjual tambang kepada pihak swasta. Tambang adalah milik rakyat yang harus dikelola negara sehingga hasilnya bisa dimanfaatkan secara bersama-sama. Hasil pengelolaan tambang bisa berupa pengadaan fasilitas publik seperti rumah sakit, sekolah, jalan, dll yang semua bisa dinikmati secara gratis.

Pengelolaan kekayaan alam seperti tambang oleh negara juga akan menjamin aspek keselamatan dan keamanan. Sebelum melakukan pertambangan, akan dilakukan kajian terlebih dahulu untuk memastikan bahwa aktivitas tersebut tidak berbahaya. Negara juga harus menjamin keselamatan para pekerja dan masyarakat sekitar terkait aktivitas pertambangan dan efeknya. 

Tidak boleh melakukan pertambangan hanya semata mengejar keuntungan. Sekecil apa pun potensi bahayanya, aktivitas pertambangan tidak layak dijalankan. Nyawa manusia jauh lebih penting dari pada cuan hasil tambang.

Dengan pengelolaan alam menurut Islam, kemaslahatan akan dirasakan oleh seluruh rakyat. Negara yang menjalankan Islam sebagai aturan adalah yang sesungguhnya kita butuhkan. Hanya negara seperti inilah yang bisa diharapkan mampu memberikan kesejahteraan dan keselamatan lahir batin. Penerapan Islam secara menyeluruh dalam kehidupan ini akan memberikan keberkahan dan keridhaan dari Allah SWT.

Wallahu a’lam bishshawwab.


Oleh: Nurcahyani 
Aktivis Muslimah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar