Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Persoalan Sampah Makanan di Tengah Kemiskinan dan Kelaparan Melanda

Topswara.com -- Indonesia ditengah permasalahan kemiskinan, kelaparan dan stunting namun menjadi negara penghasil sampah makanan terbesar nomor 2 di dunia, dengan jumlah 20,93 juta ton setiap tahun. 

Bappenas mencatat potensi kerugian negara akibat susut dan sisa makanan mencapai Rp213 triliun-Rp551 triliun per tahun. Angka ini setara dengan 4-5 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. (tirto.id, 3 Juli 2024)

Jumlah tersebut harusnya bisa memberi makan 30 persen sampai 40 persen populasi rakyat Indonesia. Selain itu, jika permasalahan sampah makanan dapat di selesaikan maka emisi gas rumah kaca sebanyak 1.702,9 metrik ton CO² bisa diturunkan.

Masalah pokok sampah makanan ini terletak pada apa penyebab banyaknya sampah makanan. Sehingga solusinya tidak hanya mengatasi cara memanfaatkan sisa makanan yang masih layak dikonsumsi dan lainnya.

Persoalan sampah makanan tidak lepas dari sistem kapitalisme yang diterapkan negara ini. Produsen pangan melakukan produksi besar-besaran untuk target profit yang besar namun faktanya tidak terserap oleh konsumen. Jika produk sudah kadaluarsa akan ditarik oleh produsen dan dimusnahkan.

Akibat distribusi bahan pangan tidak merata menjadi penyebab banyaknya sampah makanan. Penduduk miskin di negeri ini tidak bisa makan nasi atau jagung karena tidak mampu membelinya. Miris sekali, makanan dibuang sia-sia ditengah kemiskinan dan kelaparan.

Islam memposisikan makanan sebagai rezeki dari Allah taala. Dangan makanan manusia dapat hidup, dan beraktivitas. Islam juga mengajarkan pada umatnya untuk bersikap zuhud seperti tidak berlebih-lebihan dalam hal makanan. Seorang muslim juga hendaknya menyakini bahwa makanan yang kita miliki akan di mintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. 

Khilafah akan mengawasi industri agar produksi makanan yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pasar dan tidak terjadi produksi berlebih. Pemerintah juga akan mendistribusikan bahan makanan secara merata. 

Pada saat bersamaan pemeriksaan menyediakan dana yang besar dari baitulmal untuk memastikan rakyatnya bisa makan dengan layak. Dengan begitu, diharapkan tidak ada rakyat yang kelaparan dan tidak ada sampah makanan.


Puput Weni R.
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar