Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pelaksanaan Ibadah Haji Butuh Solusi Pasti

Topswara.com -- Ibadah haji pastinya merupakan impian setiap umat muslim. Apalagi masyarakat Indonesia yang jauh dari lokasi tanah suci tersebut. Banyak perjuangan yang harus dilakukan agar dapat menginjakkan kaki ke tanah suci terlebih secara materi. Biaya yang mahal serta antrian yang begitu lama hingga puluhan tahun pun dirasakan oleh calon jamaah haji di Indonesia. 

Namun sangat disayangkan apabila semua pengorbanan itu justru tidak sebanding dengan pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa layanan haji masih memberikan kekecewaan kepada jamaah haji ketika berada ditanah suci. 

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa evaluasi terhadap pelaksanaan ibadah haji tahun ini yang menuai kritik pedas dari pengamat haji lantaran minimnya fasilitas yang diberikan untuk para tamu Allah tersebut. Dari tenda yang sempit berkisar ukuran tak lebih dari 1 meter dan sangat membatasi ruang gerak jamaah. 

Banyak jamaah yang tidak kebagian tempat tidur didalam tenda. Hingga antrian toilet yang berjam-jam. Kejadian seperti ini pun sebenarnya sudah sering terjadi di tahun-tahun sebelumnya. 

Berangkat dari pengalaman serupa tahun 2023 lalu, jamaah terlantar di Muzdalifah semakin menambah penjelasan bagi kita bahwa ketidakmampuan pemerintah memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan besarnya biaya yang dikeluarkan jamaah untuk berangkat haji. 
(cnnindonesia.com/20/06/2024) 

Kemenag juga mendapat kritikan tajam dari berbagai pengamat, termasuk dari Ketua MPR RI Bambang Soesatyo yang meminta Kementerian Agama (Kemenag) dan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) untuk bertanggung jawab atas kondisi jamaah haji Indonesia di Mina, Arab Saudi dan meminta Kemenag untuk melakukan evaluasi untuk tahun berikutnya supaya tidak mengulangi hal serupa. 

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Abdul Muhaimin Iskandar yang juga menjabat sebagai ketua timwas haji DPR. Belakangan, sosok yang sering disapa Cak Imin juga mengkritik pelayanan haji yang sangat tidak ramah untuk jamaah haji lansia dan difabel yang menjadi tagline Kemenag yakni "Haji ramah lansia". Namun kenyataannya sangat tidak sesuai. 
(kabar24.bisnis.com/2024/06/21) 

Usulan dengan membuat pansus (panitia khusus) pun ternyata tidak mampu menyelesaikan persoalan yang carut marut nya pelayanan haji setiap tahun nya. Sebab, akar masalahnya adalah paradigma pelayanan haji yang diatur oleh sistem kapitalisme yang diterapkan saat ini. 

Dalam kapitalisme, keuntungan dan manfaat semata yang dituju para penguasa bukan pelayanan dan kenyamanan dalam melaksanakan ibadah haji. Biaya mahal yang harus dibayarkan setiap tahun nya menunjukkan kepada kita semua bahwa program haji tidak lain menjadi ajang memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. 

Padahal ibadah haji adalah ibadah yang cukup berat apalagi jika jamaah nya mayoritas berumur tua. Maka, jika tidak dibarengi dengan layanan yang nyaman akan semakin menambah keberatan jamaah menjalankan ibadah ini. Didalam pengaturan kapitalisme, negara tidak menjalankan perannya sebagai pelayan umat. 

Maka tidak heran jika persoalan haji dari tahun ke tahun seolah tidak menemui titik temu yang bisa membuat ibadah haji tanpa kendala. Jamaah haji terus menerus akan dikecewakan selama sistem kapitalisme yang mengatur dan menjalankan program haji tersebut. 

Ibadah haji sudah usai, jamaah pun sudah mulai kembali ketanah air namun masih menyisakan banyak permasalahan. Akankah tahun depan masih terulang kembali?

Maka sudah sepatutnya ibadah yang begitu sakral ini diatur pelaksanannya oleh sistem yang tidak mengharapkan keuntungan duniawi dalam proses perjalanannya. Sistem yang dapat memberikan solusi pasti dan jitu hanyalah sistem Islam. 

Islam menetapkan negara sebagai rain, pelayan rakyat, yang akan mengurus rakyat dengan baik sehingga nyaman apalagi dalam menunaikan ibadah apapun apalagi ibadah haji.

Amanah adalah ciri pemimpin dalam Islam, karena dibangun atas kesadaran akan adanya hari penghisaban kelak atas segala tidakan dan kebijakan yang diberikan untuk mengatur rakyatnya. Selain itu, Islam juga memiliki mekanisme birokrasi yang sederhana dan praktis serta profesional sehingga memberi kenyamanan pada rakyat. 

Pelaksanaan haji tidak lagi seruwet dan semrawut dan pelayanan yang didapat oleh jamaah haji adalah pelayanan terbaik. Karena dalam sistem Islam setiap amal ibadah mengharap ridha Allah SWT dan setiap keputusan yang diambil tidak melanggar syariat. Sehingga setiap permasalahan akan menemui titik temu dan akan menentramkan sebab hukum syariat sesuai dengan fitrah manusia.

Sungguh benarlah bahwa aturan Allah yang sudah diturunkan sebagai wahyu secara langsung kepada Rasullullah SAW hingga Islam gemilang dalam naungan Daulah Khilafah Islam selama 13 abad lamanya. 

Hanya Islam yang layak untuk menyelesaikan problematika umat yang sudah sangat krusial saat ini. 
Umat harus sadar bahwa agama Islam bukan hanya sekedar wadah dalam ritual keagamaan saja tetapi memiliki syariat sebagai sumber hukum yang super power untuk menjadi solusi dalam sebuah tatanan kenegaraan, keluarga dan seluruh ranah kehidupan. Maka sudah saat nya kita kembali pada Islam kaffah.

Wallahua'lam bisshawab.


Oleh: Yusniah Tampubolon 
Aktivis Muslimah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar