Topswara.com -- Jika pajak menarik dari rakyat lalu jadikan tulang punggung
Maka rakyat sejatinya hebat dan telah berjasa menopang berat badan kekuasaan
Jika rakyat diperlakukan demikian agar dianggap berjasa pada negara
Maka sesungguhnya rakyat telah berdarah-darah dan kering keringat dinginnya
Lama kelamaan tulang punggung akan remuk
Setiap waktu dan saat selalu digebuk
Tubuh rakyat kering kerontang tinggal tulang belulang
Tak tega rakyat yang harusnya gemuk diurus kini nasib tak terlihat bagus
Rakyat akankah terus dijadikan melarat
Hingga kemapanan cukup diwakilkan oleh pejabat
Rakyat akankah dalam kepapaan
Hingga yang ditunjuk mengurusi rakyat kelupaan
Pajak tulang punggung negara adalah maut
Lupa jika kekayaan di dalam bumi sampai ke laut
Tergopoh-gopoh meminta rakyat berkorban harta berturut-turut
Harian dan bulanan hidup rakyat diliputi cemberut
Pajak tulang punggung negara adalah maut
Sebenarnya rakyat tuh ingin pendapatan utuh
Bisa menabung untuk kehidupan dan hal-hal yang butuh
Usaha dan rezekinya beli sesuatu kenapa harus ditambah dengan beban pajak kena semua
Pajak tulang punggung negara adalah maut
Seharusnya negara hadir melindungi dan mengayomi
Biarkan rakyat bahagia dan tersenyum tanpa beban pungutan sesuai undang-undang
Biarkan rakyat membelanjakan dan mengembangkan harta tanpa takut tagihan pungutan di setiap zaman
Pajak tulang punggung negara
Rakyat jadi tumpuan kekuasaan yang ingin digdaya
Jika saja rakyat menyadari akan kekuatannya
Niscaya rakyat paham akan arti dalam pengabdian
Pajak tulang punggung negara
Rakyat sumber pendapatan dalam pembangunan bangsa
Sementara sumber daya alam tak dikelola dengan sempurna
Padahal bisa dan banyak sekali manfaat didapatnya
Rakyat hendaknya dimuliakan dengan pengurusan yang penuh ketentraman
Rakyat hendaknya diurusi sebagai bagian dalam pengabdian
Kalau rakyat dianggap suara Tuhan
Kenapa tak mau taat dan melayani Tuhan Pencipta Alam?
Jadi penguasa itu melayani
Bukan minta dilayani
Jadi penguasa itu mengurusi dan memperhatikan
Bukan minta diurusi dan diprihatinkan
Oleh: Hanif Kristianto
Analis Politik dan Media
0 Komentar