Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Nasib Anak Negeri Makin Ngeri, Selamatkan dengan Solusi Hakiki

Topswara.com -- Hari Anak Nasional kembali diperingati pada tanggal 23 Juli. Tema Hari Anak Nasional (HAN) tahun ini adalah Anak terlindungi, Indonesia Maju. Tema ini masih sama seperti tema tahun lalu. 

Adapun sub temanya dibagi menjadi 6 yaitu: Anak cerdas, berinternet sehat; Suara anak membangun bangsa; Pancasila di hati anak Indonesia; Dare to lead and speak up; Anak pelopor dan pelapor; Pengasuhan layak untuk anak; Anak merdeka dari kekerasan, perkawinan anak, pekerja (Kompas.com, 18/07/2024). 

"Anak Indonesia harus di penuhi hak-haknya, dan dilindungi jika mereka menghadapi persoalan sehingga untuk mewujudkan hal tersebut, ada beberapa subtema yang menjadi perhatian" Kata Deputi Perlindungan Khusus Anak KemenPPPA Nahar dalam keterangannya di Jakarta (RRI, 24/06/24). 

Hari anak selalu diperingati setiap tahunnya, namun kondisi mereka tidak berubah. Problem di dunia anakpun semakin bertambah dan semakin parah.

HAN Hanya Sekedar Seremonial

Pertama, sistem pendidikan negeri ini berbasis sekulerisme kapitalis yang pada akhirnya membentuk generasi yang sekuler. Generasi hanya dituntut untuk mencapai nilai tinggi dan mempunyai skill untuk bekerja. 

Pelajaran agama makin dipangkas, moral tidak menjadi perhatian lagi, sehingga outputnya menjadi kacau seperti yang kita lihat saat ini.

Kedua, sistem ekonominya gagal menciptakan kesejahteraan rakyat. Sangat wajar angka stunting masih tinggi karena untuk mendapatkan makanan bergizi harus mengeluarkan biaya yang besar akibat harga berbagai bahan pokok semakin mahal. 

Wajar pula masih banyak anak-anak yang terpaksa bekerja karena kesulitan ekonomi. Inilah akar masalah dari banyaknya permasalahan anak. Semua lahir dari penerapan sistem sekulerisme kapitalis di negeri ini.

Anak Sejahtera dalam Islam

Sangat berbeda dalam sistem Islam. Anak adalah generasi penerus peradaban, sehingga kehidupan mereka menjadi perhatian penting. Negara sebagai pengurus rakyat yang bertanggung jawab atas kehidupan rakyatnya akan memenuhi berbagai kebutuhan anak. 

Rasulullah SAW bersabda, 
"Imam adalah raa'in (gembala) dan ia bertanggung jawab atas rakyatnya." (HR Bukhari).

Pertama, negara menjamin terpenuhinya kebutuhan pangan yang halal dan bergizi bagi setiap anak. Setiap rakyat dapat memenuhinya dengan mudah dan murah karena produksi dan distribusi pangan dikelola oleh negara. 

Negara juga menjamin setiap anak mendapat pendidikan terbaik, dengan menyediakan sarana dan membiayai seluruh keperluan pendidikan, sehingga setiap rakyat dapat mengakses pendidikan dengan mudah dan gratis. 

Negara juga menjamin keamanan anak dengan mewujudkan keluarga dan masyarakat yang bertakwa, sehingga kriminalitas jarang ditemukan, dan sanksi Islam yang diterapkan menjaga terwujudnya keamanan. 

Kedua, negara sebagai pelaksana syariah Islam dalam mengatur semua urusan rakyat, juga akan mewujudkan dan memastikan keluarga menjalankan peran dan fungsinya dengan optimal. 

Ayah sebagai pemimpin keluarga akan mendidik keluarganya sesuai syariah, menjaga dan melindungi keluarga dari kejahatan dunia dan api neraka, sebagaimana firman Allah SWT, 
"Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka....." (TQS. At-Tahrim:6).

Ayah juga akan menjalankan kewajibannya dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Begitu juga ibu sebagai pengatur di rumah dan pendidik anak-anaknya akan menjalankan perannya sesuai syariah. Ibu akan menjalankan kewajibannya dengan optimal tanpa perlu terbebani memikirkan pemenuhan kebutuhan keluarga yang serba sulit seperti saat ini. 

Ketiga, sistem pendidikan Islam yang diterapkan mencetak generasi sesuai tujuan pendidikannya, yaitu individu yang berkepribadian Islam. Individu yang memiliki pola pikir dan pola sikap sesuai syariah Islam. Karena dasar pendidikannya adalah akidah Islam. 

Pendidikan dengan dasar dan tujuan seperti ini yang diterapkan di setiap jenjang pendidikan negara. Sehingga lahirlah generasi yang taat kepada perintah dan larangan Allah SWT, menjauhi segala kemaksiatan, kriminalitas, serta akhlak yang buruk, bukan generasi serba bebas dan amoral seperti saat ini. 

Demikianlah penerapan sistem Islam secara menyeluruh akan mewujudkan ketakwaan, kesejahteraan dan keamanan pada generasi.

Wallahu a'lam bishawab.


Rini Fajri Yanti
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar