Topswara.com -- Peringatan Harganas ke-31 tahun 2024 bertema "Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas“ dikatakan untuk mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia betapa pentingnya keluarga sebagai sumber kekuatan untuk membangun bangsa dan negara. Benarkah?
Adapun tema dari puncak peringatan Harganas ke-31 tahun 2024 ini ialah "Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas".
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menekankan dalam sambutannya bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat, tempat bernaung, saling mencintai, dan melindungi. (rri.co.Id, 30 Jun 2024)
Pada faktanya hari ini fungsi keluarga tidak bisa terwujud dengan baik, yang nampak hanya berbagai problem serius pada keluarga, seperti tingginya kemiskinan, gizi buruk, KDRT, terjerat pinjol, juga perceraian dan lain-lain. Semua akibat banyak kebijakan negara yang mengakibatkan masalah pada keluarga.
Selain itu, definisi generasi emas yang akan diwujudkan juga tidak jelas, bahkan orientasinya hanya duniawi. Maka peringatan hanya sekedar seremonial karena berbagai hal yang kontradiktif, pada kenyataannya tidak ada usaha dalam mewujudkan keluarga berkualitas ini.
Sistem kapitalisme membuat rakyat hidup dalam keterpurukan yang berkepanjangan. Tidak ada satu pun dari kebijakan sistem ini yang memberikan solusi untuk mewujudkan generasi emas. Semua hanya mimpi-mimpi yang mustahil.
Bisa dilihat bagaimana hancurnya generasi akibat pemahaman liberalisme (kebebasan) baik dalam bergaul, berpakaian, bersikap, bertutur kata, makanan, dan cara berpikir yang amburadul.
Kapolres Batu Bara AKBP Taufiq Hidayat Thayeb SH, S.I.K melalui Kasat Lantas Polres Batu Bara Iptu Andi Krismanto Barus SH,MH yang disampaikan Kasi Humas AKP A.H Sagala saat dikonfirmasi menjelaskan bahwa :”Patroli pada malam hari ini dilaksanakan guna menciptakan rasa aman ditengah-tengah masyarakat guna menurunkan angka Kriminalitas pada malam hari terutama terkait kenakalan remaja dan balapan liar serta tindak kejahatan lainnya, patroli dilakukan dengan menyusuri sekitaran Jalinsum Wilkum Polres Batu Bara dan tempat-tempat lain yang dianggap rawan (Sumatra Utara, Sabtu (13/07/2024))” ujarnya (Buser24.com, 14 Juli 2024)
Ini bukti kenakalan remaja masih terus terjadi, upaya juga telah dilakukan namun masih belum tuntas masalah ini. Semua ini karena penerapan sistem kapitalisme yang membuat anak-anak kehilangan perhatian, kasih sayang, didikan pelindung, dan kebahagiaan akibat orang tua sibuk dengan kerja, sehingga anak menjadi terabaikan.
Kemudian melampiaskan kekurangan, kekurangan dan perasaan hampa dengan cara yang salah. Mereka tidak memiliki bekal dalam mencari jati diri, akhirnya terjerumus pada kebebasan berekspresi.
Semua akan berbeda jika sistem Islam diterapkan secara penuh dalam kehidupan ini. Islam memiliki gambaran keluarga ideal yang berorientasi pada akhirat tanpa melupakan dunia, sehingga keduanya seimbang. Dalam Islam peran keluarga akan dimaksimalkan dalam mencapai generasi emas.
Islam memiliki metode bagaimana negara yang bervisi ra’in yakni pemimpin sebagai pengurus bagi rakyatnya, dan junnah (perisai atau pelindung bagi umat Islam, khususnya, dan rakyat umumnya) membangun kebijakan untuk menyiapkan keluarga tangguh dan melahirkan generasi cemerlang pembangun peradaban mulia.
“Sesungguhnya seorang imam itu [laksana] perisai. Ia akan dijadikan perisai saat orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng. Jika ia memerintahkan taqwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan adil, maka dengannya, ia akan mendapatkan pahala. Namun, jika ia memerintahkan yang lain, maka ia juga akan mendapatkan dosa/azab karenanya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Imam yang dimaksud adalah seorang khalifah, seorang pemimpin dalam naungan sistem Islam (Khilafah Islamiah).
Hanya khilafah yang akan menjadi perisai umat dan mewujudkan keluarga tangguh dan generasi emas. Mari wujudkan keluarga berkualitas dengan syari’at Islam.
Oleh: Sarinem
Aktivis Muslimah
0 Komentar