Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas, Realistis atau Utopis?

Topswara.com -- Tagline Indonesia Emas 2045 memang bukan sekadar omong kosong belaka. Hal ini senada dengan program yang akan dijalankan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK). Menko PMK jelas akan menyasar keluarga guna membangun Indonesia Emas 2045. 

Menurut Menko PMK, Muhadjir Effendy, “keluarga merupakan penentu dan kunci dari kemajuan suatu negara. Maka dari itu, pemerintah saat ini tengah bekerja keras untuk menyiapkan keluarga Indonesia yang berkualitas dan memiliki daya saing."

Hal tersebut dikatakannya saat menyampaikan pidato mewakili Presiden RI Joko Widodo pada puncak Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 Tahun 2024 dengan tema "Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas", yang diselenggarakan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Lapangan Simpang Lima Semarang, Sabtu (29/6/2024) (kemenkopmk.go.id/ 6/3/2024).

Begitu juga menurut Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam sambutannya menekankan bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat, tempat bernaung, saling mencintai dan melindungi. 

Menurutnya, peringatan Harganas untuk mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia akan pentingnya keluarga sebagai sumber kekuatan untuk membangun bangsa dan negara. Ia mengajak para orang tua, tokoh-tokoh masyarakat, pihak pemerintah dan swasta untuk sama-sama fokus membangun keluarga (liputan6.com).

Peringatan Harganas ke-31 2024 bertema "Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas“ dikatakan untuk mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia akan pentingnya keluarga sebagai sumber kekuatan untuk membangun bangsa dan negara, karena mereka menilai bahwa membangun negara dimulai dari membangun keluarga yang notabene memiliki kualitas dan memiliki daya saing. Sangat terasa indah narasi tersebut. 

Namun mungkinkah hal tersebut terjadi mengingat banyak kasus di keluarga yang cenderung bukan membangun melainkan merusak akibat penerapan sistem hari ini? Oleh karebanya, keluarga berkualitas menuju Indonesia emas, realistis atau utopis?

Yang jelas, fakta hari ini tentang fungsi keluarga tidak bisa terwujud dengan baik. Wujud yang jelas tampak adalah berbagai problem serius pada keluarga, seperti tingginya kemiskinan, stunting, KDRT, terjerat pinjol, perceraian dan lainnya. 

Tentu semua ini akibat banyak kebijakan negara yang mengakibatkan masalah pada keluarga. Bahkan ketika semua dampak ini hadir, mereka tetap memaksakan untuk menciptakan Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas 2045. Sungguh sesuatu yang aneh tapi nyata. 

Selain itu, definisi generasi emas yang akan diwujudkan pun tidak jelas wujudnya seperti apa. Bahkan lebih merujuk kepada orientasi duniawi. Maka peringatan ini jelas jelas hanya sekedar seremonial belaka karena berbagai hal yang kontradiktif pada kenyataannya. Sehingga bisa dikatakan bahwa membangun keluarga yang berkualitas hari ini adalah sebuah utopis.

Sistem kapitalisme dengan jelas menggambarkan bahwa generasi emas adalah generasi dengan orientasi duniawi. Meraih materi adalah sesuatu yang diagungkan. Hal ini tampak dari bagaimana keluarga membangun pola pikir dan kepribadian buah hati mereka. 

Mereka menyekolahkan anak-anaknya guna mendapatkan materi. Ilmu yang diberikan jelas hanya teori belaka dan tidak diaplikasikan dalam kehidupan.

Hal di atas tidak ada dan tidak berlaku dalam sistem Islam. Islam memiliki gambaraan keluarga ideal yang berorientasi pada akhirat tanpa melupakan dunia. Ketika anak-anak bersekolah tentu ilmu yang mereka dapatkan akan mereka aplikasikan dalam kehidupan. 

Tidak hanya itu, ilmu agama dalam sistem Islam adalah ilmu yang wajib dipelajari dan menjadi dasar untuk bisa mencapai ilmu sains lainnya. Tidak seperti sistem kapitalisme yang meniadakan ilmu agama dalam kehidupannya. 

Islam juga memiliki metode bagaimana negara yang bervisi ra’in dan junnah guna membangun kebijakan untuk menyiapkan keluarga tangguh dan melahirkan generasi cemerlang pembangun peradaban mulia. Sehingga untuk mencapai keluarga berkualitas menuju generasi emas bukanlah suatu keniscayaan.[]


Huda Reema Naayla
Anggota Komunitas Muslimah Menulis Depok
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar