Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Bolehkah Para Istri Curhat di Sosial Media?


Topswara.com -- Aktivis Muslimah Ustazah Rif'ah Kholidah menjelaskan terkait kebolehan para istri curhat di media sosial. Hal tersebut disampaikan dalam rubrik Kata Islam, Bolehkah Istri Curhat di Sosial Media di YouTube Muslimah Media Hub (MMC) pada Ahad (30/06/2024).

Rif'ah membeberkan alasannya, mengapa? Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam kehidupan yang menerapkan ideologi kapitalis, penderitaan umat semakin banyak. Dari aspek ekonomi, melonjaknya harga pangan, kesehatan, dan pendidikan yang mahal. Merebaknya pinjol lanjutnya, dan judi online serta yang lainnya. Juga dari aspek sosial seperti maraknya perundungan KDRT, pemerkosaan dan yang lainnya tentu kondisi ini menjadi berat bagi para istri.

“Sehingga kadang mereka butuh untuk mencari tempat curhat agar dirinya bisa terasa ringan atau mendapatkan solusi, maka jadilah media sosial sebagai salah satu alternatif tempat untuk menuangkan curhatannya,” sebutnya.

Kemudian ia menyebut, menurut psikolog Fajriati M. Badruddin, S.PSi, ada empat faktor mengapa para istri senang curhat di media sosial 

Pertama, adanya kebutuhan untuk didengarkan. Kebutuhan untuk didengarkan ini, kebutuhan primer oleh karena itu penting untuk memiliki komunikasi yang baik dengan keluarga. Jika komunikasi tidak baik dengan suaminya atau keluarganya, maka seorang istri akan mencari jalan bagaimana supaya didengarkan oleh suami. Salah satu caranya adalah curhat di media sosial. 

Kedua, adanya kebutuhan berbicara sudah lazim diketahui bahwa, perempuan adalah orang yang paling banyak berbicara dibanding dengan  laki-laki. Wanita membutuhkan bicara 20.000 kata per hari dibandingkan laki-laki yang hanya 5.000 kata per hari. Maka jika tidak terpenuhi banyak wanita mencari alternatif untuk memanfaatkan media sosial. 

Ketiga, adanya sistem  limbik pada otak. Sistem limbik yang ada pada otak manusia diduga dapat mengendalikan emosi dan fungsi otak lainnya. Yang berhubungan dengan naluri dan  ikatan. Sistem otak ini lebih emosional. Bahayanya ketika emosi dalam mengambil keputusan justru yang terjadi tidak akan menjadi baik.

Keempat, mencari ekstensi diri. Orang yang curhat di media sosial pasti mempunyai tujuan tertentu, seperti menjadi viral atau terkenal maka dia ingin eksis. Tetapi tidak mempunyai cara yang positif. Jadilah media sosial dijadikan sebagai tempat untuk curhat.

Lalu ia singung, media sosial merupakan kehidupan umum atau kehidupan publik, di mana masyarakatnya dapat mengakses seluruh informasi yang ada di dalamnya termasuk mengakses curhatan seseorang. 

“Curhat di dalam media sosial bukanlah cara yang tepat, bukanlah cara yang bijak, untuk menyelesaikan masalah justru sebaliknya mendatangkan mudarat atau dampak negatif bagi dirinya maupun keluarganya,” jelasnya

Misalnya, menjatuhkan dirinya atau keluarganya, terbongkarnya keluarga atau justru mendapatkan nyinyiran dari netizen. 

“Sebagai seorang muslim sudah sepatutnya mengadukan semua masalah yang dihadapinya hanya kepada Allah SWT. Karena Allah adalah sebaik-baik tempat curhat untuk mengadu. Dengan mengadu dan curhat kepada Allah SWT hati kita akan merasa lapang dan lega,” ajaknya. 

Karena, Allah adalah sebaik-baiknya penolong, dan pertolongan Allah itu adalah nyata terutama bagi hambanya yang taat pada ajaran-Nya. 

Lalu Rif’ah menyebut firman Allah SWT:  

قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Dia (Ya'qub) menjawab, "Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku. Dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S.Yusuf ayat 86)

Ia menjelaskan, ini mengisahkan tentang kesedihan Nabi Yakub as lantaran kehilangan putra tercintanya yaitu nabi Yusuf AS. Dan putra-putra nabi Yakub yang lainnya mengira bahwa ayahnya bertambah sedih dan sakit tetapi Nabi Yakub as justru menghilangkan kesediaannya itu hanya curhat dan mengadu kepada Allah SWT. 

“Sesungguhnya tempat yang pantas untuk curhat, tempat untuk mengadukan persoalan yang kita hadapi hanya kepada Allah SWT. Tidak ada tempat perlindungan yang terbaik kecuali hanya kepada Allah SWT,” terangnya.  Curhat kepada manusia tambahnya, tidak menjamin bahwa curhatan kita akan didengar, curhatan kita akan diterima juga curhatan kita merasa tenang setelahnya. Tetapi curhat kepada Allah, memohon kepada Allah maka pasti Allah akan mengabulkan permohonan hambanya.

Sebagaimana firman Allah SWT berikut:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran. (Q.S.Al-Baqarah : 186)

Disebutkan pula kedekatan Allah SWT dengan hambanya pada: 

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ

Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. (Q.S. Qāf ayat 16) 

“Jika Allah saja sedemikian dekatnya, maka layaknya seorang muslim tidak mencari tempat curhatannya dan mengeluhkan problemnya kepada selain Allah SWT. Karena Allah adalah zat yang maha mencukupi kebutuhan hamba-hambanya,” tegasnya. Sebagaimana dijelaskan dalam Az-Zumar ayat 36: 

أَلَيْسَ اللَّهُ بِكَافٍ عَبْدَهُ ۖ وَيُخَوِّفُونَكَ بِالَّذِينَ مِنْ دُونِهِ ۚ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ

Bukankah Allah yang mencukupi hamba-Nya? Mereka menakut-nakutimu dengan sesembahan yang selain Dia. Barang siapa dibiarkan sesat oleh Allah maka tidak seorang pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya. (Q.S. Az-Zumar ayat 36)

“Fenomena para istri yang curhat di media sosial tidak bisa dilepaskan karena penerapan sistem kapitalis yang beban hidup umat semakin banyak, semakin berat, sehingga mereka menumpahkan kesulitannya lewat media sosial. Oleh karena itu sudah saatnya mencampakkan sistem sekuler kapitalis dan menggantikannya dengan sistem Islam kaffah yang menyejahterakan umat,” tandasnya.[] Titin Hanggasari

 

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar