Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Angka Bunuh Diri Meningkat Bentuk Gagalnya Sistem Kapitalisme

Topswara.com -- Meningkatnya angka bunuh diri di negeri ini kian meresahkan. Pasalnya ini menunjukkan indikasi semakin bermasalahnya kondisi kesehatan mental di tengah-tengah masyarakat. Angka suicide rate atau tingkat bunuh diri di Bali disebut yang paling tinggi di Indonesia. 

Berdasarkan data Pusat Informasi Kriminal Indonesia atau Pusiknas, Polri menyebutkan bahwa laporan kasus bunuh diri di Bali sepanjang tahun 2023 angkanya teah mencapai 3,07. 

Tingkat bunuh diri dihitung berdasarkan jumlah kasus bunuh diri dibandingkan jumlah penduduk. Sementara itu Daerah Istmewah Yogyakarta menempati peringkat kedua jumlah tingkat kasus bunuh diri, dengan angka suicide rate sebesar 1,58. (CNN Indonesia, 2/7/2024).

Dengan adanya kasus bunuh diri yang semakin marak ini, Polres Karimun gencarkan pencegahan melalui peran tokoh agama. Pertemuan antara kedua pihak ini digelar di Kedai Kopi Servanda, Kelurahan Sungai Lakam Timur, Karimun. Adapun pembahasan menyangkut insiden kasus bunuh diri yang terjadi dua ki dalam satu hari. Di awal tahun 2024 saja sudah terhitung empat kasus bunuh diri dalam satu bulan. (Ulasan.co, 5/7/2024).

Tidak mengherankan jika melihat bagaimana kondisi masyarakat hari ini yang makin diselimuti banyak masalah. Ketiadaan bangunan iman yang kokoh di hati akhirnya memudahkan mereka mengambil jalan pintas menyelesaikan persoalan, yakni mengakhiri hidup dengan menghabisi nyawa sendiri. 

Tidak memandang apakah jalan keluar itu benar atau salah, banyak yang berlomba-lomba menjadikan seolah itu lah solusi paling jitu untuk menyudahi persoalan hidup yang ada. 

Di tahun 2023 kemarin saja kita dihebohkan dengan kasus bunuh diri yang dilakukan oleh seorang mahasiswi sebuah universtitas ternama di ibukota. Disusul berita sama di kota besar lainnya. 

Hal ini makin menguatkan dugaan akan bermasalahnya kesehatan mental, bahkan di kalangan anak muda. Miris sekaligus menyayat hati. Melihat sebegitu lemahnya kini mental anak muda. Terlebih lagi anak muda yang berstatuskan sebagai muslimah.  

Tidaklah suatu permasalahan hadir tanpa  dipicu oleh suatu sebab. Maka begitu pula lah dengan isu kesehatan mental yang membawa naiknya angka bundir ini. Latarbelakang setiap kasus beragam. 

Mulai dari persoalan ekonomi yang terjerat oleh pinjaman online berbungakan riba, KDRT yang dialami di dalam rumah tangga, persoalan pendidikan yang gagal terwujudkan karena terkendala biaya, ataupun karena minim prestasi, belum lagi persoalan cinta yang menjadi alasan lainnya. 

Semua alasan itu tak mungkin ada kalau bukan karena kesalahan akan pemenuhannya. Sementara sistem kufur ini yakni kapitalisme berbalut sekularisme telah menuntun umat untuk condong pada solusi hidup ala Barat. Di mana solusi itu harus hadir secara cepat dan singkat, atau pun bisa dengan jalan tengah. 

Sistem ekonomi kapitalisme telah menuntun umat untuk melakukan setiap transaksi yang mengandung sifat ribawi. Belum lagi negara malah memfasilitasi akan adaya pinjaman-pinjaman berbunga, bahkan negara pun memiliki pinjaman sejenis terhadap negara asing yang kufur. Ekonomi kapitalis ini juga menggiring sulitnya umat mengakses pendidikan hingga biaya sekolah dan kuliah mahal. 

Sementara itu dengan dukungan sekularisme yang telah memisahkan umat dari agama sejauh-jauhnya telah berhasil membentuk  umat menjadi tak punya landasan iman. Akan adanya solusi dari tokoh agama di sistem sekular ini tidak akan berhasil sebab sejak awal umat telah kehilangan pondasi paling akar dari imannya, yakni jauh dari syariat Allah.

Umat bermasalah dari segi pemikirannya karena tergerus liberalisme. Makin runyam dengan terjauhkannya dari agamanya yang haq. Sungguh mengharapkan ada solusi tuntas akan persoalan isu mental ini dari sistem kufur buatan kafir penjajah, bagaikan mengharap ada hujan di gurun pasir nan gersang. Mustahil. 

Maka sudah selayaknya kita beralih pada sistem dan aturan yang haq, yang datangnya dari wahyu, yakni dari Allah SWT. Allah telah menurukan aturan paripurna untuk setiap masalah yang dihadapi manusia. Sebab Allah ialah Sang Pencipta dan Maha Pengatur. Allah menciptakan manusia sepaket dengan aturan yang cocok dan sesuai dengan fitrahnya.

Islam mulanya akan diinstal sebagai akidah aqliyah dan akidah siyasiyah dalam diri individu. Hingga dia sadar akan tidak bisa terpisahkannya antara agama dari kehidupan. Apalagi Islam adalah agama yang haq, satu-satunya agama yang Allah ridhai. 

Dengan adanya landasan dan pondasi yang kuat, akan menguatkan komitmen manusia untuk taat pada Penciptanya. Tunduk pada setiap syariat yang dibawakan oleh Rasulullah SAW sebagia suri tauladan, utusan terakhir Allah di bumi.

Maka sudah seharusnya negeri ini menganti sistemnya dengan Islam. Sebab hanya Islam yang mampu menuntaskan permasalah isu mental dengan memeprbaiki akar-akar persoalannya. Sistem ini ialah sistem Islam yang akan diterapkan di sebuah negara Islam bernama khilafah Islamiah.

Wallahua'lam Bisshawab.


Oleh: Tri Ayu Lestari 
Penulis Novel Remaja dan Aktivis Dakwah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar