Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Anak Durhaka Tumbuh Subur dalam Sistem Kapitalisme

Topswara.com -- Pada kondisi saat ini begitu banyak tindakan anak yang makin jauh dari agama. Serta banyak anak yang melakukan tindakan kekerasan bahkan sampai pembunuhan terhadap orang tuanya. Ini merupakan tindakan anak durhaka. 

Anak durhaka adalah anak yang tindakan serta ucapan menyakiti kedua orang tuanya. Perilaku anak ini di picu karena tidak memiliki pemahaman ilmu agama serta jauh dari kesan berbakti kepada orang tua. 

Bahkan ketika berbicara dengan orang tua anak selalu bernada tinggi dan selalu ingin di layani oleh orang tua tanpa ada sifat mandiri. Di tambah lagi tuntutan gaya hidup yang banyak menggempur anak remaja saat ini. Membuat para orang tua harus mawas diri dari segala tindakan yang di lakukan oleh anaknya.

Viral di sosial media seorang pedagang ditemukan tewas di sebuah toko perabot kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur. Hasil penyelidikan polisi, pelaku nyatanya dua anak kandungnya sendiri. Liputan6.com, Jakarta (23/6/2024).

Kejadian ini di picu rasa sakit hati karena dimarahi ayahnya. Kedua anak tersebut menusuk ayahnya sendiri menggunakan sebilah pisau usai kedapatan mencuri uang sang ayah. 

Dari sini bisa kita lihat bahwa kemandiran serta tanggung jawab anak perlu kita tanamkan sejak usia dini dari keluarga karena akan berdampak pada masa depan anak kita dalam melakukan tindakannya. 

Penanaman ilmu agama sejak dini dalam lingkungan keluaraga adalah cara yang paling tepat dalam proses pendidikan anak. Anak yang didekatkan dengan ilmu agama oleh kedua orang tuanya akan memiliki kontrol emosional yang stabil. Anak tersebut akan mampu berbakti kepada kedua orang tuanya serta memiliki nilai sopan santun.

Semua kondisi ini adalah buah dari penerapan sistem sekularisme kapitalisme yang telah merusak dan merobohkan pandangan mengenai keluarga. 

Dimana sekularisme melahirkan manusia-manusia miskin iman yang tidak mampu mengontrol emosinya sehingga rapuh dan kosong jiwanya. Sedangkan kapitalisme menjadikan materi sebagai tujuan sehingga mengabaikan keharusan untuk terbentuknya birrul walidain. 

Sistem pendidikan sekuler tidak mendidik anak agar memahami birrul walidain yaitu berbakti kepada kedua orang tua dan orang tua juga berlepas tangan dalam roses pendidikan anak. Sehingga lahirlah generasi rusak dalam segala aspek termasuk pula rusak hubungannya dengan Allah SWT.

Penerapan sistem hidup kapitalisme juga gagal dalam memanusiakan manusia. Sehingga fitrah dan akal tidak terpelihara. Maka akan menjauhkan manusia dari tujuan penciptaannya yaitu sebagai hamba bagi Sang Khaliq dan khalifah pembawa rahmat bagi alam semesta. 

Maka lahirlah generasi rusak dan merusak dalam segala aspek kehidupan dan membuat lupa akan tujuan hidupnya untuk beribadah serta harus mentaati syariat Allah.

Sungguh berbeda dengan sistem Islam. Islam memiliki mekanisme dalam menjauhkan generasi dari kemaksiatan dan tindak kriminal. Mekanisme ini ada dalam dunia pendidikan Islam. 

Dalam sistem Islam mendidik generasi menjadi generasi yang memancarkan kepribadian Islam yang berlandaskan akidah dan tsaqafah Islam. Sehingga mencetak generasi yang akan berbakti dan hormat kepada kedua orang tuanya dan memiliki kemampuan dalam mengendalikan emosionalnya. 

Karena memahami bahwa setiap perbuatan akan di mintai pertanggung Jawaban di hadapan Allah SWT kelak di hari penghisaban. Islam Juga menegakkan sistem sanksi yang menjerakan sehingga dapat mencegah semua bentuk kejahatan termasuk kekerasana anak pada orang tua. 

Kondisi ini hanya mampu terwujd dalam bingkai penerapan syariat Islam secara kaffah melalui tangan seorang pemimpin yang disebut khalifah. Maka dri itu marilah kita secara bersama-sama berjuang demi tegaknya daulah khilafah Islamiah.

Wallahu a'lam bisshawab.


Oleh: Nurhalimah 
Aktivis Muslimah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar