Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

WWF, Pengadaan Air Bersih untuk Kepentingan Siapa?

Topswara.com -- World Water Forum ke-10 di Nusa Dua Bali menghasilkan kesepakatan pendanaan sistem penyediaan air bersih (SPAM) regional Karian- Serpong, Banten. Juga Nota kesepahaman mengenai Net- Zero water supply infrastructure project di IKN.

MOU ditandatangani oleh Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti dan Wakil Presiden K-Water Han Seong Yong. K Water adalah perusahaan milik Korea Selatan. 

Menteri PUPR Basuki HadiMuljono menegaskan bahwa dukungan pemerintah Korea Selatan akan mempercepat perkembangan SPAM lainnya di IKN.

SPAM Regional Karian Serpong merupakan proyek strategis nasional yang berkapasitas 4600 liter /detik. Diharapkan dapat memberikan akses air minum kepada 1,84 juta penduduk provinsi DKI Jakarta dan Banten. Khususnya kota Tangerang dan Tangerang Selatan. Proyek ini memiliki nilai investasi sebesar 2,4 triliun (Antaranews,com,22/5/2024)

World water forum ke-10 ini menghasilkan deklarasi menteri yang memberikan arah di tengah tantangan global. Beberapa usulan Indonesia soal hari Danau Dunia, pembentukan center of excellence untuk ketahanan air dan iklim, pengaruh utama pengelolaan sumber daya air terpadu di pulau-pulau kecil (RRI.co.id,24/5/2024).

WWF ke-10 banyak menghasilkan kesepakatan untuk menjaga kehidupan air dan sanitasi yang baik. Dengan berbagai cara menjaga kondisi air. Sekalipun kesepakatan ini terdapat proyek untuk rumah tangga tetapi peraih keuntungan paling besar adalah perusahaan atau investor. Sementara Rakyat hanya sebagai konsumen yang harus membayar semua fasilitas dari pengadaan air tersebut. 

Proyek sanitasi dan penyediaan air bersih di suatu negara adalah tanggung jawab penguasa dan bentuk pemeliharaan atas kesejahteraan rakyatnya. Namun dengan menggandeng negara lain untuk berperan dalam proyek adalah cerminan bahwa penguasa setengah hati menjalankan tanggung jawabnya. 

Bahkan negara lepas tangan dan menyerahkan pengerjaannya kepada pihak asing atas nama investasi. Dibukanya kran investasi sama dengan membuka peluang penjajahan secara legal. 

Inilah watak asli kapitalisme yang berasaskan manfaat untuk meraih keuntungan. Kapitalisme hanya mengakui hak kepemilikan individu. Sehingga air pun harus diprivatisasi dengan dijadikan sebagai barang komoditas. 

Jelas dalam bisnis ini keuntungan dengan mudah diraup, sebab semua orang membutuhkan air. Jika dilihat proyek Karian- Serpong adalah wilayah yang dilalui memiliki pangsa pasar air yang menjanjikan bagi perusahaan air. 

Kesepakatan proyek WWF menunjukkan investasi air akan semakin besar diarahkan untuk menjumpai air bersih ke Jakarta dan Tangerang. Bagi pemerintah ini adalah keberhasilan proyek investasi tetapi bagi rakyat berdampak pada melonjaknya tarif air. 

Proyek pengadaan air bersih dengan menggandeng WWF bukanlah solusi terbaik untuk atasi krisis air. Tetapi justru sistem kapitalisme yang diterapkan hari ini yang menyebabkan terjadinya krisis air. 

Terbukti banyaknya pembangunan yang mengabaikan kelestarian lingkungan. Seperti pembangunan industri yang abai dengan faktor kelestarian lingkungan semisal industri yang lokasinya berdekatan dengan pemukiman warga. 

Dalam pandangan sistem Islam sejatinya air masuk dalam kepemilikan umum. 
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, ”kaum muslim berserikat dalam tiga hal yaitu air, padang rumput dan api” (HR Ibnu Majah). Dengan demikian air tidak boleh dikuasai oleh individu termasuk perusahaan. 

Tugas negara adalah mengelola dan dipergunakan untuk kepentingan rakyat. Pengelolaan dilakukan oleh negara bukan diserahkan kepada swasta atau pihak asing. Untuk pembiayaan diambil dari kas negara atau Baitul mal. Rakyat tidak perlu membayar mahal untuk akses air bersih. 

Jika harus membayar tarif tersebut harus terjangkau oleh rakyat. Keuntungan yang diperoleh akan dikembalikan kepada rakyat dalam bentuk fasilitas untuk rakyat. 

Sudah saatnya kembali kepada sistem Islam yang mampu memberikan solusi tuntas atas persoalan kehidupan. Bukan sistem kapitalisme yang menyelesaikan masalah dengan menimbulkan persoalan yang baru. 

Wallahualam bishawab.


Oleh: Endang Seruni
Muslimah Peduli Generasi
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar