Topswara.com -- Puncak pemilik bulan haji ialah Arafah
Tergopoh-gopoh seluruh jamaah hadir agar sah
Yang sakit berada di atas pembaringan dengan ambulance
Yang sehat merasakan perjamuan Arafah yang memikat nikmat
Puncak dari agresi militer bangsa penjajah setelah Gaza ialah Rafah
Bertubi-tubi rudal menyasar kamp pengungsi
Hingga gedung berantakan dan rata tanah
Yang tiada menjemput syuhada yang hidup tetap tabah
Tergopoh-gopoh ke Arafah setelah bertenda di Mina
Berpakaian ihram putih-putih tanda suci badani
Tiada ucapan jelek dan sumpah serapah
Fokus pada-Mu agar mabrur tidak takabur
Menjama' qoshor di masjid Namirah yang tumpah ruah
Bersama khutbah seruan di puncak Arafah
Masih ada etape lagi menguatkan jiwa ragawi
Haji kali ini mesti bertaji agar tidak ingkar janji
Tergopoh-gopoh ke Arafah
Santai saja untuk solusi Rafah
Jutaan jamaah haji tumpah ruah dan melafal doa-doa
Semoga ada pengiriman pasukan pembebasan bukan perdamaian
Tergopoh-gopoh ke Arafah yang menyemut jutaan manusia
Gambaran menjawab undangan Allah Yang Berdaulat bagi tiap makhluknya
Sementara sebagian manusia pilihan di Gaza dan Rafah
Memilih menjaga tanah air dari bangsa penjajah dengan jihad fi sabilillah
Kenapa tidak biasa pemimpin muslim itu tergopoh-gopoh untuk Rafah?
Apakah perlu menunggu berjatuhan korban yang bertambah?
Apakah masih menunggu resolusi bangsa-bangsa yang basah kuyup tidak berarti apa-apa?
Apakah tidak ingin kirimkan jutaan pasukan loreng dengan lencana sakti penggentar musuh yang basah kuyup?
Kalau jutaan manusia tergopoh-gopoh ke Arafah
Sangat mudah tergopoh-gopoh ke Rafah
Kalau jutaan manusia bisa bersatu di bawah langit Arafah
Sangat mudah menyeru persatuan umat sedunia di bawah panji penyelamatan Rafah
All eyes on Arafah
Gemetar rindu di puncak penyempurnaan rukun Islam
All eyes on Rafah
Geram campur kesal dimainkan bangsa dengan sejarah kelam
Arafah padang kumpul manusia di dunia
Rafah dan Gaza padang kumpul manusia di akhir hari nantinya
Arafah tanpa A jadilah Rafah
Rafah tanpa pertolongan jadilah lokasi pembantaian
Oleh: Hanif Kristianto
Analis Politik dan Media
0 Komentar