Topswara.com -- Kami berdoa agar pada jomblo disegerakan mendapatkan jodoh dan kemudahan sarana-sarana menikah, khusus bagi jomblo laki-laki jika mampu, kami doakan agar segera menikah dan tidak menunda.
Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu berkata kepada seseorang yang belum menikah padahal ia sudah layak menikah (tidak ada lagi penghalang menikah baginya dan tidak ada target yang lebih penting dari menikah untuk sementara),
ما يمنعك من النكاح إلا عجز أو فجور
“Tidak ada yang menghalangimu menikah kecuali kelemahan (lemah syahwat) atau kemaksiatan (ahli maksiat)”[1].
Tentunya kita sudah pernah membaca motivasi agar segera menyempurnakan setengah agama dari Al-Qur'an dan sunnah. kali ini, kita akan membawakan motivasi atau sindiran penyemangat dari ulama yang mempraktekkan Al-Qur'an dan sunnah dan menjadi tauladan.
Imam Ahmad rahimahullah berkata,
ليست العزبة من أمر الإسلام في شيء وقال من دعاك إلى غير التزويج فقد دعاك إلى غير الإسلام
“Hidup membujang bukanlah termasuk ajaran Islam.” Beliau juga berkata, “Barang siapa yang mengajak untuk tidak menikah, maka dia telah menyeru kepada selain Islam.”[2]
Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhuberkata,
لو لم يبقَ من أجلي إلا عشرة أيام، ولي طولٌ على النكاح لتزوجت كراهية أن ألقى الله عزباً
“Seandainya aku tahu bahwa ajalku tinggal sepuluh hari lagi, dan aku mempunyai kemampuan menikah, maka aku akan menikah. Karena aku tidak suka bertemu dengan Allah dalam keadaan membujang.”[3]
Thawus (seorang tabi’in)rahimahullah berkata,
لا يتم نسك الشاب حتى يتزوج
“Tidaklah sempurna ibadah seorang pemuda sampai ia menikah.”[4]
Abdullah bin ‘Abbas berkata kepada Sa’id bin Jubair yang belum menikah setelah ditanya, ia berkata,
تزوج يا سعيد فإن خير رجال هذه الأمة أكثرهم نساءً.
“Menikahlah wahai Sa’id, karena sesungguhnya sebaik-baik ummat ini adalah yang banyak isterinya.’”[5]
Ucapan Umar dijadikan hujjah sesuai keadaan,
وقال إبراهيم بن ميسرة قال لي طاوس لتنكحن أو لأقولن لك ما قال عمر لأبي الزوائد ما يمنعك من النكاح إلا عجز أو فجور
Ibrahim bin Maisarah berkata, “Thawus berkata kepadaku, ‘Engkau benar-benar menikah atau aku mengatakan kepadamu seperti apa yang dikatakan ‘Umar kepada Abu Zawaid, “Tidak ada yang menghalangimu untuk menikah kecuali kelemahan atau kemaksiatan (ahli maksiat).’”[6]
Ustaz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK. (Alumni ma’had Al-Ilmi Yogyakarta)
[1] Al-Muhalla Ibnu Hazm 9/4, Darul Fikr, Beirut, syamilah
[2] Al-Mugni Ibnu Qudamah 7/344, Darul Fikr, Beirut, cet I, 1402 H, syamilah
[3] Mushannaf ‘Abdurrazzaq (VI/170, no. 10382) dan Mushannaf Ibnu Abi Syaibah
[4] Mushannaf Ibnu Abi Syaibah (VI/7, no. 16143) dan Siyar A’lamin Nubala’ (V/47).
[5] HR. Al-Bukhari (no. 5069) dan al-Hakim (II/160).
[6] HR. ‘Abdurrazzaq (VI/170, no. 10384), Mushannaf Ibnu Abi Syaibah (VI/6, no. 16142), Siyar A’lamin Nubala (V/48).
0 Komentar