Topswara.com -- Aksi genosida entitas penjajah Zionis Yahudi terhadap Muslim Palestina hingga kini menewaskan puluhan ribu warga sipil, didominasi anak-anak dan perempuan. Hal itu membuat geram seluruh masyarakat dunia dan berupaya dengan berbagai cara agar bisa membuat Zionis Yahudi menghentikan serangamnya.
Salah satu upaya real dilakukan mayoritas masyarakat seluruh dunia adalah boikot produk dari perusahaan yang diketahui terafiliasi dengan Zionis Yahudi Israel.
Begitu pun dengan masyarakat di tanah air, aksi boikot terhadap produk dari perusahaan yang terindikasi berafiliasi dengan Zionis Yahudi dilakukan secara masif. Hal itu silakukan sebagai bentuk keberpihakan dan pembelaan terhadap Muslim Paletina yang terus digenosida Zionis Yahudi.
Namun di saat masyarakat gencar dan semangat melakukan boikot produk-produk dari perusahaan yang berafiliasi dengan Zionis Yahudi Israel, fakta miris ditemukan, ternyata pemerintah justru ketahuan ugal-ugalan melakukan import berbagai barang dari entitas penjajah Zionis Yahudi.
Diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mendata nilai impor nonmigas dari Israel oleh pemerintah Indonesia naik hampir empat kali lipat secara tahunan pada Januari-Mei 2024 menjadi US$ 35,15 juta. Kenaikan tersebut didorong oleh impor mesin pesawat yang sebesar 820,78% per Mei 2024 menjadi US$ 1,3 juta atau sekitar Rp 20,89 miliar.
Total nilai impor mesin pesawat dari Israel pada Januari-Mei 2024 mencapai US$ 25,82 juta atau naik 755,54% secara tahunan. Importasi terbesar terjadi pada akhir kuartal pertama tahun ini atau hingga US$ 15,35 juta.
Kemudian dari catatan BPS, Indonesia mengimpor peralatan dan suku cadang pemanas dan pendingin, boiler dan suku cadang pembangkit uap atau pembangkit lainnya, pompa untuk cairan dan suku cadangnya, alat untuk digunakan dengan tangan atau mesin, hingga peralatan dan suku cadang telekomunikasi.
Dimana hati nurani penguasa hari ini? Mengapa mereka rela menjadi antek penjajah? Di saat kaum muslim Palestina bertaruh nyawa mempertahankan tanah kaum muslim, penguasa hari ini pengecut, yang mereka lakukan hanya kecaman-kecaman dan tidak ada aksi nyata.
Malah yang ada aksi nyata tetap melakukan kerja sama baik disisi ekonomi maupun politik. Sehingga percuma saja individu melakukan boikot namun negara masih mesra dengan penjajah. Mengapa demikian?
Bukankah sebagai seorang Muslim wajib membela kehormatan Muslim yang dianiaya? Bukankah kita kaum muslim satu tubuh, mengapa menusuk dari belakang?
Inilah realita penguasa Muslim hari ini, mereka lebih mementingkan kepentingan sendiri daripada harus membela saudaranya, serta mereka rela menjadi antek-antek penjajah. Penguasa muslim hari ini sudah tidak punya malu dan harga diri! Harga diri tergadai hanya demi materi.
Serta, kita tidak mungkin mencari solusi kepada PBB karena PBB-lah yang menciptakan Zionis Yahudi. Oleh karenanya kaum muslim di seluruh dunia wajib bersatu, berjuang menegakkan khilafah.
Hanya dengan khilafah penjajah Zionis mampu ditumpaskan. Bom dilawan dengan bom, tank dilawan dengan tank, bukan dengan kecaman dan kutukan.
Oleh: Alfia Purwanti
Analis Mutiara Umat Institute
0 Komentar