Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pelecehan terhadap Anak Terulang, Fitrah Ibu Tergerus Akibat Kapitalisme

Topswara.com -- Dua ibu muda ditetapkan sebagai tersangka atas kasus pembuatan video vulgar bersama anak kandung yang marak akhir-akhir ini. Adapun kedua pelaku itu berinisial AK (26) dan R (22). Mereka mengaku melakukan hal tersebut karena terperdaya miming-iming dari teman Facebook yang bernama Icha Shakila (liputan6.com, 09/06/2024).

Kombes Pol Ade Ary Syam Indra, Kabid humas Polda Metro Jaya mengatakan himbauan untuk masyarakat agar tidak terjadi lagi kejadian serupa agar berhati-hati dan waspada serta jangan mudah percaya tergiur dan terjebak oleh janji-janji manis ataupun iming-iming diberikan uang dalam jumlah besar namun harus melakukan perbuatan yang bertentangan dengan norma hukum agama dan sosial di masyarakat.

Ayah kandung AK berinisial K (62 tahun) mengaku kaget saat mengetahui anaknya terlibat kasus video asusila yang dibuat di tempat tinggalnya di kabupaten Bekasi. K mangaku bahwa putrinya terpaksa membuat video mencabuli anaknya karena ekonomi dan diancam oleh seseorang yang dikenalinya di Facebook. K mengaku bahwa putrinya adalah orang yang baik. Dia seorang ibu rumah tangga, sehari-harinya di rumah dan mengurus rumah sedangkan suaminya bekerja sebagai kuli serabutan di Cibubur kabupaten Bogor. Kadang pulang seminggu sekali, kadang tidak.

Faktor Penyebab 

Lemahnya pendidikan mencetak individu tidak siap mengemban amanah sebagai ibu. Peristiwa yang terus terulang mengenai kasus video asusila mencerminkan gagalnya sistem pendidikan saat ini dalam mencetak manusia utamanya perempuan untuk mengemban amanah sebagai ibu. Hal ini akibat tidak fokusnya pendidikan saat ini dalam mencetak individu yang berkepribadian Islam.

Alasan pelaku pembuat video asusila yang rata-rata adalah karena ekonomi ini menunjukkan begitu lemahnya negara dalam mewujudkan kesejahteraan rakyatnya. Sehingga banyak ibu di luar sana tergiur untuk melakukan apa saja hingga berlaku maksiat demi menghasilkan sejumlah uang. 

Selain itu, kasus video asusila di atas menunjukkan betapa lemahnya peran negara dalam mengurus rakyatnya. Pengaturan ekonomi yang tidak menyejahterakan rakyat dan membuat perempuan yang sudah menyandang Ibu kehilangan fitrahnya. 

Negara yang tidak mampu dan tidak memprioritaskan kesejahteraan rakyatnya membuat orang tua khususnya ibu memilih uang atau iming-iming pekerjaan dibanding taat terhadap syariat Islam.

Hal ini akibat dari pendidikan sekularisme. Di mana para peserta didik tidak ditanamkan akidah Islam dan keterikatan terhadap hukum Islam. Sehingga tidak merasa takut terhadap ancaman neraka ketika pilihannya antara uang dan maksiat. Pendidikan saat ini hanya berfokus pada pengetahuan dan skill, tanpa penanaman akidah Islam. Ditambah peran negara yang tidak dapat menyejahterakan rakyatnya. 

Solusi Islam

Pendidikan di dalam Islam tidak hanya terfokus pada pengetahuan dan skill. Tetapi menyiapkan manusia dalam berperan baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat sesuai dengan fitrahnya. Tidak hanya itu pendidikan Islam juga menguatkan kepada ketakwaan, sehingga mampu mencetak orang tua yang bertakwa.

Islam terhadap kasus-kasus video asusila yang terus berulang tidak hanya memberikan solusi terhadap tatanan pendidikan, tetapi juga memberikan solusi terhadap permasalahan ekonomi. Islam memiliki sistem ekonomi yang baik dan mampu untuk menyejahterakan rakyatnya.

Salah satu solusi Islam yang patut diterapkan terhadap permasalahan ekonomi adalah memanfaatkan seluruh kekayaan alam untuk kepentingan rakyat. Tidak seperti saat ini kekayaan alam seperti Freeport menjadi milik pribadi. []


Oleh: Leli Ferlina, S.Pd.
(Aktivis Dakwah Kampus) 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar