Topswara.com -- Beberapa hari lagi umat Islam akan menghadapi hari raya Idul Adha. Dan seolah sudah menjadi tradisi jika setiap menjelang hari raya masyarakat akan nenghadapi kenaikan berbagai kebutuhan pokok. Begitupun harga kebutuhan pokok di Bandung Raya saat ini mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Dari hasil pantauan di tiga pasar tradisional di wilayah Pasar Tanjungsari di Kabupaten Sumedang, Pasar Cileunyi di kota Bandung dan Pasar Kosambi di kota Bandung terlihat hampir semua harga komoditas pangan meningkat.
Menurut pantauan ayobandung.com, komoditas yang mengalami kenaikan tertinggi adalah bawang merah, di ketiga pasar ini, harga bawang merah naik rata rata sebesar Rp5000 per kilogram dari Rp52.000 menjadi Rp57.500 per kilogram.
Tidak hanya sayur-mayur, kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) juga merambat ke sektor daging, termasuk daging ayam ras dan daging sapi. Kenaikan ini terlihat di Pasar Cileunyi dan Pasar Kosambi. (infobdg.com, 28/5/2024).
Masyarakat membutuhkan upaya pemerintah untuk menekan kenaikan harga kebutuhan pokok yang bisa berdampak pada inflasi. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat telah menganggarkan Rp3,1 miliar untuk program Operasi Pasar Bersubsidi (OPADI) yang akan digelar menjelang Idul Adha 2024.
Rencananya, anggaran ini akan digunakan untuk mensubsidi masyarakat melalui program paket sembako. OPADI akan digelar untuk membantu masyarakat menghadapj kenaikan harga menjelang hari besar keagamaan.
Mengingat pada setiap momentum tersebut, sejumlah kebutuhan pokok masyarakat seringkali mengalami kenaikan harga yang terkadang sangat signifikan. Ada 161 ribu paket sembako dalam program OPADI akan digelar di 27 Kabupaten Kota dengan lokasi tiga hingga empat titik di setiap daerah.
Adapun harga satu paketnya dijual Rp101.000. Tiga paket sembako ini berisi tiga komoditi, beras lima kilogram, kemudian minyak dua liter dan kemudian gula pasir dua kilogram.
Disatu sisi OPADI bisa menolong masyarakat. Tapi masyarakat pada hakikatnya sangat membutuhkan solusi yang tuntas bukan solusi sesaat seperti OPADI. Dan tentu para penguasa sebagai pengurus rakyat harus menghilangkan penyebab masalah ini, kemudian menyolusinya secara tepat dan benar.
Penyebab terjadinya kenaikan harga pangan diantaranya perubahan iklim, belum memadainya infrastruktur pendukung pertanian, masih kurangnya pemanfaatan teknologi, lahan yang berkurang, kurangnya jumlah petani, hingga rendahnya produktivitas pertanian di salam negeri.
Industri pengolahan bahan pangan pun mengalami tantangan tersendiri, seperti tambahan ongkos dan keterbatasan impor bahan baku. Tetapi itu semua hanyalah masalah cabang. Adapun masalah pokoknya adalah diterapkannya sistem kapitalisme di negeri ini.
Dimana sistem kapitalisme memberlakukan sistem ekonomi sekulerisme liberal yang senantiasa berpihak pada para pemilik modal dan menyandarkan perekonomiannya pada sektor non riil.
Sementara Islam, mewajibkan para penguasa untuk menjaga stabilitas perekonomian negara. Menyediakan dan memastikan ketersediaan berbagai kebutuhan masyarakat sudah satunya kebutuhan pangan.
Tidak membiarkan kelangkaan bahan pangan dan tersendatnya pasokan kebutuhan pangan di sebagian wilayahnya. Juga mengawasi kenaikan harga bahan pokok yangsangat tinggi serta monopoli pasar yang bisa menyebabkan masyarakat tidak mampu menjangkaunya.
Islam memiliki mekanisme agar harga pangan dapat stabil dan terjangkau. Konsep ini tertuang didalam sistem ekonomi Islam yang bertumpu pada sektor riil yang secara praktis akan diterapkan dalam sistem pemerintahan Islam yang khas.
Di dalam sistem Islam, negara dilarang melakukan pematokan harga. Apalagi pematokan harga dapat menyebabkan inflasi. Negara akan membiarkan harga mengikuti mekanisme pasar. Seluruh upaya ini di lakukan negara dalam sistem Islam yang akan memudahkan rakyat menjangkau kebutuhan hidupnya.
Maka sudah saatnya umat melihat penerapan Islam secara sistematik sebagai satu satunya solusi logis dan solusi tuntas untuk menghadapi segala permasalahan yang muncul akibat diterapkannya kapitalisme sekularisme global hari ini.
Oleh: Upi Ernasari
Aktivis Muslimah
0 Komentar