Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Lagi, Korban Jalan Berlubang, Siapa yang Bertanggung Jawab?

Topswara.com -- Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Tragis! Seorang perempuan usia 19 tahun tewas terseret truk sejauh 2 meter di Jalan Nurdin Panji, Simpang Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang. Menurut KANIT Lantas Polrestabes Palembang, Iptu Arsikakum, kecelakaan terjadi ketika pengendara motor hilang keseimbangan dan jatuh saat melintasi jalan berlubang. Sementara itu, dari arah yang sama datang truk lalu menabrak motor dan menyeret korban (Antara, 11/6/24).

Sebelum kejadian ini, terjadi juga kecelakaan antara pengendara motor dan truk di Jalan MP Mangku Negara. Korban adalah perempuan yang tewas terlindas truk, karena jatuh dari motor. Motor yang dikendarai teman korban tiba-tiba oleng karena jalan aspal yang dilalui pengendara motor tidak rata. 

Dari dua kejadian di atas, dapat disimpulkan kecelakaan yang menimpa masyarakat dikarenakan jalan yang rusak dan berlubang. Faktanya memang banyak jalan di Palembang yang rusak parah dan berlubang. 

Sebagai pengendara, tentu kita harus ekstra hati-hati saat mengendarai kendaraan motor di jalan raya. Ketidaktahuan akan kondisi jalan, mengakibatkan terjadinya kecelakaan. 

Akan tetapi, sudah seharusnya pemerintah segera memperbaiki bila ada jalan yang rusak. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi terjadinya Lakalantas. Apalagi jalan raya merupakan jalan umum yang setiap hari digunakan oleh masyarakat. 

Sayangnya, pemerintah saat ini terkesan abai dalam urusan keselamatan rakyat di jalan raya. Padahal, keamanan jalan adalah tanggung jawab pemerintah. Entah harus menunggu berapa banyak korban lagi baru pemerintah tergerak untuk memperbaiki jalan. 

Alih-alih memperbaiki jalan, pemerintah justru membangun fasilitas umum yang tidak begitu urgen bagi rakyat, misalnya LRT. Pembangunan LRT memakai dana sangat besar serta biaya operasional yang tinggi. 

Padahal, tidak semua masyarakat menggunakan LRT sebagai angkutan umum. Seandainya dana pembangunan LRT ini dialokasikan untuk perbaikan jalan, tentu akan lebih bermanfaat bagi rakyat. 

Salah satu alasan abainya pemerintah dalam pengurusan rakyat adalah pemerintah menganggap rakyat sebagai beban negara yang tidak menguntungkan. Rakyat hanya dijadikan sarana untuk memperlancar pemasukan negara melalui pajak. 

Sedangkan kepada para cukong dan pemilik modal, pemerintah malah memberi keringanan dengan memberi tax amnesty dan menjalin kerja sama pada proyek pembangunan fasilitas umum. Keberadaan para pemodal dianggap lebih menguntungkan dibanding pembangunan infrastruktur untuk kebutuhan rakyat umum. 

Selain itu, negara juga menyerahkan urusan perbaikan fasilitas umum kepada pihak swasta. Tentu saja perusahaan swasta akan mengambil untung besar. Oleh karena itu, jalan yang diperbaiki tidak berumur panjang dan akan rusak kembali hanya dalam berapa bulan.

Hal ini disebabkan sistem yang dipakai negara adalah sistem kapitalisme. Sistem ini mengukur segala sesuatu dengan materi. Prinsip ekonomi sistem ini yaitu dengan biaya sekecil-kecilnya untuk mendapatkan untung yang sebesar-besarnya. 

Berbeda dengan sistem Islam, dalam Islam keamanan dan keselamatan rakyat merupakan hal utama yang dijamin oleh negara. Negara Islam tidak akan membiarkan jalanan rusak yang berisiko bahaya, apalagi sampai mengancam keselamatan jiwa manusia. 

Negara Islam akan segera memperbaiki fasilitas umum yang rusak. Meski pengerjaannya diserahkan kepada pihak swasta, tetapi negara tetap mengawasi pekerjaan perbaikan tersebut sesuai standar dan kualitas yang sempurna.

Pada masa kekhalifahan Umar bin khatab r.a., beliau melihat ada jalan yang berlubang. Beliau berkata 'aku akan segera memperbaiki jalan ini, karena aku takut Allah akan meminta pertanggung jawabanku di akhirat kelak, jika ada seekor unta yang jatuh terjungkal akibat jalan yang rusak'.

Keselamatan seekor binatang saja sangat diperhatikan oleh pemimpin dalam pemerintahan Islam, apalagi keselamatan manusia. Pemimpin Islam paham betul bahwa tugas seorang pemimpin adalah sebagai junnah atau pelindung. Selain itu, pemimpin adalah ra'in atau pengurus rakyatnya. 

Oleh sebab itu, pemimpin akan benar-benar mengurus rakyatnya dan menjadi seorang pemimpin yang amanah dan dapat mempertanggung jawabkannya di hadapan Allah. 

Sabda Rasulullah SAW, "Sesungguhnya kepemimpinan merupakan sebuah amanah, di mana pada hari kiamat kelak akan mengakibatkan kerugian dan penyesalan. Kecuali mereka yang melaksanakannya dengan cara baik, serta dapat menjalankan amanahnya sebagai pemimpin." (HR Muslim)

“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). 

Semoga kejayaan Islam segera bangkit kembali, agar keselamatan masyarakat bisa terjamin melalui pemimpin yang amanah. Allah SWT. akan menurunkan rahmat-Nya kepada manusia dan alam jika manusia bertakwa dan menjalankan syariat Islam secara keseluruhan. Semua ini bisa terwujud hanya dalam Daulah Islam.


Oleh: Yulyanty Amir
Mom Preneur, Aktivis Dakwah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar