Topswara.com -- Indonesia masih mempunyai tugas berat untuk bisa memberantas konten-konten pornografi di berbagai platform media sosial. Banyak akun yang sudah ditutup namun masih banyak pula yang dengan mudah bisa diakses.
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi baru-baru ini mengatakan bahwa Indonesia siap menutup platform media sosial X jika platform itu tidak mematuhi peraturan yang melarang konten dewasa. Indonesia dengan mayoritas penduduk muslim terbesar didunia, menerapkan peraturan ketat yang melarang berbagi konten yang dianggap tidak senonoh secara daring. (voaindonesia.com/14/6/2024)
Dengan adanya konten pornografi yang dibolehkan dalam platform X, Ini menunjukkan kepada kita adanya kebebasaan perilaku menjadi nilai yang dibawa oleh platform X ini. Padahal platform X ini banyak diikuti oleh kalangan atas seperti tokoh masyarakat hingga pejabat. Maka sangat disayangkan jika konten pornografi dibolehkan masuk dalam platform X ini.
Bukan baru kali ini publik dihebohkan dengan adanya konten pornografi. Larangan yang ditetapkan dalam bentuk peraturan pun sudah diketahui adanya. Namun, ancaman untuk menutup platform ternyata tidak cukup untuk menghentikan keberadaan konten porno diberbagai media sosial.
Wacana Indonesia untuk menutup platporm X pun tak akan mampu mencegah maraknya kasus pornografi. Masih banyak pintu lain yang memberi celah bahkan membiarkan masuknya pornografi baik di media sosial, film, games dan lain-lain.
Inilah kehidupan liberalisme sekularisme yang lahir dari penerapan ideologi kapitalisme. Ideologi ini memberi ruang kebebasan bahkan menjamin kebebasan bagi setiap individu untuk berbuat apa saja sekalipun melakukan keharaman.
Kapitalisme sekularisme pula yang mengakibatkan menjamur nya konten pornografi. Sebab dalam penerapan ideologi kapitalisme seperti saat ini, seseorang melakukan sesuatu bersandar pada keuntungan semata.
Maka tak heran iika konten pornografi menjadi ladang bisnis yang menggiurkan.
Inilah kehidupan sekularisme yang rusak dan merusak sebab menjauhkan aturan agama dari kehidupan manusia. Sehingga manusia berbuat sesuatu sekehendak hati tanpa bimbingan agama.
Maka, jika negeri ini bercita-cita ingin memberantas berbagai konten pornografi dibutuhkan peran besar negara dengan upaya komprehensif dan menyeluruh, karena pemberantasan pornografi butuh dana besar, kekuatan dan kemauan yang besar.
Jika tidak ada kekuatan dan kemauan yang besar dari negara serta masih mempertimbangkan maslahat, maka cita-cita Indonesia bebas dari pornografi tidak akan mungkin terwujud. Begitu pula selama sistem yang diterapkan dinegeri ini adalah sistem kapitalisme sekularisme, tentu tidak akan bisa lepas dari jerat pornografi.
Kita membutuhkan sebuah sistem yang kuat dan hebat untuk mewujudkan cita-cita mulia terbebas dari hal haram seperti pornografi. Sistem kehidupan yang mulia serta melarang adanya pronografi hanyalah sistem kehidupan islam.
Islam mengharamkan pornografi dan semua hal yang terkait dengan itu.
Pornografi dengan berbagai jenisnya yang memunculkan gambar mengumbar aurat sehingga membangkitkan syahwat seseorang yang memandangnya hukum nya haram. Oleh sebab itu, Islam melarang tegas perkara-perkara haram serta memberikan tindakan tegas bagi pelakunya.
Islam juga menetapkan bahwa negara memiliki peran strategis dalam memberantas pornografi. Negara yang bisa menjalankan peran strategis itu hanyalah daulah khilafah Islam.
Sebab, dalam sistem khilafah diterapkan seluruh syariat secara kaffah. Khilafah akan menjalankan aturan kehidupan sesuai dengan pedoman syariat. Menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan Allah SWT. Semua itu diwujudkan dalam bentuk perundang-undangan.
Maka tidak ada ruang bagi pelaku kemaksiatan didalam penerapan sistem khilafah. Tidak pula negara memberikan ruang bebas karena semua wajib berbuat sesuai dengan syariat Allah SWT.
Maka, solusi tuntas bagi persoalan pornografi ini adalah mengganti aturan kehidupan kita dari kapitalisme menjadi islam. Jika Indonesia ingin mewujudkan negara yang bersih dari pornografi hanya dengan menerapkan khilafah islamiah.
Wallahua 'lam Bisshawab.
Oleh: Pipit Ayu
Aktivis Muslimah
0 Komentar