Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ibrah Pengorbanan Keluarga Nabi Ibrahim pada Peristiwa Iduladha

Topswara.com -- Pemerhati Keluarga dan Generasi Ustazah Dedeh Wahidah mengungkap bagaimana ibrah di balik pengorbanan keluarga Nabi Ibrahim pada peristiwa Iduladha.

"Ada hal penting yang harus dijadikan ibrah yang baik oleh kita dari pengorbanan keluarga Nabi Ibrahim pada peristiwa Iduladha," tuturnya dalam Family Zone: Pelajaran Kisah Ketaatan Siti Hajar di kanal YouTube Muslimah Media Hub, Senin (17/6/2024).

Ia menceritakan bahwa Siti Hajar adalah sosok istri shalihah yang menunjukkan ketaatan luar biasa, baik ketaatan kepada perintah suaminya, yaitu Nabi Ibrahim yang sebenarnya hal tersebut adalah merupakan wujud dari ketaatan kepada perintah Allah SWT.

"Bagaimana kita mengambil pelajaran dari sosok Siti Hajar, tentu penting untuk kita ketahui apa yang menjadikan Hajar begitu luar biasa menunjukkan ketaatannya," ujarnya.

Kalau kita mempelajari sejarah pada saat itu, lanjutnya, Nabi Ibrahim meninggalkan istrinya dengan anaknya, yaitu Ismail yang masih bayi. Ia ditinggalkan di tengah padang pasir. Sedangkan pada waktu itu Mekkah adalah padang sahara yang gersang, tidak ada sumber air dan tidak ada manusia.

"Ketika Hajar ditinggalkan berdua dengan bayinya, kemudian Ibrahim meninggalkan mereka, apa yang dikatakan oleh Hajar adalah sesuatu yang alami, ia merasa ditelantarkan oleh suaminya," kisahnya.

Kemudian lanjutnya, Hajar menanyakan Ibrahim hendak pergi ke mana. "Apakah tega meninggalkan kami berdua di lembah yang gersang ini?' Namun Ibrahim tidak menjawab, sampai Hajar bertanya tiga kali. Kemudian, ketika tidak mendapatkan jawaban, Hajar mengganti redaksi pertanyaannya, 'Wahai Ibrahim, apakah itu perintah Allah? Ketika ditanya seperti itu, Nabi Ibrahim menjawab "na'am, itu memang perintah Allah.

Ia mengatakan, ketika Hajar mengetahui bahwa aktivitas suaminya adalah bukan aktivitas biasa, tetapi merupakan wujud ketaatan kepada perintah Allah, Hajar pun menjawab dengan kalimat pendek. "Jika itu adalah perintah Allah, pasti Dia tidak akan menyia-nyiakan dan menelantarkan kami,".

Menurutnya, hal tersebut merupakan kekuatan luar biasa sikap Hajar, yakni kekuatan akidah, kekuatan keimanan dari seorang Hajar dan Ibrahim bahwa ketika melaksanakan ketaatan kepada perintah Allah, maka Allah tidak akan menelantarkannya.

"Ini juga harus kita miliki sekarang bahwa ketika menjalani kehidupan dengan terikat kepada aturan-aturan Allah dan menyiapkan diri bahwa Allah sudah memberikan aturan-aturan dengan kekuasaan-Nya dan pengetahuan-Nya bahwa kita sebagai manusia pasti mampu menjalaninya. Sehingga, akan membuat keyakinan dan kesanggupan pada diri kita untuk melaksanakan perintah itu," ajaknya.

Kewajiban

Ia menegaskan bahwa mengembalikan kehidupan Islam dengan menegakkan khilafah adalah kewajiban bagi umat Islam. Tentu saja ketika manusia menjalani kewajiban tersebut, apalagi di era dominasi kapitalisme sekularisme, politiknya sistem demokrasi, bisa jadi manusia akan menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan.

"Kita mengajak untuk terikat pada hukum Allah, mengajak kaum Muslimin untuk memperjuangkan syariat Allah. Namun, mungkin balasannya kita akan dibilang terlalu fanatik, radikal, bahkan ada yang menuduh sistem Islam itu ancaman," terangnya.

Untuk menuntut tegaknya khilafah, katanya, mungkin ada kebencian ataupun permusuhan. Maka, wajar jika kemudian seseorang merasa berat, apalagi kalau tantangan tersebut justru dari diri sendiri. Misalkan merasa lelah di antara aktivitas-aktivitas, kewajiban dalam rumah tangga, tetapi tetap wajib untuk berdakwah. Tentu akan merasakan betapa beratnya tugas tersebut.

"Namun, jika belajar dari Siti Hajar bahwa ketika kita memahami dan menyadari bahwa itu bagian dari perintah Allah dan ketaatan kepada-Nya, maka semestinya kita akan mengatakan seperti yang diucapkan Hajar, yaitu kalau dakwah itu wajib dan menegakkan khilafah itu kewajiban dari Allah, maka Allah tidak akan menelantarkan dan mengabaikan kita di dalam perjuangan, Allah pasti menurunkan nasrullah-Nya," tandasnya [] Nurmilati
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar