Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

HET Beras Naik, Rakyat dan Petani Makin Tercekik

Topswara.com -- Indonesia adalah negara yang sebagian besar masyarakatnya bekerja dibidang pertanian. Negara Indonesia juga dikenal sebagai negara agraris, hal ini disebabkan Indonesia memiliki tanah yang subur sehingga bisa diolah sebagai lahan pertanian, salah satu hasil pertanian yang dihasilkan adalah beras. 

Beras adalah makanan pokok bagi masyarakat Indonesia, beberapa waktu lalu masyarakat dibuat pusing dengan harga eceran tertinggi (HET) beras yang mengalami kenaikan. HET beras akan naik secara permanen tanggal 31 Mei mendatang.

Dilansir dari Cnnindonesia.com (24/05/2024), Badan Pangan Nasional (Bapanas) tengah menyiapkan aturan penetapan tentang relaksasi HET saat ini menjadi HET permanen. HET beras premium dan medium mengalami kenaikan Rp.1.000/kg dari HET sebelumnya untuk setiap wilayah. 

Dengan adanya penetapan kenaikan HET beras secara permanen dari HET sebelumnya tentu menimbulkan beberapa dampak bagi masyarakat, diantaranya;

Pertama, kenaikan HET di tengah kondisi ekonomi rakyat yang lemah tentu saja akan mempersulit rakyat. Di samping itu, sama-sama kita ketahui bahwa beras adalah bahan makanan pokok yang harus ada di setiap rumah masyarakat. 

Jadi, kenaikan HET beras ini tentu akan membuat rakyat miskin kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka. Hal ini juga bisa mengakibatkan tidak adanya ketahanan pangan, sehingga bisa menyebabkan kemiskinan dan kelaparan dimana-mana bahkan, bisa menyebabkan stunting.

Kedua, kenaikan HET beras ini tidak menjamin kesejahteraan petani, mengapa demikian?. Hal ini karena kenaikan HET ini tidak diimbangi dengan kenaikan kebijakan harga pokok pembelian (HPP) gabah, fakta yang terjadi di lapangan adalah harga gabah di petani justru anjlok di tengah kenaikan HET beras secara permanen. 

Kemudian, hal ini diperparah juga dengan distribusi beras yang saat ini banyak dikuasai oleh pengusaha-pengusaha besar yang merugikan bagi petani. Sebab, para pengusaha-pengusaha besar tersebut membeli dengan harga murah ke petani kemudian menjualnya dengan harga mahal. Mereka hanya memikirkan keuntungan yang mereka akan dapatkan tanpa memikirkan nasib petani kecil.

Ketiga, hal ini tentu tidak lepas dari peran pemerintahan. Pemerintahan saat ini semakin abai terhadap kesejahteraan rakyatnya. Dengan segala kebijakan-kebijakan yang mereka tetapkan selalu berimbas bagi rakyat kecil. 

Kebijakan yang hanya memberi keuntungan bagi mereka tanpa memikirkan nasib rakyatnya. Hal ini tak lepas pula dari sistem yang diterapkan oleh negara saat ini. 

Sistem demokrasi kapitalisme yang hanya mementingkan keuntungan bagi yang memiliki kekuasaan saja tanpa memperhatikan kesejahteraan rakyat kecil. Ini semua sudah cukup menjadi gambaran rusaknya sistem yang diterapkan oleh negara saat ini.

Hal ini berbanding terbalik dengan sistem Islam yang mengutamakan kesejahteraan seluruh rakyatnya. Dalam sistem Islam kesejahteraan setiap individu dijamin sepenuhnya oleh negara. Hal ini hanya bisa dilakukan ketika sistem Islam diterapkan dengan adanya khilafah. 

Sebab khilafah akan bertanggung jawab atas segala urusan rakyatnya, sesuai dengan hadis Nabi SAW yang artinya “Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya” (HR. Al-Bukhari).

Khilafah akan menyelesaikan secara tuntas setiap masalah yang timbul dari akarnya. Khilafah juga akan menjamin kesejahteraan para petani seperti membantu pengadaan kebutuhan pertanian seperti pupuk, bibit dan serta alat-alat pertanian. Hal itu semua akan dijamin oleh khilafah ketersediaannya dan kualitasnya sehingga bisa meningkatkan produktivitas dan kualitas dari hasil pertanian. 

Kemudian pendistribusian hasil panen petani di pasaran juga akan dipastikan oleh khilafah, khilafah dengan tegas melarang penimbunan barang dan permainan harga di pasaran. Khilafah akan menindak dengan tegas pihak yang ingin memonopoli harga beras dipasar, khilafah juga memastikan tidak akan terjadi monopoli harga di pasaran sehingga tidak akan merugikan para petani.

Tidak hanya itu saja, kebijakan pendistribusian juga akan dijamin dilakukan secara adil dan merata untuk setiap individu. Pendistribusian juga dilakukan dengan melihat dari jumlah yang dibutuhkan oleh setiap individu sehingga negara dapat memenuhi kebutuhan setiap individu dengan adil dan merata.

Demikianlah, Islam dengan sistem pemerintahannya yang sangat serius dalam mengatur setiap urusan rakyatnya, sehingga rakyatnya akan terjamin kehidupannya tanpa kekurangan apapun. Islam mewujudkan kehidupan yang damai, adil, dan sejahtera bagi setiap rakyatnya.

Wallahu a’lam bis shawwab.


Dwi Jayanti 
Generasi Peduli Umat
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar