Topswara.com -- Pendakwah yang juga alumni dari Yaman Ustazah Halimah Alaydrus mengatakan happy ending buat mereka yang bertakwa Allah SWT persiapkan buat merekabakhir yang inda, akhir yang baik.
"Happy ending buat mereka yang bertakwa, akhir yang indah, akhir yang baik Allah SWT persiapkan buat mereka yang ada di jalan Allah SWT, itu yang harusnya manusia lakukan," katanya dalam kanal YouTube Ustazah Halimah Alaydrus: Berdamai dengan Takdir, Selasa (11/06/2024).
Ia mengutip ayat di dalam Al-Qur'an yang senantiasa menjadi penyemangatnya untuk selalu menjadi orang-orang yang berjalan di jalan Allah karena Allah SWT berjanji telah mempersiapkan balasan terbaikNya. Sebagaimana kalam Q.S Al Qasas ayat 83 Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
تِلْكَ الدَّا رُ الْاٰ خِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِيْنَ لَا يُرِيْدُوْنَ عُلُوًّا فِى الْاَ رْضِ وَلَا فَسَا دًا ۗ وَا لْعَا قِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ
"Negeri akhirat itu Kami jadikan bagi orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan tidak berbuat kerusakan di bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Qasas 28: Ayat 83).
Dia menilai, ketika ada takdir-takdir yang kelihatannya pahit maka saatnya untuk mulai memeriksa diri. Introspeksi diri tentang apa yang ingin Allah SWT ubah dari hidup setiap hambanya. Saatnya mulai belajar, karena Allah SWT ketika memberi kepahitan-kepahitan dalam hidup seorang hamba salah satunya disebabkan oleh kesalahan yang dikerjakan hambaNya.
Sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَمَاۤ اَصَا بَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍ
"Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu)."
(QS. Asy-Syura 42: Ayat 30)
"Apabila kekurangan kita sudah kita benahi maka bersiaplah menerima keindahan-keindahan sesudahnya. Kalau habis hujan siap-siap akan ada pelangi. Badainya akan selesai, hujannya akan reda, tenang. Yang perlu kita lakukan adalah introspeksi, perbaiki diri, tetaplah di jalan Allah, tetaplah taat kepadaNya," ungkapnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan benamkan diri dalam sujud-sujud panjang, sesudah itu akan hadir keindahan. Jika ujian manusia masih sama maka dia belum lulus dalam mengerjakan ujian tersebut, sehingga oleh Allah SWT di remidi sehingga enggak akan naik kelas.
"Jika ujianmu dari dulu miskin, harusnya itu sudah terbiasa. Kalau terbiasa itu bukan lagi ujian namanya. Udah enggak pahit lagi. Sebagaimana orang yang terbiasa makan pare, dia tidak akan merasakan pahit lagi ketika makan pare. Ia sudah bisa menikmatinya," tandasnya.
Dia menyebut jika seseorang diuji dan terus menerus enggak berhasil maka dia belum selesai dengan ujian tersebut. Cara selesainya dengan ujian adalah berdamai dengan takdir tersebut dan dijalani dengan jalan takwa. Jalan yang telah ditempuh oleh orang-orang shalih dan shalihah.
Ia juga menegaskan bahwa ketika Allah menguji seorang hamba bermaksud untuk mengembalikan hati seorang hamba yang diuji itu kembali kepada Allah SWT. "Kalau kamu ketika diuji enggak balik-balik kepada Allah SWT, terus berkutat dengan ujian tersebut. Enggak akan selesai-selesai ujiannya, kamu akan terus-menerus remedial, kamu akan terus menerus diuji oleh Allah SWT dengan ujian yang sama," tegasnya.
Ia beberkan cara jawab ujian Allah SWT agar tidak remidi, rapikan hidup kita, rapikan ibadah kita, panjangkan doa kita, panjangkan zikir kita, ikhlaskan sujud kita.
"Katakan padaNya, Yaa Allah lihatlah diri ini Yaa Allah, terjebak dalam cinta manusia hingga merasa begitu menderita, terjebak dalam cinta makhlukMu membuatku lupa kepadaMu. Yaa Allah maafkan diri ini Yaa Allah, terimalah diri ini padaMu Yaa Allah. Yaa Allah meski hati siapapun berpaling dariku, aku berharap Engkau tak pernah berpaling dariku Yaa Allah. Terimalah aku yaa Allah, karuniakan kepada hatiku rasa cinta kepadaMu yang besar hingga hatiku tak lagi peduli kepada selainMu," pungkasnya.[] Heni
0 Komentar