Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Gen-Z Banyak yang Menganggur, Siapa yang Salah?

Topswara.com -- Pengangguran merupakan masalah pokok dalam suatu masyarakat modern, dan umumnya, pengangguran disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yg mampu menyerapnya. 

Belum lama ini badan pusat statistik (BPS) melaporkan 10 juta penduduk berusia 15-25 tahun tidak mengikuti pendidikan, pekerjaan dan pelatihan Alias "Menganggur". Data survei di ambil dalam rentang 2021-2022 . 

Dari jumlah itu kondisi menganggur di dominasi oleh perempuan muda yakni 5,73juta orang. Sementara sisanya 4,17juta adalah Laki-laki, rentang Usia 15-25 tahun tersebut menunjukkan jumlah penduduk tersebut adalah Generasi -Z, lqebih di kenal dengan GEN-Z , generasi ini adalah orang" yang lahir pada tahun 1997-2012.

Merespon hasil survei tersebut Menteri Ketenagakerjaan (MENAKER) Ida Fauziyah buka suara, ia menegaskan bahwa alasan banyaknya GEN-Z yang menganggur saat ini karena dalam usia mencari pekerjaan".
"Itu biasanya mereka yang lebih banyak menganggur sedang mencari pekerjaan, mereka yang lulus sekolah atau lulus kuliah. 24 tahun biasanya sudah lulus S1 kuliah, 18 lulus SMA, dan setiap tahun mereka harus bersaing dengan lulusan baru atau lulusan angkatan nya sendiri. 
Faktor lain yang menyebabkan tingginya angka pengangguran di Gen-Z adalah turunnya lapangan pekerjaan di sektor Formal.Kompas.com 20/05/2024 

Hasil olahan tim jurnalisme data harian kompas terhadap data survei angkatan kerja nasional (SAKERNAS) Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 menunjukkan adanya tren penurunan penciptaan lapangan kerja di sektor formal. 

Maraknya pengangguran menunjukkan kegagalan pemerintahan menyediakan lapangan pekerjaan, disisi lain juga menunjukkan lemahnya industrialisasi karena industri yang ada bukan berdasarkan kebutuhan, namun mengikuti pesanan oligarki. 

Selain itu adanya ketidaksesuaian antara lapangan kerja yang tersedia dengan lulusan gen -Z, rata-rata perusahaan yang menyerap tenaga kerja saat ini adalah dengan teknologi yang tinggi, yang mampu mengoperasikan mesin-mesin canggih atau keahlian tertentu yang menunjang dari bidang pekerjaan.

Minimnya keahlian yang di miliki menjadi salah satu faktor penyebab dari banyaknya pengangguran, karena rata-rata perusahaan menerima karyawan minimal mempunyai pengalaman kerja yang cukup, sedangkan untuk mendapatkan pengalaman kerja mereka sangat sulit. 

Dilema di rasakan bukan hanya oleh generasi Z saja, namun oleh kebanyakan masyarakat Indonesia saat ini, dimana hidup dalam sistem yang tidak berpihak kepada rakyat kecil yaitu sistem sekularisme kapitalisme, keuntungan yang sebanyak-banyaknya dengan modal sekecil-kecilnya menjadi jargon, tidak peduli rakyat nganggur yang penting mereka untung.

Bukankah seharusnya negara memastikan warga negaranya mendapatkan pekerjaan dan mendapatkan jaminan hidup yang layak? Karena itu merupakan tanggungjawab negara dalam pemenuhan setiap kebutuhannya terutama dalam hal pekerjaan bagi laki-laki sebagai kepala rumah tangga yang berkewajiban menafkahi keluarganya. 

Beginilah nasib generasi Z saat ini, jika umat masih menerapkan sistem sesekularisme kapitalisme umat akan terus mengalami keterpurukan. Negara yang kaya SDA namun tidak mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyatnya, rakyat harus merasakan keterpurukan hidup karena tidak mempunyai pekerjaan yang tetap, sedangkan kebutuhan hidup makin meningkat. 

Berbeda dengan penerepan sistem pemerintahan Islam yakni khilafah, dalam sistem pemerintahan khilafah negara memeiliki visi menjamin pemenuhan seluruh kebutuhan warga negaranya. Karena di dalam Islam, kekayaan sumberdaya alam di kelola dengan sebaik-baiknya yang akan menyerap tenaga kerja sangat banyak. 

Selain itu rakyat juga diberikan akses demi memenuhi kebutuhan sekunder, dan jaminan ketersediaan kebutuhan pokok bagi kalangan yang kurang mampu. 

Pendidikan di dalam Islam, disesuaikan dengan kebutuhan serapan tenaga kerja, pelatihan keahlian akan di berikan dengan cuma-cuma, tanpa melupakan tujuan mencetak generasi yang berilmu tinggi dan memiliki akidah yang kuat sebagai pembangun peradaban yang mulia.

Khilafah juga akan menjalankan mekanisme praktis dalam upaya pemenuhan ekonomi dan kesejahteraan, hingga menumpas pengangguran yakni dengan sistem ekonomi Islam. 

Wallahu'allam bishawab.


Oleh: Eli Yuliana 
Aktivis Muslimah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar