Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Fitrah Ibu Terkoyak di Sistem Rusak

Topswara.com -- “Ibu, kaulah wanita yang mulia. Derajatmu tiga tingkat dibanding ayah. Kau mengandung, melahirkan, menyusui, mengasuh dan merawat lalu membesarkan putra-putrimu Ibu."

Penggalan lirik lagu Ibu di atas pernah viral pada masanya. Lagu yang disenandungkan oleh grup Nasida Ria asal semarang itu berisi penghormatan atas peran ibu. Bahkan dalam hadist, kata ibu disebut tiga kali sebelum ayah sebagai orang yang paling layak dihormati. Namun, ada tragedi yang miris dan sungguh ironis. Seorang ibu tega berbuat asusila terhadap putranya demi iming-iming uang. 

Fitrah Ibu yang Terkoyak

Dilansir dari laman detiknews.com, 09-06-2024, bahwa telah terjadi dua kasus ibu mencabuli anaknya dan direkam karena iming-iming uang. Di Tangerang Selatan, seorang ibu muda berinisial R (22), dilaporkan melecehkan anak kandungnya sendiri yang masih berusia 4 tahun demi mendapatkan uang 15 juta seperti yang dijanjikan akun FB inisial IS. 

Tidak lama berselang, kejadian serupa kembali terjadi. Di Bekasi, Polisi menangkap ibu inisial AK (26), yang tega mencabuli putra kandungnya yang masih berusia 10 tahun. Dua kali pemilik akun FB tersebut melakukan kejahatan siber yang menjadikan anak sebagai korban. Tidak tertutup kemungkinan ada kasus lain yang belum terungkap. 

Tragedi menyesakkan dada ini masih sering terjadi. Kasus orang tua tega berbuat bejat pada anaknya sendiri makin banyak. Orang tua yang seharusnya menjadi tempat ternyaman dan memberikan perlindungan justru membahayakan. Fitrah ibu yang penuh kasih kayang kini terkoyak karena tekanan kehidupan dalam sistem yang rusak. 

Sejatinya seorang ibu memiliki fitrah kasih sayang terhadap anaknya. Sembilan bulan ia mengandung, kemudian melahirkan dan menyusui. Mengasuh, mendidik dan melindungi anaknya dari segala bahaya. Ibu adalah guru pertama sebelum anak belajar di sekolah. Begitu besar peran ibu, dari rahimnya terwujud generasi cemerlang masa depan. 

Sungguh, perilaku bejat kasus di atas menyalalahi fitrah ibu. Segala sesuatu yang menyalahi fitrah pasti berbuah masalah. Masalah bagi masa depan anak, masalah bagi keluarga dan tatanan kehidupan. Lebih dari itu, si ibu telah berbuat dosa yang harus dipertangung jawabkan di dunia dan akhirat. 

Fitrah ibu yang terkoyak bukan tanpa sebab. Banyak faktor yang mempengaruhi. Diantaranya, faktor ekonomi. Dalam pengakuan pelaku kejadian di atas, si ibu tergiur iming-iming uang Rp15 juta dari tawaran akun FB IS. Himpitan ekonomi menjadikan orang kalab demi uang. Lemahnya iman tak mampu menjadi benteng pertahanan diri berhadapan dengan mahalnya biaya hidup. Ibu pun nekad berbuat bejat. 

Faktor lingkungan dan sosial masyarakat juga turut andil mengoyak fitrah keibuan. Gaya hidup yang semakin jauh dari ajaran Islam menjadikan kemaksiatan tumbuh subur dan masyarakat rendah tingkat kepeduliannya. 

Tontonan atau tayangan dengan konten tidak senonoh banyak menghiasi media sosial. Konten penipuan dengan iming-iming uang juga berseliweran. Tidak sedikit masyarakat yang kepincut dan akhirnya terjerumus pada tindakan kejahatan. 

Minimnya ilmu dalam berumah tangga juga menjadi faktor terkoyaknya fitrah keibuan. Berumah tangga bukan sekadar urusan cinta, tetapi butuh kesiapan ilmu. Orang berilmu akan mampu menghadapi ujian atau badai kehidupan tatkala menerpa rumah tangganya. Paham akan hak dan kewajiban sebagai suami dan istri, serta siap menjadi ibu dengan segala urusan rumah dan anak. 

Sistem Rusak

Merebaknya kasus asusila terhadap anak adalah buah penerapan sistem rusak. Sistem yang memisahkan kehidupan dari aturan beragama. Sistem yang mengerus fitrah keibuan, mengubahnya menjadi tega melakukan apa saja demi uang. Itulah sistem sekularisme kapitalisme. 

Keimanan yang lemah dalam diri serta ketakwaan yang tidak bersemayam pada tingkah laku menjadi faktor terbesar sang ibu kehilangan kewarasan hingga tega melecehkan anaknya. 

Begitu pun sistem ekonomi yang berjalan hari ini. Sistem ekonomi kapitalis menempatkan materi sebagai sumber kebahagiaan yang harus dikejar. Lapangan pekerjaan susah bagi kaum pria, ibu dipaksa turut andil mencukupi kebutuhan keluarga. Tanpa pikir panjang apapun yang dapat menghasilkan uang akan dilakukan. 

Selamatkan Fitrah Ibu dengan Islam

Islam sangat memuliakan perempuan dan ibu sesuai fitrah penciptaannya. Menyelamatkan fitrah ibu dengan islam yakni dengan mengembalikan kedudukannya sebagai umm warabatul baith. Untuk itu, para ibu harus terdidik dengan Islam agar terbentuk kepribadian Islam. 

Selain itu, Islam juga mewajibkan bagi laki-laki pada suami, ayah, atau sanak keluarga yang menjadi walinya untuk menanggung nafkah bagi perempuan. Dengan demikian ibu tidak wajib banting tulang untuk bertahan hidup atau menghidupi keluarganya. Fokus ibu sebagai pengurus rumah dan mendidik anak-anaknya. 

Seorang ibu sebagai pihak yang langsung berkutat dengan anak dan urusan rumah tentu harus mendapatkan rasa nyaman. Ketika kebutuhannya terpenuhi dengan baik tentu perannya akan optimal, penuh kasih sayang dalam mengasuh anak-anaknya. 

Islam sangat menjaga fitrah keibuan dengan memberikan seperangkat aturan syariat. Jika syariat Islam diterapkan secara total dalam hidup berkeluarga, bermasyarakat dan bernegara maka akan lahir generasi cemerlang untuk masa depan peradaban. 

Wallahu a'lam bishawab.


Oleh: Eni Imami, S.Si, S.Pd.
Pendidik dan Pegiat Literasi 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar