Topswara.com -- Mempercayai manusia yang dalam hatinya tertanam rasa benci itu susah
Sudah tertunjuki fakta bergelimang 35 ribu korban jiwa
Masih dikata itu bukan pembunuhan massal dan genosida
Tidak habiskan pikir dengan akal yang dekil
Tidak percaya lagi sama sekali
Pada manusia yang mulutnya penuh busa kebohongan dan dusta
Seolah merasa peduli dan bersimpati atas keluarga yang mengungsi
Sayangnya terus terang bilang membela dan mendukung dengan senjata
Bukan mata yang buta tetapi mata yang jadi mata-mata bagi rakyat yang menderita
Gambaran yang jelas tanpa siluet dan bayangan pun tiada guna
Coretan dan goresan tangis dan teriakan kaum papa pun dianggap sampah
Tidak percaya lagi sama sekali
Pada manusia yang telinganya bebal dan tebal
Kecaman dunia hanya jadi kecap-kecap kecapean
Desakan bangsa-bangsa hanya angin lalu lewat begitu saja
Jangankan hati, hati mereka sudah sirna
Tergantikan oleh kebengisan dan kecintaan dunia
Tidak bernurani dan tidak berperikemanusiaan tingkahnya
Kalau ini dianggap manusia atau hewan namanya
Jangankan belas kasihan, ajaran kasih tidak mereka pahami
Jutaan manusia kelaparan dan kekurangan gizi
Berebutan truk bantuan pun dibombardir darah merah segar mengalir
Tembok besar pun dibangun untuk menutupi ketakutan yang sebenarnya menggigil tidak karuan
Ini sebuah cerita tentang manusia yang paling dimurkai namun tak merasai
Segerombolan yang mengklaim sebidang tanah dengan dukungan antek penjajah
Sekelompok organisasi yang ingin mengakusisi
Dan sebangsa yang dikenal bangsa yang tiada taat pada Allah Tuhan semesta alam
Tidak percaya lagi sama sekali
Sekali lagi tidak percaya
Akan sebuah cerita karangan mereka
Dengan skenario yang menyihir seolah butuh simpati dunia
Sudah terbang kepercayaan untuk kidung pujian
Sudah tiada guna menggantungkan pada bangsa penjajah dan pendusta
Sudah merugi berkompromi dan berdiskusi dengan para pemimpin yang tiada bersimpati
Kepercayaan kini telah menggumpal pada satu tujuan
Pembebasan tanah ini tidak mampu dilakukan seorang diri
Penyatuan kekuatan umat jadi prioritas utama untuk menggentarkan musuh di sana
Dan kembalinya institusi penyatu dan penyeru pasukan terbaik siap menggedor pintu dan merobek kekuasaan mereka
Oleh: Hanif Kristianto
Analis Politik dan Media
0 Komentar