Topswara.com -- Viral poster peringatan siksa kubur yang dibuat oleh salah satu pemerintah kabupaten untuk mengatasi sampah liar. Dari poster tersebut tersirat harapan semoga tidak ada lagi orang yang membuang sampah sembarangan. Sampah dibuang pada tempatnya, tidak berserakan dan menumpuk di pinggir jalan juga sungai.
Banyaknya sampah yang berserakan dan menumpuk bisa jadi karena masyarakat tidak punya tempat pembuangan sampah yang memadai. Faktanya tempat pembuangan sampah terpusat pun sudah ditutup.
Padahal setiap hari mereka punya sampah yang harus dibuang. Utamanya masyarakat kota, tak ada lahan kosong yang bisa mereka gunakan untuk membuang sampah. Atau karena minimnya kesadaran pada masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya.
Tidak dipungkiri, kehidupan modern saat ini sulit menghindari sampah, utamanya sampah plastik. Plastik memang praktis namun masyarakat adalah sekumpulan individu yang memiliki satu perasaan, pemahaman, dan kebiasaan.
Wajar terkumpullah sampah dalam jumlah yang banyak karena tuntunan kehidupan yang serba praktis. Melahirkan pula pemikiran yang pragmatis (tidak berpikir untuk jangka panjang) dan individualistis.
Mengaitkan buang sampah sembarangan dengan siksa kubur, tidak akan efektif untuk mengurangi jumlah sampah yang ada. Karena buang sampah adalah masalah dunia, siksa kubur adalah masalah akhirat. Masalah dunia butuh solusi dunia bukan akhirat dengan mengingat siksa kubur.
Betul penduduk Indonesia mayoritas Muslim. Namun tidak masuk akal menggunakan siksa kubur untuk menakuti-nakuti masyarakat. Masyarakat tidak akan tersadarkan malah memandang negatif sebuah agama.
Lebih baik meningkatkan taraf berpikir masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Juga pentingnya saling mengingatkan untuk tidak membuang sampah sembarangan. Menciptakan lingkungan yang bersih menjadi cita-cita bersama.
Apa yang dibutuhkan individu maupun masyarakat adalah kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Salah satunya dengan membuang sampah pada tempatnya.
Kesadaran individu atau masyarakat akan muncul apabila mereka paham tentang konsep menjaga kebersihan. Tanggung jawab atas sampah dimulai dari tanggung jawab diri pribadi.
Makin banyak individu yang sadar tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya, akan membentuk kebiasaan menjaga kebersihan di lingkungan masyakarakat. Alhasil berkuranglah sampah dan tumpukannya.
Individu dan masyarakat memiliki keterbatasan dalam membuang dan mengolah sampah sedemikian rupa supaya menjadi limbah yang bermanfaat. Di sinilah dibutuhkan peran negara sebagai pihak yang paling berkuasa dan berwenang.
Memastikan ketakwaan setiap individu menjadi pengontrol utama sehingga tidak akan menjalani kehidupan ini dengan semaunya sendiri (membuang sampah sembarangan). Karena makna takwa adalah menjalankan apa yang diperintahkan Sang Pencipta dan menjauhi semua larangan-Nya. Menjaga kebersihan adalah salah satu perintah-Nya.
Maka menjaga ketakwaan individu, membentuk kesadaran individu dan masyarakat juga membutuhkan peran penuh negara. Negara menjadi pihak yang paling bertanggung jawab untuk menyediakan tempat pembuangan sampah terpusat.
Kemudian mengolah sampah dengan sebaik-baik teknologi. Bukan untuk mencari keuntungan semata tapi demi mewujudkan lingkungan hidup yang bersih dan sehat bagi individu dan masyarakat. []
Oleh: Tri Asti
(Aktivis Muslimah Bantul, DIY)
0 Komentar