Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Perempuan Berdaya secara Ekonomi di Sektor Pariwisata, Jaminan Sejahtera?

Topswara.com -- Harry Hwang, Director of the Regional Department for Asia and the Pacific UN Tourism mengungkapkan bahwa berdasarkan agenda 2030 PBB untuk tujuan pembangunan berkelanjutan dan kode etik pariwisata global, kami memiliki tanggung jawab bersama untuk memastikan bahwa pariwisata memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan dan lelaki dalam berkontribusi terhadap pencapaian kelima, yaitu mencapai kesetaraan gender (suara.com, 2/5/2024).

Dunia mendorong pemberdayaan dan keterlibatan perempuan dalam dunia pariwisata sebagai upaya untuk mewujudkan kesetaraan gender. Di negeri kita pun dengan diterbitkannya 
Perpres Nomor 55 tahun 2024 tentang UPTD PPA , UPTD PPA provinsi dan UPTD PPA kabupaten/kota salah satu tugasnya adalah mengidentifikasi kebutuhan pemberdayaan ekonomi perempuan, telah disahkan tanggal 22 April 2024, tepat 1 hari setelah momentum Hari Kartini (kemenpppa.go.id, 4 Mei 2024).

Fakta tersebut menunjukkan bahwa sistem kapitalisme telah menjadikan perempuan dihargai jika menghasilkan uang. Sejatinya perempuan menjadi tumbal kegagalan sistem ekonomi kapitalisme dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat, sehingga harus melibatkan perempuan sebagai roda penggerak ekonomi.

Negara pun juga diarahkan dunia untuk mengembangkan sektor nonstrategis termasuk pariwisata, sementara sektor strategis, seperti penguasaan SDA, dikuasai oleh negara penjajah. 

Padahal upaya tersebut justru merusak fitrah jati diri perempuan, dan juga akan membahayakan nasib anak-anaknya, baik karena ibu bekerja, maupun dampak buruk pariwisata yang berpotensi menimbulkan perang budaya.

Sementara itu, Islam memiliki sistem ekonomi yang tangguh yang akan menjamin kesejahteraan rakyat termasuk perempuan di dalamnya dengan berbagai mekanisme penjaminannya.  
Perempuan dijaga fitrahnya dan dijamin kesejahteraannya oleh negara.

Islam menjadikan perempuan mulia bukan diukur dari jumlah materi yang dihasilkannya, melainkan generasi tangguh pemimpin peradaban manusia dalam naungan Islam. []


Oleh: dr. Bina Srimaharani 
(Praktisi Kesehatan)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar