Topswara.com -- Pentingnya Aktivitas Amar Makruf Nahi Mungkar. Aktivitas amar makruf dan nahi munkar (mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran) sangatlah penting dalam Islam dan juga dalam banyak tradisi dan nilai-nilai moral lainnya. Ini merupakan konsep yang mendasar dalam mempertahankan keadilan, kesucian, dan kesejahteraan masyarakat.
1. Menjaga Keadilan Sosial: amar makruf dan nahi munkar membantu menjaga keadilan sosial dengan mencegah tindakan yang merugikan orang lain dan mengedepankan kebaikan serta kesetaraan dalam masyarakat.
2. Membentuk Masyarakat yang Beradab: Dengan mengajak kepada kebaikan, kita membantu membentuk masyarakat yang lebih beradab, di mana nilai-nilai moral dan etika dijunjung tinggi.
3. Menjaga Kesucian dan Moralitas: amar makruf dan nahi munkar membantu menjaga kesucian dan moralitas individu serta masyarakat secara keseluruhan dengan mencegah perilaku yang tidak baik dan merusak.
4. Memperkuat Solidaritas Sosial: Aktivitas ini juga memperkuat solidaritas sosial di antara anggota masyarakat, karena mereka saling mendukung untuk melakukan yang baik dan mencegah yang buruk.
5. Membangun Komunitas yang Kuat: Dengan adanya aktivitas amar makruf dan nahi munkar, komunitas dapat tumbuh menjadi lebih kuat karena didasari oleh nilai-nilai moral yang kuat dan komitmen untuk saling mendukung.
6. Menghindari Bencana dan Kemunduran: Dengan menghindari kemungkaran, kita juga dapat menghindari bencana dan kemunduran yang mungkin terjadi akibat perilaku yang tidak etis atau tidak bertanggung jawab.
Secara keseluruhan, amar makruf dan nahi munkar adalah salah satu cara untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik, adil, dan beradab, yang di dalamnya setiap individu merasa bertanggung jawab untuk berkontribusi dalam mempromosikan kebaikan dan mencegah kemungkaran.
Sesungguhnya amar makruf dan nahi munkar adalah bagian terbesar dan terpenting dalam tugas agama. Tugas para Nabi dan pengikutnya.
Benar sekali. Amar makruf dan nahi munkar merupakan bagian terbesar dan terpenting dalam tugas agama dalam Islam, serta merupakan tugas para Nabi dan pengikut mereka. Ini adalah konsep yang mendasar dalam ajaran Islam, yang menekankan pentingnya mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.
Para Nabi dan Rasul dalam Islam diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan risalah-Nya kepada umat manusia, yang salah satu inti dari risalah tersebut adalah untuk mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman:
كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ وَلَوۡ ءَامَنَ أَهۡلُ ٱلۡكِتَٰبِ لَكَانَ خَيۡرٗا لَّهُمۚ مِّنۡهُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَأَكۡثَرُهُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ
110. Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS. Ali Imran (3): 110)
Sobat. Ayat ini mengandung suatu dorongan kepada kaum mukminin agar tetap memelihara sifat-sifat utama itu dan agar mereka tetap mempunyai semangat yang tinggi.
Umat yang paling baik di dunia adalah umat yang mempunyai dua macam sifat, yaitu mengajak kebaikan serta mencegah kemungkaran, dan senantiasa beriman kepada Allah. Semua sifat itu telah dimiliki oleh kaum Muslimin pada masa Nabi dan telah menjadi darah daging dalam diri mereka karena itu mereka menjadi kuat dan jaya.
Dalam waktu yang singkat mereka telah dapat menjadikan seluruh tanah Arab tunduk dan patuh di bawah naungan Islam, hidup aman dan tenteram di bawah panji-panji keadilan, padahal mereka sebelumnya adalah umat yang berpecah-belah selalu berada dalam suasana kacau dan saling berperang antara sesama mereka.
Ini adalah berkat keteguhan iman dan kepatuhan mereka menjalankan ajaran agama dan berkat ketabahan dan keuletan mereka menegakkan amar makruf dan mencegah kemungkaran. Iman yang mendalam di hati mereka selalu mendorong untuk berjihad dan berjuang untuk menegakkan kebenaran dan keadilan sebagaimana tersebut dalam firman Allah:
إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ثُمَّ لَمۡ يَرۡتَابُواْ وَجَٰهَدُواْ بِأَمۡوَٰلِهِمۡ وَأَنفُسِهِمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِۚ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلصَّٰدِقُونَ
"Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar." (Al-Hujurat/49: 15)
Sobat. Dalam ayat ini, Allah menerangkan hakikat iman yang sebenarnya yaitu bahwa orang-orang yang diakui mempunyai iman yang sungguh-sungguh hanyalah mereka yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, tanpa keragu-raguan sedikit pun dan tidak goyah pendiriannya apa pun yang dihadapi. Mereka menyerahkan harta dan jiwa dalam berjihad di jalan Allah semata-mata untuk mencapai keridaan-Nya.
Orang mukmin di dunia ada tiga golongan: pertama, orang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu dan berjihad fi sabilillah dengan harta dan dirinya. Kedua, orang yang tidak mengganggu harta dan diri orang lain. Ketiga, orang yang mendapatkan kemuliaan ambisi, ia meninggalkannya karena Allah. (Riwayat Ahmad dari Abu Sa'id al-Khudri)
Mereka itulah orang-orang yang imannya diakui oleh Allah. Tidak seperti orang-orang Arab Badui itu yang hanya mengucapkan beriman dengan lidah belaka, sedangkan hati mereka kosong karena mereka masuk Islam itu hanya karena takut akan tebasan pedang, hanya sekadar untuk mengamankan jiwa dan harta bendanya.
Jadi ada dua syarat untuk menjadi umat terbaik di dunia, sebagaimana diterangkan dalam ayat ini, pertama, iman yang kuat dan, kedua, menegakkan amar makruf dan mencegah kemungkaran. Maka setiap umat yang memiliki kedua sifat ini pasti umat itu jaya dan mulia dan apabila kedua hal itu diabaikan dan tidak dipedulikan lagi, maka tidak dapat disesalkan bila umat itu jatuh ke lembah kemelaratan.
Ahli Kitab itu jika beriman tentulah lebih baik bagi mereka. Tetapi sedikit sekali di antara mereka yang beriman seperti Abdullah bin Salam dan kawan-kawannya, dan kebanyakan mereka adalah orang fasik, tidak mau beriman, mereka percaya kepada sebagian kitab suci dan kafir kepada sebagiannya yang lain, atau mereka percaya kepada sebagian rasul seperti Musa dan Isa dan kafir kepada Nabi Muhammad saw.
Tugas ini juga diturunkan kepada umat Islam secara umum sebagai bagian dari amanah yang harus mereka laksanakan. Hal ini mencerminkan tanggung jawab moral setiap individu Muslim untuk berperan aktif dalam mempromosikan kebaikan dan menentang kemungkaran dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Dengan melakukan amar makruf dan nahi munkar, umat Islam berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik, lebih adil, dan lebih beradab sesuai dengan ajaran Islam. Ini adalah salah satu cara untuk menegakkan nilai-nilai moral dan etika yang diperintahkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an dan diperagakan oleh Nabi Muhammad SAW.
Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Buku Jalan Keshalihan dan Kesuksesan Sejati. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo
0 Komentar