Topswara.com -- Keluarga yang sejahtera adalah dambaan setiap orang karena keluarga adalah unit terkecil dalam struktur masyarakat yang sangat penting dalam perkembangan sosial. Maka Gubernur Kalsel mengharapkan peningkatan komitmen perlindungan perempuan dan anak untuk terwujudnya keluarga sejahtera (kalimantanpost.com, 04/2024).
Benar jika keluarga sejahtera adalah impian semua orang, keluarga yang terpenuhi kebutuhan pokoknya, hidup dengan layak dan nyaman. Bahkan sampai bisa memenuhi kebutuhan pelengkap keluarga adalah cita-cita seluruh keluarga.
Tetapi jika dihadapkan dengan kondisi keluarga sekarang begitu jauh dari kata sejahtera, banyak keluarga hidup di bawah garis kemiskinan, banting tulang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang semakin tinggi. Hingga tak luput perempuan pun dilibatkan untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga.
Pemberdayaan pada perempuan pun dijadikan solusi yang terus digencarkan demi mewujudkan keluarga yang sejahtera. Bukankah ini akan menambah tugas perempuan?
Mereka akan memikul peran ganda. Di satu sisi mereka dituntut menjadi benteng keluarga, menjaga anak-anak, dan mengurus rumah tangga. Tapi di sisi lain, mereka pun terbebani tanggung jawab menyelamatkan ekonomi keluarga. Sungguh ini adalah kondisi yang sulit bagi para perempuan untuk mewujudkan keluarga sejahtera apalagi ini bukan kewajiban mereka.
Akar Masalah
Mencoba menarik akar masalah mengapa keluarga sejahtera saat ini sulit sekali diraih? Karena tidak jauh dari sistem sekularisme dan kapitalisme yang bercongkol saat ini. Dalam sistem ini, sumber daya alam yang berlimpah hanya dikuasai segelintir orang, bukan untuk rakyat sehingga rakyat jadi dimiskinkan. Pendidikan dan kesehatan begitu sulit dipenuhi.
Sistem ini membuat para ayah banyak kehilangan pekerjaan karena minimnya lapangan pekerjaan sehingga kesulitan memenuhi kebutuhan pokok keluarga. Sistem ini membiarkan begitu saja para penanggung nafkah tidak bertanggung jawab terhadap nafkah keluarganya. Sistem ini melahirkan masyarakat yang individualis yang tidak mau tahu kesulitan orang lain. Maka kesejahteraan begitu sulit diraih dalam sistem saat ini.
Sejahtera ala Islam
Kesejahteraan secara sederhana diartikan sebagai terpenuhinya seluruh potensi yang dimiliki manusia secara optimal. Kesejahteraan biasanya disetarakan dengan kata keamanan, ketenteraman, kesenangan hidup dan kemakmuran. Karenanya, pemenuhan kebutuhan pokok, seperti sandang, pangan, papan, keamanan, kesehatan, pendidikan serta pemenuhan kebutuhan pelengkap.
Dalam Islam khususnya sistem ekonomi berupaya menjamin tercapainya pemenuhan seluruh kebutuhan pokok setiap rakyat secara menyeluruh. Kemudian Islam telah membebankan tanggung jawab mewujudkan kesejahteraan pada tiga pihak.
Pertama, individu. Pada dasarnya, beban pemenuhan kesejahteraan asalnya berada pada pundak masing-masing individu. Akan tetapi, dalam konteks keluarga, Islam telah memberi tanggung jawab ini kepada setiap keluarga yakni para suami dengan memerintahkan mereka untuk bekerja mencari nafkah. Jika ada yang mengabaikan maka negara berhak memaksanya memberi nafkah yang menjadi kewajibannya.
Kedua, masyarakat. Islam telah mengajarkan, bahwa seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Seorang muslim tidak akan berdiam diri ketika melihat saudaranya kesulitan. Terlebih dalam Islam ada infak, sedekah, bahkan zakat. Islam pun tidak membolehkan dan mengecam masyarakat individualis tak peduli nasib fakir miskin, yang bisa tidur nyenyak sementara tetangganya kelaparan.
Ketiga, negara. Negara berkewajiban memastikan setiap individu dan masyarakat bisa memenuhi tanggungjawabnya memenuhi kesejahteraan. Yakni dengan jalan menyediakan sarana dan prasarana dan kondisi yang kondusif bagi keberlangsungan berusaha, seperti penyediaan lapangan bekerja, bantuan modal tanpa riba, dan lain-lain.
Jika mereka tidak mampu maka negara wajib menanggung kehidupan mereka dengan harta baitul mal, kemudian mengelola SDA dan mengembalikan hasilnya untuk kepentingan rakyat sehingga pendidikan, keamanan, dan kesehatan bisa dinikmati oleh rakyat tanpa harus memikirkan mahalnya biaya tersebut.
Demikianlah sistem Islam memberikan aturan rinci untuk menjamin kesejahteraan keluarga termasuk ibu dan anak yang ada di dalamnya. Kebahagiaan hakiki akan mudah diraih karena sistem Islam sudah terbukti menjadikan umat Islam sebagai umat terbaik. Menjadikan ibu dan anak mampu merasakan perlindungan dan kesejahteraan karena Islam adalah rahmat bagi seluruh alam. []
Oleh: Muthmainnah
(Aktivis Muslimah Banua)
0 Komentar