Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Menyoal Rendahnya Gaji Dosen

Topswara.com -- Harapan mulia seorang pendidik adalah ilmunya bermanfaat, yang kelak suatu saat akan menuai pahala di hadapan Allah SWT, itu merupakan cita-cita awal seorang dosen muslim (beragama Islam).

Seiring berjalannya waktu, tenaga pendidik seperti dosen kian banyak, dan kampus-kampus pun kian menjulang, dari mulai kampus negeri hingga swasta, mereka para dosen mengabdi dari satu kampus ke kampus yang lain, namun ada yang mengejutkan, ternyata pengabdian dosen tidak sebanding dengan upah (gaji) yang di terimanya. 

Seperti penelitian yang di lakukan oleh Serikat Pekerja Kampus (SPK) di Jakarta mengungkapkan mayoritas dosen menerima gaji bersih kurang dari RP 3 juta pada kwartal pertama 2023. Termasuk dosen yang telah mengabdi selama lebih dari 6 tahun. 

Dari responden sekitar 76 persen dosen mengaku harus mengambil pekerjaan sampingan karena rendahnya gaji dosen. Pekerjaan itu membuat tugas utama mereka sebagai dosen menjadi terhambat, dan berpotensi menurunkan kualitas pendidikan. 

Ada yang lebih mengejutkan, dosen di universitas swasta, jauh lebih rentan terhadap gaji rendah, peluangnya 7kali lebih tinggi untuk menerima gaji bersih kurang dari 2 juta. Yaitu sebanyak 61 persen responden merasa kompensasi mereka tidak sejalan dengan beban kerja dan kualifikasi mereka. 

enurut anggota tim penelitian dan pengembangan SPK fajri siregar beberapa dosen merasa kurang di hargai, inilah yang mempengaruhi motivasi dan keterlibatan mereka dalam tugas dosen ujarnya melalui Zoom. Rabu 2 Mei 2024. (Tempo.co.id 3/5/2024).

Rendahnya gaji dosen juga menggambarkan rendahnya perhatian dan penghargaan negara atas profesi yang mulia ini. Oleh sebab itu, SPK mengharapkan kesejahteraan dosen dan pekerja kampus. Berharap dan mengimbau kepada pemerintah agar meningkatkan gaji pokok dosen, terutama bagi mereka yang berstatus pegawai negeri sipil. 

Dosen merupakan profesi mulia, mentransfer ilmu dan membangun karakter mahasiswa sebagai agen perubahan dan calon pemimpin masa depan, sudah selayaknya dosen mendapatkan penghargaan dan gaji yang cukup sebagai penunjang finansial kehidupan mereka.

Sehingga mereka tidak perlu memikirkan lagi mencari tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, dan mereka bisa fokus mendidik dan mengembangkan potensi dari mahasiswa / mahasiswi nya. Tidak ada lagi cerita dosen yang terjebak pinjol, ataupun berprofesi lainnya di luar kampus. 

Kapitalisme Menggerus Penghargaan Dosen 

Kapitalisme telah menggerus penghargaan atas jasa besar para dosen, dosen yang seharusnya mendapatkan gaji cukup namun dalam sistem kapitalisme ini tidak berharga, mereka harus tetap berjuang untuk menambal kekurangan dari gaji minim yang di dapatkan. 

Prinsip materi sebagai suatu hal yang berharga, dan yang terpenting adalah bagaimana banyaknya mahasiswa / mahasiswi di kampus tersebut, tanpa peduli nilai kualitas dari ilmu yang di berikan. Karena prinsip yang sebenarnya bertolak belakang dengan Islam dalam mensejahterakan para pendidik khususnya dosen. 

Islam Menghargai Ilmu 

Jika dalam prinsip kapitalisme materi dan manfaat adalah asasnya, berbeda dengan Islam, Islam menghargai ilmu dan menjunjung tinggi para pemilik ilmu, apalagi yang mengajarkan ilmu, terlebih posisi strategis dosen sebagai pendidik calon pemimpin peradaban masa depan yang mulia, pelajar atau mahasiswa mereka bergantung pada adanya seorang guru, dosen atau pendidik lainnya.

Karena ditangan merekalah generasi penerus menimba ilmu, karakter dan keperibadian. Maka di dalam islam profesi sebagai guru, dosen atau pendidik sangat lah di hargai karena islam mengajarkan hal tersebut seperti di dalam hadis

Hendaklah kamu semua memuliakan para ulama karena mereka itu adalah pewaris para nabi. Maka, siapa memuliakan mereka, berarti memuliakan Allah dan rasulNya (HR Al Khatib Al Baghdadi dari Jabir ra., Kitab Tanqihul Qaul).

Sejarah Islam mencatat bagaimana pemuliaan Islam terhadap dosen, guru ataupun pendidik lainnya.

Wallahu'alam Bisshawab.


Oleh: Ade Siti Rohmah 
Aktivis Muslimah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar